Kenapa Saya Bersyukur Pernah Ikut Ekstra Kurikuler Debat Bahasa Inggris
- Mar 29, 2016
- Dian Ismarani
Saya termasuk orang yang senang banget menjalani ekstrakurikuler saya pas SMA. Kenapa? Ya, karena saya jadi dapat banyak gebetan pengalaman, dong. Apalagi karena saya memilih ekskul tersebut berdasarkan minat pribadi, jadi saya merasa happy dan nggak capek menjalaninya.
Ekskul apakah ituuu…?
Jawabannya adalah… ekstrakurikuler Debat Bahasa Inggris! Yap, selama tiga tahun di SMA, saya ikut ekskul Debat Bahasa Inggris.
Mungkin kamu pikir, wah, skill bahasa Inggrisnya Kak Iyank pasti cas cis cus, nih, sampai pede masuk ke ekskul berbasis bahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya dipakai buat debat pula!
Tetapi sebenarnya, saya gabung ke ekskul ini justru dengan kemampuan bahasa Inggris seadanya, lho, dan debat bahasa Inggris malah membantu saya meningkatkan kemampuan tersebut.
Selain meningkatkan skill berbahasa Inggris, berikut adalah alasan-alasan kenapa saya bersyukur banget sempat ikut ekstrakurikuler Debat Bahasa Inggris.
Ekskul Debat Bahasa Inggris bikin saya jadi rajin membaca dan terlatih menyusun pendapat dengan sistematis dalam Bahasa Inggris
Gimana, sih, pelaksaan latihan debat di ekskul debat Bahasa Inggris? Pertama, para anggota ekskul diberikan satu mosi alias usulan terhadap suatu hal. Misalnya, “We should give death penalty to the drugs dealer” (alias “Kita harus memberikan hukuman mati kepada bandar narkoba”). Dari mosi tersebut, kami harus menyusun argumentasi positif dan negatif dalam bahasa Inggris.
Waktu awal-awal gabung di ekskul ini, argumentasi saya pendek-pendek banget! Lalu pelatih saya bilang, supaya bisa menyusun argumentasi yang panjang, saya harus banyak membaca materi-materi yang berkaitan dengan mosi tersebut dulu. Dari koran kek, majalah kek, artikel di Internet kek, terserah.
Kalau sudah punya banyak bahan dari bacaan-bacaan tersebut, saya baru bakal bisa menyusun argumentasi yang panjang. Setelah itu, argumentasinya saya susun ke dalam bahasa Inggris dengan sistematis, agar pendapat saya mudah dipahami.
Ekskul Debat Bahasa Inggris melatih saya berbicara dalam bahasa Inggris di depan banyak orang
Setelah para anggota menyusun argumentasinya masing-masing dalam bahasa Inggris, kami akan diundi untuk menentukan posisi, siapa yang masuk ke dalam kelompok yang mendukung, siapa yang masuk ke dalam kelompok yang menolak.
Masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang pembicara. Pembicara pertama dan kedua bertugas menyampaikan dukungan sebanyak-banyaknya, sementara pembicara ketiga ketiga lebih banyak menyampaikan sanggahan dari argumentasi lawan. Itulah kenapa, dalam kelompok debat, Third Speaker alias pembicara ketiga biasanya lebih sering emosian! Hihihi.
Lalu, di hadapan tim lawan dan dewan juri, saya harus berbicara dalam bahasa Inggris untuk menyampaikan argumentasi yang sudah saya susun sebelumnya. Dulu, setiap harus “tampil” begini, saya nervous setengah mati! Tulisan di kertas rasanya hilang semua, sehingga ketika harus ngomong, otak saya langsung blank. Bawaannya pengen pulang dan pacaran sama bule aja melancarkan omongan dulu.
Tapi lama kelamaan, saya semakin terbiasa. Latihan setiap minggu pun bikin saya lebih santai. Tips dari teman saya, nih—anggap aja lawan, dewan juri, dan para penonton adalah keluarga kamu, supaya kamu bisa bicara dengan pede. Soalnya, families will believe whatever you say and still love you anyway, right?
Ekskul Debat Bahasa Inggris mengajari saya untuk kritis dan nggak egois di dalam tim
Banyak yang mengira anak ekskul debat harus pinter ngomong. Padahal berdebat bukan cuma sekedar ngemeng, gaes. It’s about listening too! Skill paling penting untuk berdebat justru bukan ngomong, tetapi mendengarkan. Kalau kamu bisa memahami sebuah pendapat dengan baik, kamu baru bisa bersikap kritis alias nggak menelan bulat-bulat pendapat tersebut. Apalagi kalau pendapatnya nggak didukung data akurat. Dengan demikian, ekskul ini mengajarkan saya mendengarkan dan menghargai hal-hal yang disampaikan lawan bicara saya dengan segenap hati.
Selain itu, karena ekskul ini adalah kerja tim, saya belajar untuk nggak egois dalam menyusun mosi. Kalau mau menonjol dalam tim, bukan berarti kamu harus menjatuhkan rekan kamu, lho. People work together, then success takes care of itself.
Selain tiga hal penting diatas, ekskul debat bahasa Inggris juga memberikan saya banyak kesempatan untuk jalan-jalan—misalnya dengan Ikut lomba ke berbagai daerah—mendapat banyak teman baru, dan memberikan saya keringanan saat harus bayar uang pangkal kuliah.
Hal-hal besar memang akan terjadi ketika kamu all out mengerjakan hal yang kamu sukai. So, do what you love, gaes!
(sumber foto: debate-central.ncpa.org, whbnews.com, parentscountdowntocollegecoach.com, motivationgrid.com, youtube.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus