Sekolah Menengah Kejuruan

Panduan ini akan memberikan informasi lengkap seputar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai dari bidang dan jurusan yang ada di dalamnya, persiapan kuliah untuk anak SMK, hingga apa yang harus dilakukan bagi lulusan SMK yang ingin terjun langsung di dunia kerja.

Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu agenda pendidikan wajib yang dilakukan oleh semua siswa SMK. Di Prakerin, siswa SMK melakukan kegiatan pelatihan dan pembelajaran di luar ruang kelas. Yup, berlatih dan belajarnya langsung terjun ke dunia Industri!

Kamu yang masih awam dengan dunia per-SMK-an mungkin merasa asing dan terintimidasi dengan Prakerin. Itulah sebabnya kamu harus memahami terlebih dahulu apa itu Prakerin dan apa pentingnya Prakerin bagi anak SMK (iya, cuma SMK yang punya Prakerin dalam kurikulumnya). Simak juga alur dan tatacaranya, persiapan yang harus kamu lakukan, sampai arahan dan tips dalam melaksanakan prakerin mulai dari pendaftaran sampai penyusunan laporan dan sidang Prakerin yang terangkum dalam panduan di bawah ini.

 

Kenapa Harus Prakerin?

Bicara dunia SMK, pasti yang ada di bayangan kamu adalah pengembangan program keahlian yang terfokus berbasi aktivitas, karena siswa SMK diharapkan mampu menerapkan ilmu dan keahlian yang dipelajari secara langsung di dunia kerja. Dengan kata lain: banyak praktiknya. Betul, nggak?

Proporsi belajar teori dan belajar praktiknya anak SMK, tuh, ada di angka 70:30, lho. Untuk memperkaya pengalaman, fokus pengembangan belajar praktik siswa SMK pun nggak cuma terbatas di dalam laboratorium ataupun workshop aja, tapi juga mampu menerapkannya di industri yang sesuai dengan bidang dan program keahlian yang dipelajari.

Jadi nggak afdol dong, rasanya jadi anak SMK kalau kamu belum “nyicip” langsung gimana rasanya bekerja di industri yang membutuhkan keahlian dan kemampuan yang kamu pelajari selama sekolah. Apalagi nyatanya di dunia kerja nanti ada banyak hal-hal yang tidak akan kamu temukan—apalagi pelajari.

Dikutip dari Pedoman Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017, masih ada kesenjangan antara kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) dengan kemampuan tenaga profesional lulusan SMK yang belum siap kerja, sehingga penyerapannya masih tergolong rendah. Kesenjangan ini terjadi karena:

1. Kemampuan beberapa pengajar di sekolah dalam hard skill dan soft skill belum sesuai standar industri. Dalam sistem pendidikan kita (setidaknya sampai tingkat sekolah menengah atas), guru memeran peranan yang sangat penting untuk menyalurkan ilmu dan kemampuan kepada siswa. Kalau pengajarnya belum punya kemampuan yang cukup, gimana SMK bisa menghasilkan lulusan yang memenuhi standar?

2. Pembelajaran beberapa kompetensi masih bersifat simulasi dan bersifat konvensional yang belum menggunakan standar dunia kerja. Di Indonesia, proses pengembangan kurikulum ajar berjalan lamban banget, gaes. Berhubung dunia kerja sangat dinamis, perubahannya pun terjadi sangat cepat sehingga standar pun terus meningkat. Nggak heran kalau kurikulum kita nggak bisa mengikuti cepatnya perubahan standar dunia kerja, begitu pula lulusan yang dihasilkan.

3. Kurangnya sarana dan prasarana, terutama fasilitas peralatan praktik dari segi jenis dan jumlah. Gimana ceritanya kalau kegiatan belajar 70% praktik, tapi sarana untuk melaksanakan praktiknya aja nggak memadai?

4. Belum dilakukannya sinkronisasi (penyesuaian) dan validasi (pemastian) kurikulum di sekolah dengan standar dunia kerja yang berlaku. Idealnya, lulusan SMK yang terserap oleh industri sudah sepenuhnya terbekali dengan ilmu dan kemampuan yang sedang dibutuhkan tanpa harus menjalani lagi pelatihan tertentu untuk “menyesuaikan diri” dengan industri yang terus berkembang.

5. Terdapat kesenjangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di SMK dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di DU/DI. Atau dengan kata lain, ilmu pengetahuan dan kompetensi keahlian yang dipelajari di bangku sekolah udah ketinggalan 20-30 tahun dengan kebutuhan industri saat ini.

6. Minimnya pengetahuan peserta didik terhadap dunia kerja sesungguhnya. Bekerja, tuh, nggak cuma sekadar mengerjakan apa yang disuruh atasan, tapi juga kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan memecahkan masalah yang terjadi di dalam dunia kerja. Tentu penyebabnya karena siswa SMK belum pernah melihat langsung realita di dunia kerja.

7. Banyak pencari kerja yang tidak mengetahui layanan bimbingan karir. Lucu banget, dong, kalau udah siap kerja tapi nggak tahu gimana caranya mencari lowongan kerja dan mempersiapkan diri untuk melamar kerja.

8. Kurangnya upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi peserta didik. Dalam berkarya di dunia kerja, kita nggak perlu menunggu sampai nemu lowongan kerja yang paling “aku banget”, kok. Lulusan SMK pun sangat didukung untuk menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai dengan kompetensi keahliannya.

9. Rendahnya soft skill sebagian peserta didik SMK menjadi penyebab tidak bisa dan biasa menghadapi tantangan yang ada dalam dunia kerja. Khususnya motivasi, komunikasi, kemandirian, kerja keras dan kepercayaan diri yang membuat lulusan SMK dianggap tidak siap kerja. Nah lho, mampu menguasai kompetensi keahlian aja ternyata nggak cukup!

Agar lebih mudah dipahami, pentingnya prakerin sama seperti bunyi hukum ekonomi: penawaran ada karena permintaan ada. Dua-duanya sama-sama butuh. Agar jual-beli terjadi, pastinya apa yang ditawarkan harus memenuhi apa yang diminta, dong. Kalau nggak sama, yang tadinya mau membeli mungkin bakal mikir-mikir lagi atau bahkan nggak jadi beli dan lebih memilih cari penawaran lain yang lebih pas dengan permintaannya.

Begitu pula hubungannya antara kamu sebagai siswa SMK dengan DU/DI. Lulusan SMK butuh lapangan kerja untuk mewujudkan cita-citanya, dan DU/DI butuh tenaga kerja agar kegiatan perusahaan terus berjalan. Kalau kamu sebagai tenaga kerja yang dibutuhkan DU/DI nggak bisa “menawarkan” apa yang diminta, mungkin kamu nggak akan mendapatkan lapangan kerja yang kamu butuhkan dari DU/DI.

Nah, kegiatan Prakerin dalam kurikulum SMK adalah salah satu solusi yang paling efektif untuk menghilangkan kesenjangan ini. Dengan menggandeng DU/DI sebagai mitra, sekolah bisa memaksimalkan pengembangan kompetensi keahlian siswa SMK dan kesiapan mereka dalam memasuki dunia kerja dan berkarya sesuai bidangnya. Selama Prakerin, siswa SMK belajar langsung dari di industri yang membutuhkan kompetensi keahlian mereka dan dapat menerapkan langsung apa yang sudah mereka pelajari di sekolah untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka temukan di dunia nyata.

Prakerin pun nggak hanya bermanfaat untuk kamu sebagai calon lulusan SMK yang akan terjun ke dunia kerja, lho. Kegiatan ini pun turut memberi manfaat bagi DU/DI dalam mendapatkan tenaga kerja profesional dan siap kerja sesuai kebutuhan, juga sekolahmu dalam mengevaluasi kurikulum SMK secara umum agar siswa-siswa SMK tetap bisa berkarya dan berdaya mengikuti perkembangan zaman.

 

Alur dan Tata cara Pelaksanaan Prakerin

Meskipun menggunakan kurikulum yang sama se-Indonesia, jadwal pelaksanaan Prakerin bisa berbeda-beda tergantung kebijakan masing-masing sekolah. Ada yang pelaksanaannya di kelas 11 semester genap, ada yang di kelas 12 semester ganjil, ada yang pelaksanaanya 2 bulan, ada juga yang hitungannya dalam total jam kerja.

Untuk mengetahui seperti apa kebijakan Prakerin yang berlaku di sekolahmu, kamu bisa menghubungi bagian Hubungan Industri (Hubin) yang berwenang dalam hubungan kemitraan antara sekolah dengan industri. Ingat, untuk kepentingan dirimu sendiri, jangan mengeluh kalau kamu ketinggalan informasi, ya. Biasakan untuk aktif mencari informasi sejak jauh-jauh hari, jangan cuma bisa nunggu informasinya “disuapin” ke kamu. Hehe.

“Bolehkah melaksanakan Prakerin di perusahan yang belum bekerjasama dengan sekolah?”

Boleh-boleh aja. Tapi, kamu harus mengurus semuanya sendirian—mulai dari mencari perusahaan, mengirimkan berkas, dan mungkin aja nggak mendapatkan pembekalan teknis atau bahkan tugas-tugas yang pasti. Asal kamu sudah siap dan merasa mampu melakukannya dengan mandiri, Prakerin di perusahaan yang belum bekerjasama dengan sekolahmu pun juga akan membawa kefaedahannya tersendiri.

Nah, meskipun kebijakannya berbeda, secara garis besar alur dan tata cara pelaksanaan Prakerin di hampir semua sekolah sama, kok. Berikut adalah alur dan tata cara Prakerin yang bisa kamu jadikan acuan untuk mempersiapkan dirimu sejak awal.

  1. Pastikan kamu sudah mengenali dirimu sendiri, berdiskusi, dan melakukan eksplorasi terkait karier jauh-jauh hari sebelum pendaftaran Prakerin dibuka
  2. Pelajari panduan membuat dokumen dan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk melamar Prakerin
  3. Kunjungi Hubin di sekolahmu untuk mengetahui perusahaan apa saja yang sudah menjalin kerjasama dengan sekolahmu. Untuk kamu yang ingin melaksanakan Prakerin di perusahaan yang belum bekerjasama dengan sekolahmu (non-mitra), lakukan survei perusahaan yang bisa menerima siswa Prakerin dengan kompetensi keahlian yang kamu miliki dalam jangka waktu yang singkat
  4. Persiapkan dokumen dan berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar Prakerin. Umumnya, yang dibutuhkan hanya CV dan Surat Pengantar Prakerin dari sekolah. Untuk kamu yang berasal dari jurusan tertentu atau melaksanakan Prakerin di perusahaan non-mitra, tanyakan langsung kepada pihak rekrutmen perusahaan terkait
  5. Kumpulkan berkas pendaftaran ke Hubin ketika pendaftaran Prakerin dibuka, atau kirimkan langsung berkas pendaftaranmu ke perusahaan terkait dengan format yang dipersyaratkan untuk Prakerin di perusahaan non-mitra
  6. Ikuti seleksi dan tes masuk perusahaan jika ada
  7. Jika sudah diterima untuk melaksanakan Prakerin di perusahaan yang dituju, segera laporkan ke Hubin agar segera mendapatkan pembekalan Teknis
  8. Ikuti pembekalan teknis dari guru pembimbing sesuai standar prosedur pelaksanaan yang berlaku di perusahaan. Materi pembekalan yang akan diberikan meliputi karakteristik budaya kerja di industri, Tata aturan kerja di industri, Penyusunan jurnal, Pembuatan dokumen portofolio, dan Penilaian Prakerin
  9. Ikuti orientasi lapangan didampingi oleh guru pembimbing dan pembimbing DU/DI, atau survei lokasi untuk perusahaan non-mitra
  10. Laksanakan kegiatan Prakerin di masing-masing perusahaan dengan pengawasan oleh pembimbing DU/DI. Jangan lupa untuk mengisi agenda Prakerin dengan teratur agar detil tiap kegiatan tercatat tanpa ada yang tertinggal
  11. Susun laporan Prakerin dengan format yang sudah disosialisasikan oleh Hubin. Jika ada pertanyaan terkait penyusunan laporan Prakerin, bisa kamu tanyakan ke guru pembimbing dan lakukan konsultasi secara berkala
  12. Persiapkan segala hal yang berkaitan dengan sidang Prakerin, seperti laporan dalam bentuk hardcopy (cetak) ataupun softcopy dan slide Powerpoint untuk presentasi sidang Prakerin

