Alasan dan Filosofi Di Balik Seragam Ketat IPDN (dan Sekolah Kedinasan Lainnya)
- Oct 12, 2016
- Laila Achmad
Pernah nggak kamu papasan sama para praja (siswa) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)? Mungkin pernah, ya. Nah, apa, sih hal pertama yang menangkap perhatian kamu?
Pasti seragamnya yang ketat!
Yap, seragam praja IPDN berwarna coklat tersebut—yang bernama Pakaian Dinas Harian alias PDH—memang biasanya mencuri perhatian rakyat-rakyat non-IPDN, karena kok ya pas badan banget? Sudah lama saya penasaran dengan hal ini. Apalagi mayoritas praja IPDN adalah laki-laki, yang biasanya nggak suka baju cenderung ketat.
Beberapa bulan lalu, sebuah blog pribadi bernama bennyrhamdani.com sempat ngobrol dengan beberapa purna praja IPDN, dan terungkaplah jawabannya.
Ternyata, dalam Permendagri No. 46, memang ada peraturan tentang Peraturan Tata Kehidupan Praja (Petadupra). Salah satu aturannya adalah, pakaian harus menyesuaikan dengan bentuk badan.
Jadi, memang ada aturan bakunya, gaes, bukan karena para praja ini centil banget ingin pamer bodi!
Saya sudah menduga hal ini, sih. Kalau bukan karena aturan, masa’ ratusan anak IPDN pada kompak suka baju ngepas semua? Selera ‘kan pasti berbeda.
Dan jangan salah, gaes. Institusi yang memberlakukan seragam pas badan ini bukan hanya IPDN, tetapi banyak perguruan tinggi kedinasan lainnya. Misalnya perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah kementrian pertahanan (TNI), AKPOL, dan sebagainya.
Siswa Universitas Nurtanio Bandung, yang berada di bawah TNI
Alasannya apa, sih? Youthmanual belum sempat bertanya langsung kepada pihak sekolah kedinasan langsung, tetapi katanya, sih, alasan utamanya adalah karena kerapihan.
Jadi, seragam seorang praja memang harus tampak selalu rapih dan elegan, nggak boleh ada lipatannya, apalagi kelihatan kusut.
Salah satu caranya adalah dengan membuat seragamnya jadi pas menempel di badan, supaya nggak kusut kemana-mana walaupun sang praja habis duduk lama, atau banyak bergerak.
Soal kerapihan, seragam sekolah kedinasan memang nggak ada matinya, deh. Lihat, dong, lipatan lis celananya yang selalu super tajam, setajam silet!
Walaupun begitu, seragam ini sebenarnya nggak boleh terlalu ketat juga. Harus agak dilonggarkan di bagian perut dan lengan, supaya badan masih enak bergerak dan nggak pengap.
Bahkan kalau seragam yang dipakai praja mulai dirasa nggak nyaman, pihak IPDN tetap membolehkan praja untuk menyesuaikan. "Seragam IPDN awalnya memang jatah dari kampus. Tapi berikutnya bisa jahit sendiri," ujar Aris Ratu Djaga, seorang purna praja IPDN Jatinangor lewat blog bennyrhamdani.com.
Alumni-alumni IPDN yang diwawancara di situs bennyrhamdani.com nggak pernah merasa keberatan atau terganggu dengan PDH yang ketat begini. Malah mereka merasa…
1. Termotivasi. Maksudnya, termotivasi untuk membentuk badan jadi lebih bagus. Soalnya kalau buncit dikit, jadi kelihatan banget, sob! “Badan bagus kan nggak cuman milik polisi dan tentara. Sipil juga bisa,” kata Rakha.
2. Percaya diri. Soalnya, mereka merasa PDH ini membuat mereka tampak rapi, enak dilihat, dan gagah. "Karena [PDHnya] enak dipandang dan elegan, saya jadi percaya diri," kata Putut Kristiawan, seorang praja di IPDN Jatinangor
3. Mudah mengontrol berat badan. "Jadi kalau pakaian jadi terasa sempit, artinya berat badan mlai naik tidak terkontrol," ujar Aris Ratu Djaga.
Aris Ratu Djaga
Sebenarnya, seragam IPDN bukan cuma PDH, lho. Ada banyak seragam IPDN lainnya. Tetapi PDH memang jadi identik dengan praja IPDN, karena paling sering dipakai. Makanya, banyak praja IPDN yang menyebut PDH ini sebagai “seragam sakti”.
Kerennya lagi, PDH punya makna filosofis di setiap unsurnya. Apa aja? Cek, gaes!
1. Muts
* Warna dasar Muts adalah biru, melambangkan bahwa seorang praja harus berfikiran seluas langit.
* Pada Muts terdapat lis berwarna kuning, melambangkan bahwa seorang Praja adalah seorang calon perwira pemerintahan. Ketika lulus nanti, dia akan langsung diangkat menjadi PNS golongan III/a.
2. Kewiraan
* Di sisi kiri Muts, terdapat lambang kewiraan. Kata kewiraan berasal dari kata wira yang berarti satria, patriot, pahlawan. Setelah mendapat imbuhan ke- dan –an, kata ini dapat diartikan sebagai kesadaran, kecintaan, kesetiaan, dan keberanian membela Indonesia.
Dengan begitu, pendidikan kewiraan bisa diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela Indonesia.
* Lambang kewiraan terletak di sisi kiri atas Muts, melambangkan bahwa seorang praja harus mempunyai jiwa kesatria yang selalu siap sedia menghadapi persoalan.
3. Dek / Pangkat
* Dek terletak di pundak PDH. Artinya, seorang praja memikul tanggungjawab yang besar di pundaknya.
* Setiap tingkatan praja memiliki jumlah bintang Baskara yang berbeda di deknya. Maka semakin tinggi tingkat dan pangkat seorang praja, semakin besar pula tanggung-jawab yang dipikulnya.
4. Monogram IPDN
Monogram IPDN terletak di atas kerah baju PDH. Monogram ini menandakan identitas dari IPDN.
5. Papan nama
Papan nama seorang praja disematkan di atas saku kanan PDH. Warna latar papan nama adalah hitam, dan tulisan namanya berwarna putih. Hal ini menandakan bahwa nama seorang praja harus bersih di atas hukum.
6. Lambang Korpri
* Lambang Korpri disematkan di atas saku kiri baju PDH. Lambang Korpri menandakan bahwa selama pendidikan, seorang praja telah diangkat sebagai CPNS golongan II/a yang taat pada Panca Prasetya Korpri.
* Lambang Korpri dan papan nama tidak disematkan sejajar. Lambang Korpri harus disematkan sedikit lebih tinggi dari papan nama. Artinya, seorang praja harus lebih mementingkan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadinya.
7. Bordiran lambang IPDN
Bordiran lambang IPDN terletak di lengan kiri baju PDH. Hal ini menandakan identitas lembaga IPDN.
8. Baju dan celana
* Baju dan celana PDH berwarna coklat, seperti warna tanah. Artinya, seorang praja harus berjiwa sosial dan kerakyatan tanpa memandang pangkat.
* Celana praja harus pas badan, tetapi melebar pada ujung kaki (maksimal 24 cm). Artinya, praja harus teguh pada prinsip, tapi fleksibel pada implementasi.
* Celana yang melebar ke bawah ini juga bisa diartikan bahwa praja harus dapat menjaga ketat peraturan, tetapi juga bisa santai bersosialisasi dengan bawahan dan lingkungan.
9. Tali ikat pinggang dan gesper
Tali ikat pinggang praja yang berwarna hitam menandakan seorang praja terikat oleh hukum. Di atas gesper juga terdapat lambang IPDN, sebagai identitas lembaga.
10. Sepatu
Sepatu PDH praja berwarna hitam, artinya, seorang praja berdiri di atas hukum.
(sumber gambar: ntb.ipdn.ac.id, sumbar.ipdn.ac.id, joeliyannoer.blogspot.com, sebandung.com, bennyrhamdani.com, nurhakimramdani.blogspot.co.id)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus