Apa Itu Remote Working dan Work from Home, Serta Bagaimana Menjalaninya?

Selama beberapa tahun belakangan, saya melakukan remote working yang dilakukan dengan working from home. Awalnya, sih, hanya pekerjaan freelance, tapi kemudian saya bekerja penuh waktu alias full time secara remote. Nggak hanya saya, tapi beberapa kenalan juga menjalani hal yang sama. Malah ada yang bekerja full time dari rumahnya di kawasan Jakarta, sedangkan kantornya di Jerman dan Belanda. Wih!

Apa itu remote working? Remote working merupakan istilah untuk kerja jarak jauh.  Jadi nggak datang ke kantor untuk bekerja seperti pekerja pada umumnya. Bisa saja, ia bekerja dari luar kota, luar negeri, di pegunungan, kafe, hingga working space. Komunikasi dan segala pekerjaan umumnya dilakukan dengan mengandalkan teknologi.

Pada prinsipnya work from home sama dengan remote working. Work from home merupakan salah satu bentuk remote working. Jadi bekerja jarak jauh untuk perusahaan dari rumah. Di samping pekerja, work from home banyak dilakukan oleh orang-orang yang berwirausaha. Yup, mereka ini menjadikan rumah sebagai “kantor”.

Pelaksanaan remote working dan work from home di perusahaan pun bermacam-macam. Ada yang secara total memberlakukannya, terutama apabila pekerjanya tersebar di berbagai kota atau berbagai negara. Ada juga yang diwajibkan bekerja di kantor secara berkala. Misalnya, sebulan sekali, sebulan dua kali, atau seminggu sekali. Sebaliknya, ada pula perusahaan yang mengkombinasikan work from home dengan regular office work, misalnya dalam seminggu kerja di kantor hanya 3 hari dan sisanya bekerja dari rumah.

Macam-macam tipe lokasi kerja, mulai dari yang paling konvensional, hingga yang memiliki pekerja di berbagai belahan dunia yang sering bepergian.

Remote Working = Future

Majalah Cosmopolitan Romania merupakan salah satu yang menerapkan variasi work from home ini, yaitu hanya masuk kantor selama 2 minggu dalam sebulan, sementara hari lainnya bekerja dari rumah/remote working.

“Kami tetap berkomunikasi sepanjang waktu [walau nggak di kantor].Awalnya, aku sangat khawatir [dengan sistem ini]. Karena sebagai Editor, kita butuh mengontrol dan melihat mereka [anggota tim] sepanjang waktu. Tapi ternyata “kebebasan” ini sangat efektif. Tiba-tiba semua orang jadi lebih happy menulis untuk Cosmo, dan itu sangat penting.” Jelas Diana Colcer, sang Editor-in-Chief.

Remote working bisa dibilang sebagai konsep kerja masa depan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, hasil pekerjaan remote working diharapkan lebih efisien dan efektif. Berikut keuntungan yang bisa didapatkan dari remote working.

1. Kesempatan untuk bekerja makin terbuka lebar. Lokasi nggak lagi jadi masalah. Kamu bisa saja bekerja di luar kota bahkan luar negeri. Sebaliknya, perusahaan berpotensi untuk merekrut talent terbaik.

2. Masih seputar jarak dan kemacetan, remote working atau work from home membuat kamu nggak perlu membuang waktu 2-5 jam di jalanan. At least nggak setiap hari, jika perusahaan menerapkan work from home beberapa hari dalam sepekan.

3. Kamu bisa bekerja sesuai “waktu terbaikmu”. Yup, ada lho, orang yang ON bekerja pagi-pagi buta jam 3 dini hari atau malah sering dapat inspirasi malam hari. Masa’ iya kamu jam segitu mesti ke kantor? Dengan bekerja remote atau di rumah, kamu bisa mengatur jam dan pola kerja yang paling tepat untukmu.

4. Kamu lebih bisa mengatur work-life balance. Bisa lebih meluangkan waktu sama keluarga atau sama diri sendiri. Misalnya, bekerjanya di pinggir pantai, jadi sekalian bisa relaksasi. Kalau nggak ada pantai, mungkin bisa nyari kali terdekat. Zzzzz… Ini juga solusi untuk ibu bekerja yang pengen lebih sering berada dekat dengan anaknya.

5. Bisa lebih banyak variasi dalam bekerja. Misalnya,  bosan di rumah, ya kerja di kafe, working space, atau kalau bosan di ruang kerja, bisa pindah ke balkon, teras, atau bahkan ke rumah tetangga (kalau diizinkan)/ Intinya, banyak eksplorasi ruang dan gaya bekerja yang bisa dilakukan dengan remote working. Variasi ini bisa menaikkan mood dan memancing inspirasi serta ide.

6. Dari segi perusahaan, punya pekerja remote bisa dibilang merupakan efisiensi. Mengurangi dana buat listrik, space, perlengkapan kerja, dan lainnya. Konsep kerja remote juga mendorong perusahaan untuk maju, mengadaptasi teknologi, dan menerapkan sistem yang nggak bertele-tele.

Yup, mau nggak mau semua mesti serba digitalized. Prosedur dalam melakukan suatu pekerjaan juga dibuat makin simpel. Perusahaan juga perlu memaksimalkan penggunaan aplikasi dan gadget dalam pekerjaan, dan lainnya.

