Ingin Kuliah dan Karir Lebih Kinclong? Stop Bergosip!

Dari sekian banyak tips yang pernah saya berikan disini, kayaknya ini tips yang paling sulit saya jalani: how to stop gossiping.

Apa sih, yang termasuk ngegosyip? Intinya sih, ngomongin orang lain di belakang mereka. Talk behind their back. Kalau behind the stone, sih, udang dong? ‘Kan ada udang di balik batu *krik, krik*

Subjek gosipnya bisa seleb, teman, temannya teman, pacar, mantannya pacar (eaaa!), tetangga, atau siapapun. Yang diomongin bisa berupa rumor yang belum jelas kebenarannya, maupun fakta. Pelakunya? Ya, kita-kita, cewek maupun cowok. Yes, boys also gossip.

Nggak ada bilang kalau ngegosip itu bagus. Tapiiii, apa daya, dorongan untuk bergunjing sehari-hari begitu besar, soalnyaaa…

  • Emang selalu nemu aja orang yang gaya, kelakuan, dan medsosnya bikin gateeel pengen ngomongin. Yekaaan?

  • Ngegosip bikin kita akrab dengan rekan-rekan pergosipan. Rasanya ngegosip bareng itu semacam ice breaker, ya? Cocok, nih, jadi program team building di kampus atau kantor!

  • Gossiping makes us feel better about ourselves, karena ngegosip berarti membahas kekurangan orang lain.

  • Ngegosip bikin lega, saat kita punya uneg-uneg terhadap seseorang.

  • Ngegosip bisa memenuhi rasa kepo. Pingin tau aja, kenapa si anu bisa anu-anu sama si anu? Nah, lho!

Trus, kalau ngegosip sebegitu sip-nya, kenapa harus distop?

Di antaranya, karena bergosip ngaruh untuk KULIAH dan KARIR kamu... in a NEGATIVE way. Yang awalnya sekadar ngomongin orang, pada akhirnya bisa muncul intrik-intrik lain yang nggak penting, lho. Hal-hal seperti ini bisa bikin suasana di kampus atau di kantor jadi nggak enak.

Menurut pimpinan perusahaan riset bisnis Cognolink, Cristin Sturchio, ngomongin orang memang terkesan sepele, tetapi sebenarnya membahayakan karir karena kita bisa dicap biang gosip dan nggak bisa dipercaya, walaupun sebenarnya kita hanya jadi pendengar. Apalagi waktu kerja kita jadi kebuang untuk bergosip.

Trus, bergosip juga bisa bikin kita menganggap diri sendiri paling hebat, karena kita membandingkan diri dengan (sisi minus) orang yang digosipin. Padahal bisa aja anggapan tersebut hanya haluuuusinasyen. Bahaya, ‘kan?

Jadi gimana, dong?

Ternyata menyetop kebiasaan bergosip nggak lebih sulit daripada menyetop Kopaja, kok. Ini jurusnya!

PERTAMA, sebisa mungkin jauhi orang yang lagi ngegosip. Jarak minimalnya 7.5 meter, lah! Soalnya aktivitas ngomongin orang itu semacam menular akut, ya. Langsung bikin pengen ikutan nimbung. Supaya lebih terlindungi, sumpel telinga kamu dengan earphone, jadi kamu nggak tergoda buat dengerin gosipnya.

Kalau kita dipanggil atau diajak ngegosip gimana? Bikin alasan untuk menghindar, atau kasih jawaban ngeles. Misalnya:

A: “Tau nggak, si B kemarin bikin masalah lagi? Semua orang jadi pada sebel, lho, sama dia? Udah denger ceritanya belum?”

Kamu: “Belum, tapi gue udah denger lagu barunya Charlie Puth. Bagus, lho!”

KEDUA, kalau kamu nggak tahan ingin ngomongin orang, oke, ngegosip aja, tapi subjeknya adalah tokoh-tokoh film atau serial fiksi. Nggak kalah seru, lho, sama ngebahas tokoh beneran. Misalnya, kenapa sih, Sansa Stark (Game of Thrones) gitu amat anaknya? Trus, apa kabar bronemy (brother tapi enemy) Andre, Jamal, dan Hakeem Lyon (Empire)? Belum lagi cerita-cerita tentang si Mbak dan Mas di serial Turki. Beuh, seru!

KETIGA, daripada ngomongin orang lain, coba ngomongin diri sendiri aja. Selain bisa jadi ajang promosi potensi, kali aja kamu jadi ditawarin proyek seru oleh teman yang terkesan dengan cerita-cerita kamu, atau malah jadi dapet pacar baru! Risikonya, orang lain bisa eneg, sih, kalau keseringan dengar kisah kamu. But hey, mendingan ngomongin diri sendiri (yang sudah jelas faktanya) daripada ngejelek-jelekin orang lain (yang belum jelas kebenarannya).  

KEEMPAT, alihkan keinginan bergosip kamu ke kegiatan/hal lain. Setiap bibir gatel ingin ngomongin orang, langsung sibukkin diri sendiri! Baca buku kek, ngitung mundur dari 100 kek, yoga kek, maen sama kucing kek, nelpon gebetan kek, nimba air di sumur kek. Pokoknya apa aja.

KELIMA, kalau kamu ingin ngomongin seseorang karena memang punya masalah dengan dia, atau karena kamu nggak tahan dengan kelakuannya, be brave. Hadapi langsung si oknum, one on one. Sampaikan hal-hal yang nggak kamu sukai darinya. Lagian kalau kamu cuma kasak-kusuk ngomongin di belakang, masalahnya nggak bakal beres.

***

Cobain, deh, lima jurus tadi. Dijamin bakal kaya raya! Nggak deng. Tapi hidup, kuliah dan kerja kamu bakal lebih tenang tanpa gosyip. Setuju?  

 

(sumber gambar: Aliexpress Instinc Magazine Younger Entertainment Mag, Daily bismun, Cosmopolitan)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 3 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 4 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 4 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1