 

Apa yang Harus Dipersiapkan untuk Mengikuti Prakerin?

Persiapan Prakerin idealnya dilakukan sejak kamu menginjakkan kaki di bangku SMK. Yup, memahami pentingnya mengenal diri sendiri, mengenali industri dan profesi, sampai berdiskusi dengan orangtua adalah hal-hal yang kamu lakukan sebagai persiapan awal untuk mengikuti Prakerin. Makanya, sebisa mungkin kamu harus selesaikan kegiatan-kegiatan tersebut sebelum masa Prakerin berlangsung.

Selain itu, ada juga persiapan-persiapan teknis yang nggak kalah penting untuk kamu persiapkan menjelang Prakerin. Bahkan bisa fatal banget kalau kamu sampai lupa untuk mempersiapkannya, seperti…

  • Perusahaan untuk melaksanakan Prakerin. Kalau belum ada, mau Prakerin dimana? Hehe.
  • Bimbingan teknis dari baik pembimbing lapangan (mentor) ataupun guru pembimbing
  • Transportasi dan akomodasi selama menjalani prakerin. Terutama untuk kamu yang lokasi Prakerinnya jauh dari rumah, kamu harus konsultasikan juga dengan guru pembimbingmu mengenai tempat tinggal sementara dan moda transportasi yang dapat digunakan
  • Pengetahuan dasar mengenai perusahaan tempat kamu melaksanakan Prakerin. Wajib banget kepoin segala informasi mengenai perusahaan terkait agar kamu tahu apa yang akan kamu kerjakan di sana dan bagaimana kultur kerjanya. Atau seenggaknya, kamu tahu kalau tempat Prakerinmu bukan semacam perusahaan bodong.
  • Dokumen penyerta pendaftaran Prakerin seperti CV dan Surat Pengantar Prakerin dari Hubin. Pelajari bagaimana cara membuat CV yang baik dan benar di sini
  • Jurnal Prakerin yang berisikan agenda kegiatan yang akan kamu lakukan selama hari-hari Prakerin. Ini akan diberikan oleh guru pembimbing Prakerinmu bersamaan dengan bimbingan teknis
  • Kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan perusahaan berdasarkan jurusan SMK-mu
  • Penguasaan etika dasar dalam bekerja
  • Mental baja. Anak SMK yang siap berkarya nggak butuh mental tempe!

 

Apa yang Harus Dilakukan Selama Prakerin?

Sesungguhnya, dunia kerja adalah sebuah dunia yang amat sangat baru di mata siswa SMK—meskipun mereka sudah secara khusus dipersiapkan untuk siap bekerja. Soalnya, mereka belum pernah merasakan langsung dunia kerja yang sesungguhnya: sarat dengan deadline, tuntutan untuk bisa bekerja dalam tim, dan banyak problem nyata yang harus bisa diselesaikan dengan ilmu, kemampuan, dan kreativitas.

Makanya, nggak heran kalau banyak anak SMK yang kebingungan dan sulit beradaptasi di dunia kerja karena minimnya pengetahuan mereka mengenai dunia kerja yang sebenarnya. Ini pun ternyata banyak dikeluhkan oleh perusahaan karena dianggap menghambat siswa Prakerin untuk berkarya dengan optimal.

Agar kamu nggak bingung mengenai apa yang harus kamu lakukan selama Prakerin di suatu perusahaan, kamu bisa menerapkan 5 ruang lingkup Prakerin berdasarkan buku Panduan Pedoman Prakerin di bawah ini.

  1. Mengamati. Sebagai siswa yang baru mengikuti kegiatan Prakerin, langkah awal yang perlu dilakukan untuk cepat beradaptasi dengan dunia kerja yang bergerak cepat adalah  mengamati kinerja dari suatu kegiatan di tempat kamu Prakerin, baik itu di dalam bidang keahlianmu atau kegiatan perusahaan secara luas. Ini penting dilakukan agar kamu memahami apa alasan kegiatan tersebut dilakukan dan bagaimana alur kegiatan di suatu perusahaan saling berkesinambungan satu sama lain
  2. Meniru tindakan. Di tahap ini, kamu harus mampu meniru tindakan yang dilakukan oleh staf DU/DI yang menjadi pembimbing industri selama kamu prakerin. Kamu wajib menilai dan membandingkan hasil atau kegiatan yang kamu tiru. Sudah sesuai standar yang berlaku, atau kamu masih menemukan kesulitan ketika melakukannya?
  3. Mulai bekerja dalam bantuan dan pengawasan ahli. Setelah mampu meniru tindakan dari berbagai kegiatan di tempat Prakerin (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi keahlianmu), kamu sudah bisa mulai bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan bantuan pembimbing industri—tentunya dengan dengan standar yang berlaku di tempat kerja. Bantuan dan pengawasan dari pembimbing lapangan berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja ataupun meningkatkan skill kamu dalam menangani masalah di dunia nyata.
  4. Mampu bekerja mandiri. Sekarang kamu dapat bekerja tanpa pengawasan dan hanya boleh meminta bantuan jika diperlukan. Meskipun kamu sudah diperbolehkan untuk bekerja atas inisiatif sendiri, kamu harus tetap membatasi dirimu hanya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami. Disinilah kamu akan diberikan tugas dan pekerjaan a la dunia kerja yang sebenarnya.
  5. Aktualisasi dan eksplorasi. Kamu akan melakukan aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki selama bekerja. Kamu sangat diharapkan untuk dapat memberikan opini dan saran terhadap pengembangan metode kerja, prosedur kerja yang ada, formula, dan hal lain yang digunakan di perusahaanmu dalam melakukan suatu kegiatan.

Berhubung Prakerin tidak melulu soal kerja, kerja, dan kerja, ada juga, lho, hal lainnya yang penting untuk kamu lakukan selama pelaksanaan Prakerin. Hal ini memang tidak berkaitan langsung dengan kompetensi keahlian yang kamu miliki ataupun terkait dengan performa pekerjaanmu, tapi penting untuk diterapkan agar kamu memperoleh pengalaman Prakerin yang nggak cuma sekadar mengejar nilai dan sertifikat.

  • Bersikap sopan dan santun kepada siapa saja, serta bekerja dengan jujur
  • Memperhatikan dan melaksanakan aturan-aturan keselamatan kerja yang diperoleh dalam melaksanakan suatu pekerjaan
  • Menaati dan melaksanakan semua tata tertib yang berlaku di tempat pelaksanaan Prakerin
  • Selalu berkomunikasi dengan guru pembimbing dan pembimbing industri yang telah ditunjuk
  • Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan karyawan di tempat pelaksanaan Prakerin
  • Menjaga nama baik almamater sekolah dimana pun kamu berada
     

 

Cara Menyusun Laporan Prakerin

Setelah para kamu menuntaskan kegiatan Prakerin di suatu perusahaan selama kurun waktu yang ditentukan, maka tugas selanjutnya membuat laporan Prakerin.

Lho? Untuk apa bikin laporan Prakerin? ‘Kan sudah ada jurnal Prakerin yang sudah diisi secara rutin?

Eits, jurnal dan laporan Prakerin adalah dua hal yang berbeda, gaes. Kalau mengisi jurnal Prakerin tidak lebih sulit dari mengisi buku diary, laporan Prakerin wajib dibuat dengan tujuan melatih kamu sebagai siswa SMK untuk menganalisa salah satu materi atau salah satu kegiatan dalam Prakerin yang dianggap paling menarik untuk dibahas atau dikembangkan sesuai dengan profesi keahlian masing-masing.

Biar kamu makin paham cara membuat Laporan Prakerin yang anti-salah dan anti-ribet, kamu bisa menyimak deretan tanya jawab berikut ini. Cus, mulai!

 

Q: Kapan sebaiknya Laporan Prakerin mulai disusun?

A: Sesegera mungkin setelah kamu menyelesaikan masa Prakerinmu. Tapi, pastikan untuk mengunjungi guru pembimbing Prakerin terlebih dahulu untuk arahan teknis dan informasi tambahan lainnya, ya.

 

Q: Bagaimana alur pembuatan Laporan Prakerin?

A: Pertama, pastikan kamu sudah menyelesaikan masa Prakerinmu. Lalu, kunjungi guru pembimbingmu di sekolah dengan membawa agenda Prakerin sebagai bahan diskusi mengenai topik apa yang menarik untuk kamu angkat menjadi laporan Prakerin.

Setelah itu, guru pembimbing akan memberikan arahan teknis dan format baku mengenai bagaimana cara pembuatan Laporan Prakerin dari nol. Setelah guru pembimbing memberikan lampu hijau, kamu sudah boleh mulai mengerjakan Laporan Prakerinmu secara berurutan dan sesuai arahan teknis dan format yang berlaku. Konsultasikan juga dengan guru pembimbingmu mengenai kegiatan dan poin-poin apa saja yang seharusnya kamu masukkan ke dalam laporan yang sedang kamu susun.

Laporan Prakerin bukanlah tugas yang bisa kamu selesaikan dalam waktu satu malam. Prosesnya akan memakan waktu kurang lebih satu bulan, dan akan lumayan menyita waktu dan tenaga. Jadi, ada baiknya kalau kamu mengunjungi guru pembimbingmu untuk berkonsultasi mengenai pembuatan Laporan Prakerin secara berkala dalam waktu penyelesaian yang ditentukan atas kesepakatan bersama.

 

A: Seperti apa, sih, format, penulisan, dan isi Laporan Prakerin?

Q: Seharusnya, aturan seputar format, penulisan, dan isi Laporan Prakerin akan langsung disosialisasikan oleh guru pembimbingmu dalam Pembekalan Teknis (sebelum kamu memulai Prakerin). Formatnya pun bisa jadi berbeda menyesuaikan jurusan dan kompetensi keahlian siswa SMK yang dibimbing.

Tapi, kalau kamu lupa, kamu bisa intip format, penulisan, dan isi dari Laporan Prakerin secara umum di bawah ini.

Sistematika Penulisan Laporan Prakerin

  1. Halaman Judul
  2. Lembar Pengesahan
  3. Kata Pengantar
  4. Daftar Isi
  5. Bab I - Pendahuluan
  6. Bab II - Landasan Teori
  7. Bab III - Pembahasan Judul Materi
  8. Bab IV - Kesimpulan dan Saran
  9. Lampiran
  10. Daftar Pustaka

Format Penyusunan Laporan Prakerin

  • Diketik dengan ukuran huruf (font size) 12
  • Model huruf (font) Times New Roman
  • Jarak spasi 2
  • Diketik  pada kertas HVS ukuran A4 (210 x 297 mm) atau quarto yang dijilid dengan kertas jilid berwarna yang disesuaikan dengan warna kompetensi keahlian masing-masing
     

Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1