Mengenal Sindrom Kelainan Makan dan Cara Agar Terhindar Dari Sindrom Tersebut

Gaya hidup sehat lagi digadang-gadang banget, ya, gaes. Tengok aja akun Instagram para artis, selebgram, maupun anak-anak muda rakyat jelata (hihihi). Pasti ada foto-foto yang merefleksikan gaya hidup sehat, mulai dari foto green juices sampai foto kegiatan olah raga pilihan. Hashtag unik seperti #pertemanansehat serta online shop makanan-minuman sehat pun makin bejibun.

Kalau kamu termasuk yang begitu, benar nggak, nih, kamu pengen hidup sehat? Atau sebenarnya pengen kurus aja? Malah jangan-jangan, usaha kurus kamu sudah berlebihan, sehingga nggak sehat lagi. Wah, waspada, gaes. Salah-salah, kamu bisa terjebak dalam pola kelainan makan atau eating disorder.

Apa, sih, eating disorder itu?

Ashley Kula, Community Relations and Development Specialist di lembaga Rock Recovery, mendeskripsikan eating disorder sebagai perilaku yang nggak normal dalam menyikapi makanan. Misalnya, membatasi makanan, makan berlebihan tapi trus, memuntahkannya kembali, menggunakan pil diet tanpa anjuran dokter, sering ngaca berlama-lama untuk mengkritik tubuh sendiri, olahraga berlebihan, menghawatirkan kalori di setiap makanan yang dimakan, dan sebagainya.

Sementara Christie Dondero, Executive Director di lembaga yang sama bilang, eating disorder itu sikap menjadikan makanan sebagai fokus utama dalam hidup. Nggak masalah kalau kamu memperhatikan asupan makanan, tapi bakal jadi masalah kalau kamu “lebay” dan serba parno sama segala yang kamu makan.

Menurut data statistik terbaru dari National Eating Disorder Association, ternyata orang yang paling rentan mengalami eating disorder adalah anak-anak muda seumuran mahasiswa. Sebanyak 95% penderita eating disorder berusia 12-26 tahun, lho, gaes! Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 75% mahasiswa—terutama cewek—doyan mencoba macam-macam diet, sementara 25% sisanya suka memuntahkan kembali makanan mereka, demi tetap kurus.

Ternyata jenis eating disorder ada macam-macam. Apa aja?

1. Anorexia Nervosa Sebuah kelainan yang menyebabkan penderitanya merasa bahwa dirinya gemuk banget, walaupun seringkali pada kenyataannya, dia sebenarnya sudah kurus. Porsi makanan penderita Anorexia Nervosa biasanya sedikiiiiit sekali, dan mereka cuma mau makan makanan jenis tertentu. Mereka juga bakal langsung panik kalau dibilang gendutan.

Efek awal dari Anorexia Nervosa adalah gangguan menstruasi. Efek lanjutannya adalah densitas tulang jadi menipis (osteopenia atau osteoporosis), rambut dan kuku jadi rapuh, kulit jadi kering dan berwarna kekuningan, bulu halus tumbuh di seluruh tubuh, sembelit, tekanan darah rendah, pernafasan dan detak jantung melemah, kesuburan menurun, otak rusak, suhu tubuh turun, dan sebagainya. Seram, ya?

2. Bulimia Nervosa Sebuah kelainan yang menyebabkan penderitanya sering mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat banyak, tapi trus dikeluarkan secara paksa juga, entah dimuntahkan atau dengan pencahar. Penderitanya juga kadang berolah raga berlebihan, demi kurus.

Gejala penderita Bulimia Nervosa adalah tenggorakan sakit dan bengkak, pembesaran kelenjar ludah di leher dan rahang, gigi dan gusi sensitif karena sering terkena asam lambung, mengalami gangguan pencernaan, iritasi saluran pencernaan, dehidrasi, ketidakseimbangan cairan elektrolit tubuh seperti kalsium, sodium, potasium dan mineral lainnya yang dapat memicu serangan jantung dan stroke.

Aktris Lindsay Lohan yang pernah mengalami Bulimia

3. Binge-eating Disorder Sebuah kelainan yang menyebabkan penderitanya nggak bisa mengontrol napsu makan mereka, sehingga dia terus-terusan makan secara berlebihan. Nggak seperti penderita Anorexia dan Bulimia, setelah makan banyak, penderita Binge-eating Disorder nggak “membalas”nya dengan olah raga atau puasa. Efeknya so pasti obesitas alias kegemukan.

Penderita kelainan ini juga umumnya merasa malu, stres, dan bersalah setelah makan banyak. Trus, karena stres, pola makan mereka malah makin nggak terkontrol. Jadinya lingkaran setan, ya!

Demi Lovato pun sempat mengalami Binge-eating Disorder, sampa harus masuk pusat rehibilitasi

Trus, gimana cara menyikapinya?

Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah mengedukasi diri kamu sendiri tentang eating disorder. Bagi kebanyakan penderita, eating disorder bukan pilihan, lho. Awalnya mereka cuma kepengen menurunkan atau menaikkan berat badan sedikit, tapi kemudian malah bablas. Mereka terjebak masa lalu rasa takut terhadap makanan, dan nggak memikirkan kesehatan.

Selain itu, kamu harus pinter-pinter pilih teman nih, sob. Bergaul boleh seluas-luasnya, tapi jangan sampai terpengaruh geng “it girl” di kampus, lantas menjadikan standar body kece sebagai patokan segala-galanya. Pokoknya yang penting sehat dulu, deh. Bodi keren, tuh, bonus!

Para penderita eating disorder biasanya harus melakukan terapi agar bisa sembuh sepenuhnya, yaitu terapi psikis untuk membangun rasa penerimaan diri, serta terapi fisik untuk mengembalikan berat badan ideal dan keseimbangan nutrisi.

(sumber foto: bulimia.com, merca20.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1