Tips bekerja remote/work from home  

Yup, bekerja full time jarak jauh memang memberikan banyak keuntungan, namun ada juga tantangannya. Di antaranya, kamu nggak ketemu face to face dengan orang di kantor setiap hari, sehingga komunikasi pun nggak semudah sistem kerja konvensional. Kamu nggak bisa mengawasi pekerjaan orang lain secara langsung, sebaliknya nggak ada bos yang memantau apakah kamu lagi kerja, atau lagi main game di depan komputer.

Belum lagi, nggak semua pihak siap dan bisa menerima sistem kerja ini. Mungkin perusahaan tempatmu bekerja pro remote working, tapi bisa saja calon klien nggak yakin dengan sistem kerja seperti ini. Atau semua sudah oke, tapi ternyata kamunya sendiri jadi super selow dan nggak semangat.

Saya sendiri, masih belajar dan berusaha supaya kerja remote bisa lancar, efisien , dan sukses. Ada ups and downs, keberhasilan dan juga “error-error”nya. Nah, dari pengalaman pribadi dan beberapa pekerja remote, saya merangkum beberapa poin, supaya kerja jarak jauh bisa lancar jaya.

* Intinya… pengendalian diri. Sistem dan waktu kerja yang fleksibel bisa bikin seseorang efektif dalam bekerja, tapi bisa juga bikin semua jadi runyam. Seorang pekerja remote harus punya tekad dan manajemen diri yang kuat. Kalau mulai terlalu santai atau nggak sesuai dengan arahan perusahaan, kamu harus bisa mengingatkan diri sendiri. Kalau misalnya, kemarin jatah bekerja kamu kurang karena satu dan lain hal, maka kamu perlu menggantinya hari ini.

* Temukan cara bekerja terbaik. Eksplorasi gaya dan waktu bekerja yang paling efektif untukmu.

* Tentukan jam kerja. Biasanya pekerja remote terutama yang bekerja dari rumah, jadi nggak jelas jam kerjanya. Ujung-ujungnya terkesan bekerja seharian dari pagi sampai malam. Yang begini bikin capek dan bisa memperlama kerja. Kamu mesti punya time frame yang jelas. Misalnya, bekerja dari jam 6 pagi – 3 siang, atau jam 5 - 9 pagi, trus nyambung jam 1 siang - 5 sore. Lebih oke lagi kalau jadwalnya spesifik.

* Perlu punya perencanaan dan target mingguan atau harian mengenai apa saja yang akan diselesaikan. Yang terbaik adalah dengan mencatatnya dan membagi catatan tersebut dengan rekan kerja yang lain (shared document).  Catatan tersebut bikin para pekerja remote jadi mengetahui apa saja yang dilakukan rekan kerjanya. Ini juga semacam reminder untuk diri kamu sendiri, supaya nggak ngalor ngidul melakukan hal lain.

*Online dan high technology. Modal kamu adalah internet yang kenceng, gadget yang mumpuni, dan update dengan perkembangan teknologi. Pastikan juga kamu online dan gampang dijangkau. Ini untuk kepentingan komunikasi dengan kantor dan rekan kerja yang lain serta demi kelancaran pekerjaan. Trus, mengingat pekerjaanmu bakal mengandalkan bantuan teknologi, kamu nggak boleh gaptek.

* Beri pengertian pada orang-orang di sekitarmu. Masih banyak orang yang nggak mengerti sistem kerja remote/work from home. Atau mereka mengira pekerjaanmu nyantai dan nggak sebanyak pekerja konvensional.

Yup, karena pekerja remote terlihat available, orang-orang jadi memberikan tugas ini-itu, misalnya dimintai tolong ke supermarket, hadir undangan, dan lainnya. Padahal kan, masih JAM KERJA!

Nah, kamu mesti memberikan pengertian dan ketegasan sama orang-orang ini. Nggak mudah sih, memang. Apalagi kalau sehari-hari kita bekerja dari rumah, yang kesannya bisa disuruh ini-itu.

* Persiapkan suasana kerja. Bikin suasana yang bikin kamu mood untuk bekerja. Misalnya, dengan menyiapkan spot kerja di pojokan kamar atau mengenakan baju yang lumayan rapi. Meskipun ada juga sih, yang justru nyaman bekerja dengan pakaian super adem kayak daster atau sarung.

* Komunikasi, tantangan terbesar. Bagi saya, diskusi, koordinasi, serta kegiatan komunikasi lainnya, merupakan hal yang paling menantang dalam kerja remote. Selain harus terus online dan mudah dihubungi, pekerja remote juga harus menyampaikan pesan dengan jelas, supaya nggak ada miskomunikasi. Frekuensi komunikasinya juga mesti cukup sering, mengingat bekerjanya secara berjauhan.

Lebih jauh, perlu dibikin sistem komunikasi. Misalnya, tiap pagi briefing singkat via skype/WA/lainnya, selama 10 menit. Sharing update mengenai target dan hasil pekerjaan harian via email/dropbox, dan lain sebagainya.

* Terakhir, luangkan waktu buat jalan. Jangan hanya berkutat di balik laptop, kamu perlu keluar. Dari jalan-jalan “real world” kamu bisa dapat banyak inspirasi. Sekalian penyegaran otak, mata, dan badan. Jangan mager, ah!

(sumber gambar: yourstory.com, ope.buffer.com, businesszone.co.uk)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 19 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1