7 Sikap yang Membedakan Anak Muda Amatir dan Profesional

Sering nggak, sih, kamu jadi malas bekerja sama dengan seseorang karena orang tersebut punya cap “nggak profesional”. Nah, sebetulnya apa sih makna kalimat tersebut? Apa yang membedakan anak muda dengan sikap amatir dan profesional? Yuk, kita bahas!

Kesuksesan di bidang apapun, misalnya ujian sekolah, menjalani perkuliahan, magang atau bekerja di sebuah perusahaan, nggak lepas dari komitmen untuk selalu bersikap profesional. Sikap profesional ini sering diibaratkan sebagai sikap bertanggung jawab dan punya inisiatif tinggi. Sikap profesional merupakan kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Makanya, nggak gampang untuk anak muda langsung memiliki sikap profesional.

Diolah dari situs Medium, ada beberapa sikap dasar yang membedakan karakter amatir dan profesional. Nah, kalau kamu mau punya sikap profesional di bidang apapun, coba patahkan kebiasaan yang sering dilakukan para amatir berikut ini:

Amatir hobi menunggu, profesional mencari tahu dan mengambil tindakan

Kalau kamu pernah baca tulisan tentang satu sikap yang membedakan orang sukses dengan kebanyakan orang lainnya, kamu pasti mengerti bahwa inisiatif atau sikap proaktif bisa membawa seseorang menuju kesuksesan.

Misalnya, ketika kamu menjalani hari pertama sebagai anak magang, kamu bisa bertanya apa yang bisa kamu bantu atau apa yang harus kamu lakukan. Kamu segera bertindak dan nggak menunggu perintah. Karakter profesional bisa terlihat dari sikap yang satu ini, gaes.

Amatir pengen buru-buru mencapai target, profesional pengen mencapai target dengan lebih baik

Mengerjakan proposal asal-asalan? Atau menyusun skripsi tanpa data akurat? Amatir selalu terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu. Pokoknya asal kelar, deh. Kalau udah kelar, move on ke pekerjaan berikutnya. Nah, inilah sikap yang harus kamu kalahkan.

Profesional NIAT dalam mengerjakan segala sesuatu. Mereka punya keinginan untuk mencapai target dengan hasil terbaik. Usaha yang dilakukan sudah pasti lebih besar daripada para amatir. Makanya banyak pepatah bilang, usaha nggak akan pernah mengkhianati hasil!

Amatir berlatih sampai dia menguasai hal tersebut, profesional nggak pernah berhenti belajar

Baik amatir maupun profesional sama-sama berlatih dalam menguasai suatu hal. Tapi, bedanya amatir berhenti belajar begitu mereka merasa bahwa mereka sudah menguasai hal tersebut. Keinginan mereka untuk mendalami suatu keahlian hanya sampai permukaan aja, gaes. Sementara profesional nggak akan pernah berhenti belajar.

Amatir bangga ketika dia mencapai mimpinya, profesional bersabar membangun jembatan menuju mimpi tersebut

Banyak cara mewujudkan mimpi. Amatir seringkali memakai cara-cara instan dan langsung bangga sama hasilnya. Misalnya, dua anak muda sama-sama bermimpi kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Anak muda yang amatir mencari celah agar bisa mendapat beasiswa dengan koneksi keluarga. Sementara mereka yang profesional berusaha menyusun essay berminggu-minggu.

Dua-duanya mungkin aja mendapat beasiswa ke luar negeri. Tapi jembatan yang dibangun oleh profesional untuk meraih mimpinya jauh lebih keren, sob!

Amatir takut gagal, profesional justru berharap dia menemukan kegagalan dan belajar

Mereka yang amatir selalu ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. Hal ini terjadi karena mereka takut sama kegagalan. Bagi mereka, kegagalan adalah aib yang berat untuk ditanggung. Sementara profesional melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar.

Amatir membangun image, profesional membangun hasil

Bagi seorang profesional, portfolio karya jauh lebih penting daripada sekedar image. Mereka nggak malu bertanya jika kesulitan, nggak sungkan berbagi ketika ada yang membutuhkan informasi. Profesional percaya bahwa dengan kesederhanaan dan kerja keras, orang lain akan selalu memperhatikan usaha kita.

Amatir ingin mendapat pujian, profesional ingin diingat

Nggak salah kalau kamu ingin mendapat pujian setelah bekerja keras dan menghasilkan sebuah karya. Masalahnya, kadang kita hanyut dalam pujian tanpa memikirkan bahwa sebetulnya yang paling penting adalah kita diingat oleh orang-orang di sekeliling kita atas hal-hal yang kita lakukan.

Itu kenapa banyak profesional nggak setengah-setengah dalam bekerja. Bagi mereka, karya atau pekerjaan mereka haruslah diingat oleh orang lain. Karya tersebut harus bisa membawa makna dan berdampak besar. Pujian merupakan bonus dan bukan tujuan utama.

 

(Sumber gambar: theetiquettenetwork.com, thestartersclub.com, neverstoplearninghub.files.wordpress.com, mtdtraining.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1