Do's and Don'ts yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Portofolio Bagi Kamu yang Ingin Menjadi Graphic Designer!

Portofolio merupakan suatu kumpulan dari contoh-contoh seni atau pekerjaan-pekerjaan yang sudah kamu buat sebelumnya. Misalnya, nih, kamu ingin melamar di suatu perusahaan dengan posisi sebagai content writer, nah, saat kamu melamar pasti kamu akan ditanyakan tentang tulisan-tulisan yang sudah pernah kamu buat sebelumnya baik itu di perusahaan lamamu atau dari media sosial yang sedang kamu  kelola.

Biasanya, nih, gaes, setiap posisi pekerjaan pastinya meminta portofolio-portofolio yang berbeda. Kalau kamu ingin bekerja di suatu agency atau perusahaan yang berhubungan dengan graphic designing, maka, kamu pun harus menunjukkan karya-karyamu, nih, gaes. Misalnya, kalau kamu pernah bekerja di suatu perusahaan untuk membuat poster, flyer dan sebagainya kamu bisa memasukkannya menjadi portofoliomu. Kalau kamu belum pernah bekerja sebelumnya, kamu juga bisa, lho, memasukkan hasil desainmu saat kuliah untuk organisasi ke dalam portofoliomu.

Hmm… Kalau misalnya kamu nggak mempersiapkan portofolio ketika melamar pekerjaan, maka, apa yang terjadi, ya? Well, menurut saya, kalau kamu melamar suatu pekerjaan terutama dalam hal design graphic tanpa portofolio, perusahaan tempat kamu melamar pasti akan bingung menilaimu karena mereka nggak memiliki suatu hal yang bisa dinilai. Selain itu, kalau pelamar lainnya membawa portofolionya, mungkin kamu bisa saja, lho, dianggap nggak serius dalam melamar pekerjaan. Jadi, bisa dibilang kalau portofolio ini merupakan suatu hal yang penting banget, gaes.

Nah, kalau portofolio itu penting, kamu harus tahu, nih, dos and don’ts dalam membuat portofolio terutama untuk kamu yang ingin bekerja dalam ranah design graphic. Hmm… Ada apa saja, ya, dos dan don’ts yang harus diperhatikan?

1. Memperkenalkan dirimu

perkenalkan dirimu

Selain portofolio berguna untuk menunjukkan karya dan kemampuanmu, portofolio ini pun penting untuk mengenalkan dirimu sendiri kepada para recruiter, nih, gaes. Kalau kamu ingin dikenal oleh si recruiter, buatlah paragraf pengenalan dirimu sendiri yang nggak lebih dari dua ratus kata.

Dalam paragraf ini kamu bisa menceritakan tentang apa passion-mu, latar belakang pendidikanmu, pengalaman organisasi dan pengalaman bekerja, hobi dan sebagainya. Pada bagian ini, biarkan para recruiter-mu mengetahui tentang kamu lebih banyak, ya!

Tapi, ada hal yang perlu kamu ingat, gaes. Karena kamu harus memperkenalkan dirimu dengan dua ratus kata dalam bentuk narasi, jadi jangan sekali-sekali gunakan jargon-jargon yang nggak menggambarkan suatu hal. Misalnya, kata “designing-oriented”, well, dari kata tersebut saya aja nggak paham, nih, gaes maksudnya apa. Jadi, hindari penggunaan bahasa yang nggak mempermudah orang dalam memahami dirimu, ya!

2. Pemilihan desain yang ingin ditunjukkan

Tren yang ada di masyarakat mengenai apapun pasti akan berubah-ubah, begitu pun dalam hal desain-mendesain. Nah, karena hal ini, kamu harus membiasakan diri untuk memilih karya-karya apa saja yang harus kamu tunjukan.

Kalau kamu memiliki suatu karya yang sudah lama banget, ada baiknya untuk menyimpan karya tersebut untuk dirimu saja alias jangan dimasukkan ke dalam portofoliomu. Lho? Memangnya kenapa? Well, bisa jadi karya yang sudah lama sudah memiliki desain yang kuno jika dibandingkan tren yang sedang berkembang pada saat ini.

Jangan sampai, nih, karena kamu merasa sayang dengan karyamu, akhirnya kamu menyimpan desain yang sudah lama sebagai portofoliomu. Karya yang sudah lama ada baiknya jangan kamu tunjukkan pada portofolio-mu karena mau bagaimana pun recruiter pasti ingin melihat karya-karyamu yang baru-baru ini dibuat.

3. Penyajian portofolio

Nah, kamu kan melamar bekerja untuk menjadi seorang desainer. Selain membuat desain yang bagus dan menarik seseorang untuk melihat karyamu, desainmu juga harus membuat orang lain dengan mudah memahami isi dari desainmu. Maka dari itu, gaes, kamu harus membuat desain dan juga portofoliomu sebaik mungkin dan juga semudah mungkin untuk dipahami oleh orang lain.

Misalnya, nih, supaya mempermudah orang lain untuk melihat portofoliomu, kamu bisa membuat label di setiap portofoliomu sehingga orang lain dapat mencari label sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Untuk lebih mempermudah, kamu juga bisa membuat daftar isi kalau kamu menaruh semua karyamu dalam satu binder.

Perlu diingat, nih, gaes, meskipun kamu ingin bekerja di bidang desain, kamu nggak bisa, nih, sesuka kamu dalam membuat portofolio. Kamu nggak bisa membuat suatu portofolio yang susah dimengerti oleh orang lain dan hanya memedulikan dari segi estetikanya saja. Mau bagaimana pun, portofolio digunakan untuk menunjukkan hasil karyamu untuk orang lain, jadi, buatlah desain yang dapat membantu orang lain paham atas apa yang ingin kamu tunjukan.

4. Media untuk menunjukkan portofoliomu

Ketika kamu sedang membuat portofolio tentang desain grafik, janganlah untuk membuatnya di dalam satu media saja. Tetapi, cobalah untuk membuatnya di media yang beragam. Misalnya, kamu membuat portofolio dalam binder besar dan kamu pun bisa membuat portofolio dalam bentuk digital baik itu di media sosial atau pun dalam media penyimpanan.

Tapi, jangan sampai, ya, karena kamu memiliki beberapa media untuk menunjukkan portofoliomu, salah satunya malah jadi nggak keurus dan berdebu (ceilah). Kamu harus pastikan bahwa semua media untuk menunjukkan portofoliomu terurus dengan baik. Kamu bisa update portofoliomu pada semua media yang digunakan untuk menunjukkan portofoliomu.

Kentungan ketika kamu memiliki beberapa media untuk menunjukkan portofoliomu ialah kamu nggak perlu ribet-ribet menyiapkan kembali ketika perusahaan yang kamu lamar meminta portofoliomu dalam bentuk digital maupun hardcopy. Jadi siapkan beberapa media untuk menunjukkan portofoliomu, ya!

5. Informasi kontakmu

memberikan kontak informasi

Karena sibuk dengan mengurus semua karyamu, pada akhirnya kamu lupa untuk mencantumkan kontakmu. Duh, jangan kayak gitu, ya, gaes. Meskipun kamu harus mengurus banyak karya, namun, kamu juga nggak boleh lupa untuk mencantumkan kontakmu sebagai informasi. Bagaimana para recruiter dapat menghubungimu kalau kamu nggak mencantumkan kontakmu.

***

Mendesain merupakan suatu hal yang mungkin hampir sebagian besar orang mampu melakukannya. Namun, untuk mendapatkan hati para recruiter melalui desain-desain yang telah kamu buat dalam suatu portofolio, merupakan suatu hal yang nggak semua orang bisa lakukan. Maka dari itu, kalau kamu ingin diterima di suatu perusahaan dengan posisi sebagai grafik desainer, maka, kamu harus perhatikan kelima hal di atas beserta do’s dan don’ts-nya.

Seorang desainer yang baik, pastinya nggak akan malas untuk membuat portofolio. Desainer yang baik pun nggak akan mencari alasan untuk nggak membuat portofolio. Justru, mereka pasti akan meluangkan waktunya untuk membuat dan mengurus portofolionya.

Nah, buat kamu yang bercita-cita ingin bekerja di suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang desain grafis, yuk, mulai dari sekarang cobalah untuk membuat portofoliomu, ya! Selamat membuat portofolio yang bagus!

Baca juga:

(Sumber gambar: thearchitectsguide.com, blog.archisnapper.com, themeforest.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1