Pengalaman Bekerja di Balik Panggung Fashion Week Indonesia

Saya bukan desainer, stylist, apalagi model. Saya hanyalah pekerja kreatif di sebuah media. Dan ternyata job desc pekerja kreatif itu bisa luaaasss banget, termasuk terlibat dalam event seperti fashion week. Selain itu, event seperti fashion week juga membuka kesempatan untuk kru magang.

Saya beberapa kali terlibat di pekan fashion, sebagai tim di balik layar. Tentunya, ini memberikan pengalaman baru buat saya, termasuk beberapa hal yang nggak terduga.

Simak cerita saya!

1. I’m short-ish.

Untuk orang Indonesia, sebenarnya tinggi badan saya yang sekitar 162 cm tergolong standar. Tetapi di antara para model catwalk, saya merasa bantet, eh mungil, deng. Soalnya rata-rata model-model tersebut tingginya di atas 170 cm.

Ditambah lagi, saat show, mereka sering mengenakan high heels. Makin tenggelam, lah, saya dan kebanyakan teman-teman kru yang bertugas di antara puluhan model tersebut.

2. Modelling itu berat, sob!

Kamu mungkin berpikir kalau bekerja sebagai peragawan dan peragawati itu enak banget. Dandan kece, pakai baju bagus, tinggal lenggak-lenggok di catwalk, eh, bisa dapat penghasilan yang lumayan.

Do you know dalam sebuah acara fashion week, para model itu harus standby dari pagi-pagi buatbahkan dari Subuhuntuk blocking (menyesuaikan gerakan dengan panggung catwalk), latihan koreografi, dan gladi resik?

jakarta fashion week

Belum lagi ketika deretan show berlangsung, acaranya bisa non-stop hingga malam. Antara fashion show, ganti baju, ganti makeup dan hairstyle/hijab style, pakai baju berikutnya, trus lanjut show lagi. Begitu terus sampai selesai. Cwapekkkk!

Belum lagi kalau ada sepatu yang bikin kaki sakit wuarbiayasak, baju yang nggak nyaman, jarum pentul yang nusuk kulit (yup, agar baju kelihatan oke, di baliknya bisa ada sejuta jarum pentul dan peniti), hingga aksesoris  dan tatanan rambut yang kadang bikin kepala sakit dan puyeng. Semua itu harus dijalani selama satu minggu.

Bagi saya, modelling merupakan pekerjaan berat, yang menuntut ketahanan fisik.

3. Model = daya tangkap cepat + ingatan kuat + manner

Karena bertanggung jawab di backstage, saya pun mengikuti kegiatan para model. Dalam sehari, mereka bisa kebagian 5 show, dan masing-masing show menampilkan tema, blocking, koreografi, dan urutan model yang berbeda-beda.

Mereka harus bisa mengerti, hafal, dan menjalankan arahan blocking dan koreografi SAAT ITU JUGA, alias saat sesi blocking dan gladi resik. Artinya, seorang model harus smart, gercep (gerak cepat), mikir cepat, punya ingatan kuat, dan tahan mental.   

Kalau rada lemot, yah, bisa diteriakin sama koreografer atau show coordinator. Or worse, nggak akan dipakai di fashion show lagi. Jadi, kata siapa cewek-cewek cantik itu biasanya lemot? Hih.

Oya, seorang model nggak bisa berharap juga bisa bebas cekakak-cekikik, selfie, dan update medsos selama gladi resik atau menjelang fashion show. Kecuali kalau aksi-aksi itu adalah bagian dari show. You’re working, not on a picnic!

fashion week

Manner alias perilaku model juga penting banget. Kalau dianggap nggak sopan oleh desainer atau show director, karier seorang model bisa kelar, lah!

4. Bukan model biasa.

Model-model yang saya temukan selama bertugas di fashion week adalah stereotype para model: jangkung, langsing, masih muda, kaki jenjang, dan dada bidang untuk para cowok.

Cuma ada juga model yang “nggak biasa” karena nggak memenuhi kriteria di atas.  Nah, mereka itu adalah muse alias sosok yang menginspirasi si desainer, dan biasanya merupakan public figure, seperti misalnya Oki Lukman, Indy Barends, Aming hingga seleb senior. Para muse ini juga ikutan tampil bak supermodel di panggung.

fashionweek

5. Backstage: chaos!

Gimana, sih, suasana di backstage fashion week? Wihhh, sibuk dan ruwet. Hihihi… Habisnya para model, desainer, dan kru event harus mempersiapkan segala sesuatunya dalam waktu singkat.

Belum lagi kalau ada sesi ganti baju di backstage. Hal-hal seperti ketusuk peniti, keseleo, kru lari-larian, aksesoris dan baju yang terselip trus bikin panik adalah pemandangan biasa! Tapi yang jelas, semua chaos ini harus “menghilang” di atas panggung. The show must go on, gaes!

(sumber gambar: astroawani.com, sindonews.net, si.wsj.net)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1