Mengenali Berbagai Jenis Penipuan Pemasaran dan Cara Menghindarinya

Kasus penipuan sampai saat ini masih marak banget terjadi di lingkungan kita. Nggak jauh beda dengan berita hoax, pasti adaaa aja yang masih “kena” sama penipuan yang jelas-jelas, well, palsu abis.

Salah satu penipuan paling simpel namun gampang menjerumuskan orang-orang gullible alias naif (bukan nama grup band, ya. Zzzzz) adalah penipuan pemasaran. Emang, sih, para pemasar di luar sana bakal melakukan apa aja untuk dapat membuat produknya diterima oleh konsumen, tapi nggak jarang ada yang bermain “curang” dan menggunakan penipuan sebagai kedok pemasaran mereka. Duh...

Makanya, biar kamu nggak gampang percaya dengan penipuan sesimpel apa pun itu, ada baiknya kamu pahami berbagai jenis penipuan pemasaran yang paling umum berikut ini—beserta cara menghindarinya.

Eniwei, buat kamu yang berminat berkarier dalam dunia pemasaran, jangan tiru hal buruk ini, ya!

1. Penipuan “gratis”

1

Pernah, nggak, kamu mendapatkan penawaran berupa free gift atau bonus, tapi dengan syarat dan ketentuan yang ternyata lebih ribet dari ngurus KTP yang ilang ke kantor kelurahan?

Umumnya, penipuan ini akan menempatkan “gratisan” yang biasanya nggak nyambung dan jauh lebih menarik dari produk yang ditawarkan. Untuk bisa mendapatkan “gratisan” ini, kamu pun harus membayar dengan jumlah yang cukup tinggi atau bahkan melewat prosedur yang nggak mudah. Ngeselinnya, syarat dan ketentuan pun dicantumkan dengan tulisan paling kecil! Peer banget, masnya...

Lalu, bagaimana cara menghindari penipuan seperti ini?

  • Selalu baca syarat dan ketentuan yang tercantum sebelum kamu menyetujui penawaran apa pun. Mentang-mentang tulisannya segede semut merah, jangan dilewatin, ya!
  • Lebih baik untuk tidak menaruh perhatian pada penawaran “gratis” yang terdengar too good to be true sebelum kamu telanjur jatuh lebih dalam untuk mengikuti prosedurnya.

2. Penipuan “presentasi”

2

Taktik penipuan presentasi adalah penipuan yang memberikan suatu visual atau “janji-janji” yang terlihat warbiyasak dalam pemasaran, padahal sebenarnya produk atau jasa yang ditawarkan sama sekali nggak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

Penipuan seperti ini sering banget terjadi pada transaksi online—meskipun bukan nggak mungkin bisa terjadi pada transaksi offline. Biasanya, pelaku penipuan menggunakan dummy sebagai contoh yang akan didemonstrasikan kepada khalayak. Produk atau jasa ini pun ditawarkan dengan harga miring. Lalu, ketika kamu tertarik untuk memilikinya, yang kamu dapatkan malah sesuatu yang berbeda 180 derajat. Ibarat pesan running shoes Nike limited edition, eh ternyata yang didapat merek Mike. Asyem!

Lalu, bagaimana cara menghindari penipuan seperti ini?

  • Bertanya sebelum membeli. Lebih baik lagi kalau kamu bisa menemukan konsumen yang pernah mengonsumsi barang atau jasa tersebut, sehingga kamu bisa mengetahui kebenarannya dari sisi konsumen.
  • Jangan lupa untuk meminta garansi dan jaminan dalam bentuk apa pun. Terutama untuk transaksi online. Kalau nggak ada jaminan, riskan banget, sob!

3. Penipuan “klaim”

3

Bisa dibilang penipuan klaim adalah penipuan yang paling mudah untuk dikenali, karena penipuan ini memiliki sifat follow-up atau mengikuti suatu kegiatan tertentu. Tapi, karena penipuan klaim sangat bertopang pada gambling, kesempatan kamu untuk tertipu mentah-mentah bisa lebih asyem dari penipuan lainnya, lho.

Misalnya, kamu adalah tipe orang yang suka nge-gym. Suatu ketika, kamu mendapatkan penawaran (baca: penipuan) dari tempat gym tertentu berupa klaim untuk free membership atau hadiah lainnya... dengan tambahan biaya implisit yang nggak masuk akal. Buat yang nggak pernah nge-gym tentu bakal mengabaikan hal ini, tapi pasti beda cerita dengan kamu yang suka nge-gym. Apes, banget, kan, kalau kamu sampai ketipu hal yang gambling abis kayak gini?

Lalu, bagaimana cara menghindari penipuan seperti ini?

  • Jangan mudah percaya dengan direct selling (SMS, email, atau telepon) dengan tujuan klaim hadiah, terutama untuk hal yang nggak pernah kamu lakukan sehingga membuat kamu layak mendapatkan hadiah tersebut.
  • Waspadai perusahaan yang menawarkan sejumlah uang dengan total yang jauh lebih kecil dari total biaya yang akan kamu keluarkan.
  • Tanyakan latar belakang dasar perusahaan yang menawarkan klaim tersebut untuk mencari tahu kebenaran.

(sumber gambar: npr.org, amazonaws.com, hightech-edge.org, blogspot.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 22 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1