Saat Diwawancara Kerja, Tanyakanlah Pertanyaan-Pertanyaan Yang “Penting”!

Oleh Hanifa Ambadar, co-founder dan CEO dari Female Daily Network, sebuah perusahaan online yang fokus kepada dunia wanita, utamanya parenting dan kecantikan.

Saat diwawancara kerja, tentunya kamu harus siap ngejawab berbagai macam pertanyaan dari interviewer. Bahkan kadang dari beberapa interviewer sekaligus.

Tetapi selain siap untuk ditanya, tau nggak bahwa kamu juga harus siap bertanya?

Dan seharusnya, kamu memang punya banyak pertanyaan. Kenapa? Lah, ini calon tempat kerja kamu, lho, dimana kamu akan menghabiskan banyak waktu dan mencurahkan banyak tenaga selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun ke depan.

Kalau kamu nggak ada rasa penasaran terhadap calon tempat kerja kamu, jangan-jangan kamu sebenarnya nggak peduli? Nggak excited untuk kerja disitu? Perusahaan bisa mikir gitu, lho!

Trus, sebaiknya nanya apa aja?

Kebetulan saya baru mewawancarai beberapa kandidat pekerja untuk perusahaan saya, jadi isu ini masih fresh banget di kepala. So, here goes.

Pada dasarnya, kamu bisa bertanya tentang apapun. Misalnya, di Female Daily Network, kami terbuka banget, malahan agak narsis, hehehe. Jadi kami juga senang sharing.

Tapiii bukan berarti ‘asal’ nanya, ya! Pertanyaan kamu mesti yang pinteran dikit, bukan yang gampang didapat jawabannya dari Google. Nanti ketauan banget kamu nggak riset. Jadi jangan sampai nanya, “Kalau Female Daily sama Mommies Daily itu satu perusahaan nggak, sih?” Errr…

(by the way, jawabannya IYA, satu perusahaan. Cukup dengan sekali main ke website Female Daily, hal ini udah terpampang nyata banget, deh…)

Trus, jangan—JANGAN—tanya office hours perusahaannya dari jam berapa sampai jam berapa. Sejujurnya, pertanyaan ini bikin ilfil banget.

Kenapa? Soalnya…

Pertama, kalau perusahaannya punya jam kerja yang absurd—misalnya, para pegawainya harus bergantian lembur malam atau harus travelling selama 2 minggu setiap bulannya—atau punya kebiasaan-kebiasaan lain di luar jam kerja normal, pasti udah diumumin dari awal, lah. Mungkin malah diumumin di halaman job opening-nya. Coba cek lagi, deh.

Kedua, untuk di Female Daily Network, kandidat yang ngelamar kerja ke kami seharusnya udah paham bahwa kami adalah kantor media dengan jumlah artikel harian yang nggak banyak. Bisa dihitung dengan jari, lah. Bukan seperti Detik yang nge-publish artikel baru setiap jam sepanjang hari.

Kantor kami juga nggak seperti minimarket 24 jam, dimana pekerjanya harus selalu kerja shift-shift-an.

Apalagi kami selalu mengklaim bahwa Female Daily Network adalah perusahaan yang mommies-friendly, alias ramah kepada pegawai ibu-ibu yang juga harus ngurus keluarga di rumah.

Jadi, kebayang, ya, jam kerja kami pastinya nggak terlalu mengikat. Bisa dikira-kira, lah, bahwa office hours kami nggak jauh-jauh dari 9-to-5.

Ketiga, emang segitu pentingnya, ya, nanyain soal jam kerja di saat wawancara? Kamu sedang ngobrol dengan orang-orang yang punya jabatan tinggi, lho. Nggak ada pertanyaan lain, yang nggak bisa dijawab sama OB?

Keempat, nanya soal jam kerja bikin kamu keliatan perhitungan dan cuma mau kerja di saat jam kerja aja. Kesannya kamu nggak bersedia untuk kerja lebih keras dan punya inisiatif menyelesaikan pekerjaan, meski di luar office hours.

Jadi skip aja, deh, pertanyaan soal jam kerja, kalau kamu ingin memberikan kesan baik saat wawancara.

Trus, contoh pertanyaan lain yang boleh di-skip adalah: “Posisi ini untuk mulai kapan?” Duh, KEMAREN, tau nggak :D Kebanyakan perusahaan tuh nggak merekrut orang untuk berbulan-bulan ke depan, you know. Mereka merekrut orang untuk mulai kerja secepatnya.

Jadi pertanyaan-pertanyaan apa, dong, yang bagus untuk ditanya?

Sebenarnya banyak, tetapi bobot pertanyaan kandidat ‘kan disesuaikan dengan pengalaman kerja masing-masing. Sebagai gambaran, pertanyaan yang bagus dari fresh graduates belum tentu juga “bagus” kalau ditanyakan oleh yang pernah kerja sepuluh tahun.

Untuk fresh graduates, boleh, lah, kasih pertanyaan seperti, "Business model-nya Female Daily seperti apa, sih?" Tetapi kalau kamu udah punya pengalaman kerja dan melamar untuk posisi sales, sih, jangan sampai nanya pertanyaan ini, ya.

Kamu juga bisa tanya tentang pelatihan, budaya perusahaan, rencana-rencana perusahaan ke depannya. Bisa juga tentang orang yang sebelumnya mengisi posisi yang kamu lamar, misalnya, kenapa dia pindah, apa yang perlu kamu lakukan untuk perform lebih baik dari dia, tanya-tanya tentang project yang sedang dipegang oleh timnya, dan lain sebagainya.

Banyak ‘kan?

There are a lot to ask, actually. So amuse us!

(sumber gambar: Careerealism, Linkedin)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 19 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1