Jurusanku: Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gadjah Mada, Nisa Humairo
- Apr 29, 2017
- Fatimah Ibtisam
Dalam seri "Jurusanku", kamu bisa menelusuri jurusan kuliah lewat cerita mahasiswa dan dosen. Kali ini Nisa Humairo, mahasiswi Universitas Gadjah Mada akan berbagi mengenai jurusannya, Pendidikan Dokter Gigi.
Pemilik nama lengkap Choirunnisa Nur Humairo ini sedang menjalani tahap ko-asistensi (koas) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Kepada Youthmanual, Nisa berbagi pengalamannya kuliah di program studi Pendidikan Kedokteran Gigi. Yang bercita-cita jadi Dokter Gigi wajib baca cerita alumni SMAN 3 Yogyakarta ini!
FYI, Pendidikan Dokter Gigi di UGM merupakan salah satu jurusan yang jadi favorit di SBMPTN, dengan jumlah pendaftar 1,856 dan presentase yang diterima hanya 2.48 persen aja. Wih!
Jurusanku:
“Di Pendidikan dokter gigi (S1) kami belajar banyak hal, dari ilmu dasar seperti Kimia, Mikrobiologi, dan Psikologi hingga ilmu tentang obat-obatan. Setelah lulus, kami melanjutkan ke pendidikan dokter gigi profesi (koas). Saat koas, kami menerapkan ilmu klinis yang sudah dipelajari selama 4 tahun, langsung kepada pasien.”
Alasan memilih jurusan/program studi Pendidikan Dokter Gigi:
“Sejak masuk SMA, saya memang sudah ingin menjadi dokter. Saya memantapkan mengambil studi kedokteran gigi ketika kelas 3 SMA, karena ingin bekerja untuk meningkatkan kesehatan orang-orang di sekitar saya. Saya melihat banyak dari mereka yang masih kurang peduli dengan kesehatan gigi dan mulutnya.”
Pelajaran di SMA yang membantu menjalani kuliah di jurusan ini:
“Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.”
Mata kuliah penting dan menarik:
“Semuanya penting. Tapi kalau yang paling menarik, menurut saya Periodonsia. Periodonsia adalah ilmu tentang jaringan pendukung gigi, seperti gusi dan tulang penyangga gigi. Dari situ, saya jadi tau bahwa ternyata ada hubungan antara ketidakseimbangan hormon dengan perubahan kondisi rongga mulut, terutama gusi. Misalnya, ketika sesorang hamil (hormon berubah dan mempengaruhi kondisi gigi dan gusi ibu hamil).
Adapula hubungan antara kondisi rongga mulut dengan penyakit sistemik. Contohnya penyakit gula yang membuat gusi serta tulang pendukungnya jadi turun, sehingga giginya bisa goyang dan copot. Bisa juga karena obat tertentu, gusi jadi membengkak.”
Peminatan dalam jurusan:
“Nggak ada. Semua mahasiswa menjalani kuliah yang sama. Kalau ada minat khusus, biasanya disalurkan setelah menjadi dokter gigi, yaitu dengan mengambil studi spesialis.”
Tugas yang diberikan:
“Tugas praktikumnya nggak hanya mengerjakan laporan tertulis, tapi juga membuat alat kedokteran gigi. Ada pula tugas menambal gigi pada model gigi standar, menambal gigi antar teman, dan aplikasi bius lokal antar teman. Katanya, sebelum mengaplikasikan (suntik bius) ke pasien beneran, kita (mahasiswa) harus merasakan sakitnya disuntik, hihihi.
Selain itu, ada tugas pengambilan gambar rontgen antar teman, pembuatan bahan kedokteran gigi, serta pembuatan obat.”
Kemampuan, sikap dan karakter yang penting dimiliki mahasiswa kedokteran gigi:
“Komunikasi yang baik atau people skill, kemampuan mendengar, dan kemampuan menganalisa.
Penampilan rapi bisa dikatakan sebagai poin tambahan. Soalnya, pasien 'kan, datang dalam keadaan sakit. Jika dokternya rapi, setidaknya akan enak dilihat. Trus, yang paling penting adalah (sikap) mau belajar.”
Tantangan terberat kuliah di jurusan ini:
“Manajemen waktu! Antara waktu untuk bersosialisasi, istirahat, dan mengerjakan tugas, terutama tugas praktikum.
Bagi saya, semester terberat adalah semester 5, karena saat itu terdapat lima mata kuliah yang ada praktikumnya.”
Miskonsepsi tentang jurusan Pendidikan Dokter Gigi:
“(Pendidikan Dokter Gigi) Hanya mempelajari 32 gigi. Padahal kami diajari untuk memeriksa pasien secara holistic (menyeluruh).”
Jurusan yang punya kesamaan dengan jurusan Pendidikan Dokter Gigi :
“Fakultas kedokteran gigi kampus memiliki 2 jurusan, yaitu Pendidikan Dokter Gigi dan Ilmu Keperawatan Gigi.”
Tips untuk anak muda yang ingin atau sedang kuliah Pendidikan Kedokteran Gigi:
“Ada banyak 'surprise' yang akan kamu temui begitu kuliah di jurusan ini, jadi harus bermental kuat dan pantang menyerah.
Enjoy every step as a dental student dan tetap semangat belajar, untuk kebaikan pasien di masa mendatang.
Trus, jangan takut darah dan air liur! Beli pelindung mata (kaca mata) supaya mata terlindung dari sepihan saat sedang proses membuat alat.
Kamu juga perlu memantapkan niat, sudah siapkah untuk menjalani sekitar 5-6 tahun pendidikan? Kemudian perbanyak berdoa dan berbuat baik, supaya kebaikannya dibalas Tuhan untuk kelancaran meraih gelar dokter gigi.
Bagi yang sudah kuliah, sebaiknya lakukan penelitian. Hal ini bisa menjadi nilai tambahan saat ingin studi lanjut. Penelitian tersebut juga bisa diikutkan dalam kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional.
Trus, jangan lewatkan bila ada kesempatan ikutan kongres mahasiswa kedokteran gigi di level nasional atau internasional. Ini bisa memperluas jaringan dan wawasan sebagai calon dokter gigi.”
Tertarik sharing mengenai jurusan kuliahmu seperti Nisa? Kamu bisa berbagi cerita dan pengalaman di sini
(sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus