Balada Kuliah di Kampus yang Letaknya di Tengah Kota

oleh Nadia Fernanda

Sebagian mahasiswa—mungkin termasuk kamu—mengira tinggal di pusat kota, tuh, asyik banget. Apalagi mahasiswa yang lokasi kampusnya “jauh dari peradaban” dan nggak punya banyak fasilitas dan hiburan.

OK, sure, kampus-kampus yang terletak di tengah kota—terutama kota besar—memang menawarkan banyak fasilitas dan akses ke berbagai kebutuhan, mulai dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan hura-hura. Mau belanja belenji, tinggal koprol ke mall sebelah. Mau makan cantik, tinggal melenggang ke deretan kafe hip dan Instagramable. Mau hengot kekinian, tinggal datang ke berbagai event seru yang hadir setiap minggu. Tinggal pilih, Kakak!

Tapi sebenarnya, kuliah di kampus di pusat kota nggak selalu membawa kebahagiaan, lho. Justru kebahagiannya fifty-fifty, lah, dengan keasyemannya. Nggak percaya? Coba baca dan pahami dulu balada kuliah di kampus di tengah kota berikut ini!

Macet

macet

Kalau kampus kamu berada di pusat kota, jangan mimpi bisa berangkat ke kampus 5 menit sebelum kelas mulai, deh! Sedekat-dekatnya tempat tinggal kamu dengan kampus, mau ditempuh dengan jalan kaki pun, kadang-kadang kamu tetap aja telat, akibat macet yang nggak ketulungan. Gawat banget ‘kan, kalau dosen ngadain kuis di awal kelas, tapi kamu melewatkannya cuma gara-gara harus kejebak macet dulu?

Nggak hanya masalah pulang-pergi ke kampus. Mau jalan-jalan kemana pun kamu pasti harus berhadapan dengan jalanan yang semrawut. Belum lagi kalau harus lewat jalan tol. Beuuuh... ngantri di gerbang tolnya aja kadang menguji kesabaran. Tua di jalan deh, sob!

Polusi udara

Kota yang macet adalah kota yang volume kendaraannya tinggi, dan hal ini otomatis menimbulkan polusi udara yang tinggi juga. Apalagi sampai sekarang, polusi udara di Indonesia belum bisa dikontrol dengan baik. Udara segar, tuh, rasanya sulit banget dicari di tengah kota. Kalau pun ada taman kota yang asri, kadang kamu tetap mikir dua kali buat nongkrong di sana, berhubung taman-taman umum begitu suka penuh dengan preman sekitar!

Repotnya, lama-lama polusi bakal berdampak buruk ke tubuh. Selain itu, udara berpolusi juga membuat temperatur di sekeliling kamu naik sekian derajat, alias bikin gerah! Males banget, deh, gobyos keringatan kayak habis nyangkul di sawah, padahal cuma habis jalan kaki dari kampus ke tempat fotokopian.

Bising

bising

Selain polusi udara, polusi suara juga salah satu masalah di pusat kota. Penduduk kota besar, tuh, nggak pernah tidur kali, ya? Pagi sampai malem sampai pagi lagi on terus! Buat kamu yang memang suka keramaian, sih, pasti nggak masalah. Tapi buat yang suka sepi-sepi (kamu manusia apa makhluk astral?), hidup jadi nggak tenang! Ngerjain apapun jadi susah fokus, sehingga hasilnya nggak maksimal. Kalau minum air putih aja nggak fokus, apalagi kuliah?

Biaya hidup mahal

Ini adalah poin tersadis dari semuanya, terutama bagi para mahasiswa berkantong kering. Walaupun udah niat hidup hemat, dijamin, tinggal di pusat kota bakal tetap bikin kamu berasa diporotin kota sendiri! Segala hal jadi mahalan toyyiban kalau di kota besar. Malah semakin besar kotanya, semakin tinggi pula biaya hidupnya, mulai dari akomodasi, kebutuhan hidup sehari-hari, sampai makanan. Iya, dong. Pajak Bumi dan Bangunan ‘kan nggak murah, sob. Maka setiap kamu membayar sesuatu, kamu juga sebenarnya turut membantu si pemilik/penjual membayar pajak mereka. Itu juga kalau mereka pada rajin bayar pajak, ya...

FYI, harga kamar kos di pusat kota bisa dua kali lipat harga kamar kos di pinggiran kota, walaupun fasilitas keduanya sama persis. Daaan... kalau kamu bisa menemukan pecel ayam seharga di bawah lima belas ribu di pusat kota, itu artinya kamu baru saja menemukan keajaiban.

Memicu stres

biaya hidup tinngi

To sum it all up, tinggal di pusat kota besar memang lama-lama bisa bikin stres. Bayangin aja, kamu harus mengalami poin-poin di atas berulang-ulang, sampai otak serasa mau pecah! Sebelum stresnya bertumpuk dan malah menyebabkan hal-hal yang nggak diinginkan, jangan lupa perbanyak piknik, ya, gaes!

***

Sekarang jadi tahu, kan, bahwa kuliah di pusat kota itu nggak seseru di sinetron? Jangan kira kehidupan mahasiswa pusat kota lebih baik daripada mahasiswa di pinggiran, lho. Semuanya tergantung perspektif. Kuliah di tengah kota memang banyak keuntungannya, tapi menuntut banyak pengorbanan juga. Sedyap!

(sumber gambar: icsb.org, buzzfeed.com, yukpiknik.com, tumblr.com, giphy.com, elle.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1