Menulis Kisah Perjalanan bersama Windy Ariestanty (2)
- Sep 29, 2015
- Dian Ismarani
Masih ingat ‘kan, obrolan saya bersama Penulis Perjalanan (Travel Writer) sekaligus editor Windy Ariestanty?
Kalau sebelumnya kami lebih banyak ngobrol soal menulis dan dunia publikasi, kali ini kami ngobrol soal elemen penting lain dalam kehidupan Windy—travelling. Mari!
Saat travelling, apa metode Mbak Windy mencatat setiap momen dari perjalanan agar bisa diceritakan kembali?
Sebenarnya yang paling penting adalah menikmati perjalanannya kita. Kita nggak mungkin menemukan bahan tulisan, kalau kita nggak menikmati perjalanannya.
Dulu, setiap bepergian, saya rajin mencatat sepanjang jalan. Trus, sebentar-sebentar motret.
Tetapi hal tersebut ternyata malah jadi beban. Saya jadi sibuk memikirkan hal-hal kecil, karena takut melewatkan ini itu. Padahal sebenarnya, kalau kita menikmati perjalanan, perjalanan jadi terasa lebih berkesan, sehingga kisahnya tersimpan lebih awet di otak.
Apalagi penulis juga adalah seorang pengamat, maka sebenarnya saya harus fokus mengamati, entah mengamati rasa perjalanan, mengamati apa yang terjadi di sekitar saya, ataupun merenungi hal-hal yang saya pikirkan.
Tapiiiii, saya juga orang yang sulit mengingat detil, seperti nama jalan, angka, bahkan nama makanan. Supaya nggak lupa, biasanya saya memotret benda-benda seperti papan nama jalan dan menu makanan, agar nanti saya nggak salah dalam menuliskan kembali nama-nama tersebut.
Share, dong, cara Mbak Windy mendekati orang-orang lokal, bahkan warga lokal yang bahasanya berbeda!
Coba aja dekati baik-baik, tapi kalau ditolak, jangan maksa.
Saya senang kalau [warga lokal] bisa nerima saya, karena saya selalu ingin belajar dari warga lokal. Tetapi sebenarnya saya juga sering ditolak, kok, saat pedekate sama orang lokal.
Kalau ditolak, ya udah, jangan dipaksa. Nanti malah sama-sama nggak nyaman.
Lebih senang travelling sendirian atau rame-rame? Kalau sendiri, bagaimana mengatasi rasa takut akan tempat yang belum dikenal sama sekali?
Baik travelling sendiri maupun travelling rame-rame punya kelebihan.
Kalau travelling sendiri, saya bisa membuat keputusan sesuka hati. Kapan saya mau bangun, kemana saya mau jalan, dan lain sebagainya.
Tetapi travelling sama teman-teman juga menyenangkan. Kita bisa sharing biaya perjalanan, atau kalau ada kejadian lucu, bisa dijadikan bahan ledekan. Kalau travelling bersama, tingkat toleransi kita juga harus lebih tinggi. Semua orang di dalam grup kita harus dijadikan bahan pertimbangan.
Trus, kenapa harus takut sama tempat baru? Dunia ini adalah tempat yang berbahaya sekaligus menyenangkan. Kalau kita nggak kemana-mana pun, bahaya juga bisa datang, kok.
Apa hal yang Mbak Windy temukan tentang diri sendiri setelah sekian lama travelling?
Ternyata saya…. Sebentar, ini pertanyaan yang menarik. Hahaha!
Apa yang saya temukan tentang diri sendiri setelah sekian lama travelling?
Hmmm, sebenarnya saya adalah orang yang kikuk. Sehari-hari, saya selalu takut orang lain nggak nyaman dengan saya. Saya sering mikir, orang lain tergangggu nggak, ya, sama saya?
Tapi ketika melakukan perjalanan, saya mencoba melawan sifat kikuk ini. Masa, sih, saya mau jadi orang yang kikuk dan khawatiran selamanya?
Selain itu, karena travelling, saya jadi nggak takut lagi dengan penolakan. Saya malah jadi bisa melihat sisi lucu dan konyol dari penolakan.
Apa pesan Mbak Windy untuk generasi muda yang suka travelling dan ingin menuliskannya?
Write a lot, read a lot, travel a lot and respect the culture.
***
Terima kasih banyak, Mbak Windy!
Saya sempat nggak percaya, lho, ketika Windy bilang bahwa ia adalah orang yang kikuk, karena ia kelihatan senang bergaul, percaya diri, dan mudah mingle di keramaian. Pokoknya asik aja!
Hal menarik lainnya yang saya temukan dalam obrolan ini adalah menurut Mbak Windy, dirinya terbentuk dari tiga elemen—menulis, dunia publikasi dan travelling.
Nah, apa tiga hal yang membentuk diri kamu?
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus