Magang Sebagai “Pekerja Kasar”? Apa, Sih, Manfaatnya?
- Feb 03, 2016
- Fatimah Ibtisam
Kerja magang sebagai barista, penjaga toko, kasir, SPG, atau pekerjaan “kasar” lainnya? Ih, ngapain capek-capek kerja jadi pekerja “blue collar” begitu? Kerjaannya disuruh-suruh pula! Lagian pekerjaannya ‘kan nggak ada sangkut pautnya sama jurusan kuliah, jadi nggak nambah ilmu, deh. Berasa percuma nggak, sih?
NGGAK, TUH!
Oke, sebelumnya, blue collar itu apa, sih? Blue collar adalah golongan pekerjaan yang bersifat “kasar” alias manual labor, misalnya pelayan restoran, cleaning service, pekerja bangunan, dan sejenisnya. Umumnya, pekerja blue collar nggak memerlukan pendidikan khusus untuk melakukan pekerjaannya.
Mungkin kamu merasa gengsi, ya, kalau harus magang di pekerjaan yang bersifat blue collar. Padahal sebenarnya ada banyak banget, lho, manfaat yang bisa didapat dari magang di pekerjaan blue collar, bahkan kalau pekerjaannya nggak nyambung dengan jurusan kuliah kamu (lain hal kalau pekerjaan magang blue collar-nya sesuai dengan kuliah kamu, ya. Misalnya, kamu kuliah jurusan perhotelan / kuliner, lalu kamu magang sebagai barista. Itu, sih, udah cucok).
Beberapa manfaat bisa kamu dapatkan dari magang di pekerjaan blue collar adalah:
1. Kecekatan. Umumnya, skill yang dibutuhkan dalam pekerjaan blue collar ini adalah kecekatan. Menerima order konsumsen, mengepak barang, melayani pelanggan, hingga bersih-bersih ‘kan harus dilakukan dengan efisien, teliti, dan cekatan. Ya, nggak? Dari tugas-tugas ini, kamu juga jadi belajar untuk fokus bekerja, meski harus multitasking.
2. Keluwesan menghadapi pelanggan. Pekerjaan blue collar dalam bidang pelayanan biasanya mengharuskan kamu berhubungan langsung dengan konsumen, dan hal ini cukup menantang, lho. Positifnya, pengalaman menghadapi konsumen ini akan sangat berguna saat kamu berkarier atau membuka usaha sendiri nanti.
Hal ini dirasakan banget oleh Sophia Amoruso, founder sekaligus CEO online shop sukses Nasty Gal serta penulis buku #GIRLBOSS. Sebelum membuka usahanya sendiri, Sophia sempat bekerja sebagai penjaga toko buku dan pelayan di beberapa tempat, dan ia mendapatkan banyak ilmu dari pengalamannya menghadapi pelanggan, seperti mendengarkan keluhan dan masukan mereka, serta selalu meminta maaf jika terjadi ketidaknyamanan di toko (meskipun bukan karena kesalahan pihak toko sepenuhnya). Semua ilmu ini ternyata sangat bermanfaat ketika Sophia merintis bisnisnya kemudian hari.
3. Pengalaman bekerja dari bawah. Dengan bekerja di pekerjaan-pekerjaan blue collar, kamu jadi tahu rasanya bekerja di posisi bawah. Dan ternyata, bekerja dari bawah, tuh, penting banget untuk sejumlah perusahaan.
Kabarnya, sih, sekarang ada banyak perusahaan yang mewajibkan karyawannya untuk merasakan kerja di entry level, misalnya sebagai penjaga toko atau barista mereka. Tujuannya agar mereka benar-benar tahu, bagaimana kondisi perusahaan di lapangan. Sebaliknya, mahasiswa yang magang di posisi entry level perusahaan tersebut bisa diangkat jadi karyawan tetap dengan peluang karir yang menjanjikan, lho. Kesempatan, tuh!
4. Ilmu yang nggak diajarkan di kampus kamu! Kamu tahu nggak gimana cara bersih-bersih yang cepat dan efektif? Meracik minuman blended? Menata pakaian supaya nggak gampang kusut? Direct selling ke ibu-ibu? (beda, lho, dengan direct selling ke anak muda!). Nah, “ilmu-ilmu” seperti itulah yang akan kamu dapatkan dari pekerjaan blue collar.
5. Belajar keluar dari comfort zone. Dengan menjalani pekerjaan blue collar, kamu jadi belajar keluar dari comfort zone. Kalau di kampus ‘kan status kamu adalah “MAHA”siswa alias siswa dengan “kasta tertinggi” yang bisa belajar sesuai bidang, leluasa mengemukakan pemikiran di kelas, hingga jadi raja di kantin. Namun ketika kamu bekerja sebagai penjaga toko atau pelayan, kamu akan bekerja di lingkungan yang berbeda dengan lingkungan kampus. Kamu pun jadi harus belajar beradaptasi untuk nggak lagi menjadi manusia dengan “kasta tertinggi”.
Jasa cleaning service Student Maid di Amerika Serikat, yang pekerjanya adalah mahasiswa. Psst, syarat untuk bekerja di sini adalah IP-nya harus di atas 3.5, lho!
6. Belajar lebih sabar. Pekerjaan blue collar juga bisa melatih kesabaran kamu dalam menjalani rutinitas. Kebayang nggak, sih, musti jagain toko selama 4-8 jam? Pegel, bray! Ketika awal-awal saya magang sebagai barista dulu, saya ngecek jam seiap 5 menit, pengen tahu kapan shift saya berakhir, hihihi!
7. Menghargai uang dan orang lain. Dengan magang di pekerjaan blue collar yang memang melelahkan secara fisik, kamu bakal lebih menghargai uang, karena kamu jadi paham bahwa mendapatkan uang itu nggak mudah.
Dan yang terpenting, kamu bakal jadi lebih berempati dan menghargai pekerja blue collar lainnya seperti kasir, office boy, penjaga toko, dan cleaning service yang selama ini kurang dianggap.
Menurut saya, manfaat-manfaat ini semua berharga banget. Menurut kamu gimana?
(sumber gambar: www.saltsha.com, www.studentmaid.com, www.guraru.org)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus