Profesiku: Ilustrator dan Art Director, Livia Prima
- Jan 06, 2019
- Fatimah Ibtisam
Livia Prima, lulusan International Design School (IDS), saat ini berprofesi sebagai Ilustrator Senior sekaligus Art Director di agensi Polar Engine Jakarta. Livia dengan senang hati berbagi cerita tentang pekerjaannya di bidang seni dan desain dalam rubrik Profesiku. Rubrik Profesiku mengangkat kisah para profesional yang menekuni pekerjaan mereka. Dari situ, kita bisa mendapatkan gambaran mengenai dinamika karier dan dunia kerja.
Yuk, simak cerita seru alumnus SMA Ricci I ini mengenai double job yang dijalaninya!
Profesiku:
“Saya bekerja di Polar Engine Jakarta sebagai art director dan senior illustrator.
Sebagai art director tugas saya adalah memberi arahan kepada tim agar mencapai hasil optimal. Sedangkan sebagai senior illustrator saya bertanggung jawab menghasilkan karya yang sesuai standar klien dan menghasilkan portfolio yang menarik bagi calon klien.”
Pekerjaanku sehari-hari:
“Waktu masuk studio (mulai bekerja) adalah jam 10 pagi. Masing-masing ilustrator biasanya sudah punya jadwal masing-masing untuk meng-update progress (pekerjaan) di hari itu.
Di sela-sela tugas ilustrator tersebut, saya melakukan tugas art directing serta berdiskusi dengan teman satu tim supaya mendapatkan hasil (pekerjaan) optimal. Kemudian, pulang jam 6 sore, dan saya jarang sekali lembur.”
Tantangan menjalani dua profesi ini:
“Ada sulitnya, karena kadang harus multitasking. Tapi untungnya ada dua orang art director di studio, jadi kita bisa saling mengisi.
Tantangan lain profesi Art Director dan Ilustrator adalah sedikit banyak (membuat kita) menjadi orang yang perfeksionis. Kita jadi agak keras dan menuntut diri sendiri agar selalu menghasilkan karya yang lebih baik dari kemarin.
Kemudian tantangan untuk terus belajar hal dan ilmu baru, seputar teknik dan selera pasar. Kita pun harus tetap tenang meski sedang dikejar deadline. Satu lagi, yaitu tantangan untuk selalu memenuhi permintaan klien sampai mereka puas dengan jasa kita.”
Ilustrasi karya Livia.
Kaitan pekerjaan dengan program studi kuliah yang diambil:
“Kebetulan saya kuliah di program studi Digital Design yang mirip dengan Desain Komunikasi Visual. Sebenarnya prodi tersebut tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan saat ini. Tapi saya senang, karena mendapat ilmu di bidang desain grafis yang melatih cara berpikir saya dalam mencari solusi desain.
Saya banyak belajar ilustrasi dan art directing secara otodidak, dari internet dan buku-buku, dan belajar dengan para mentor. Mentornya pun dari komunitas (komunitas ilustrator) dan dari tempat kerja.”
“Modal” yang dibutuhkan untuk berkarier sebagai ilustrator dan art director:
“Kualitas yang diperlukan di kedua profesi ini hampir sama, yaitu:
- Rajin, telaten, dan sabar.
- Tidak mudah menyerah serta tidak patah semangat, meskipun kadang karya yang dihasilkan belum sesuai harapan.
- Menghargai karya orang lain.
- Bisa menerima saran/ kritik.
- Sopan dan mampu menyampaikan pendapat dengan jelas tanpa menjatuhkan rekan satu tim.
- Supportif, saling mendukung (dalam tim kerja) untuk menghasilkan karya optimal.
- Mau belajar dan terus menambah pengetahuan.
- Dapat bekerja sama dan bertanggung jawab.
- Mengetahui basic anatomy drawing dan painting serta kemampuan (menggunakan) Photoshop.”
Manfaat kuliah di International Design School dan pengaruhnya ke dunia kerja:
“Kuliah di International Design School itu santai tapi serius. Materinya padat, dan dosen-dosennya memang para profesional yang berkecimpung di industri (desain dan kreatif), jadi kuliah di IDS serasa simulasi dunia kerja. Tidak banyak basa-basi, padat, dan jelas.
Di IDS, kita belajar memperlakukan dosen layaknya klien. Selain menjaga attitude seperti bersikap sopan, tepat waktu, mampu berkomunikasi dengan baik dan lainnya, juga kita harus bisa mengerti sifat dosen yang berbeda-beda. Sehingga kita siap apabila nanti di dunia kerja menghadapi berbagai tipe orang serta tuntutan yang berbeda-beda. Sehingga kita tidak langsung sakit hati, menyerah, dan kabur dari tanggung jawab.
Kalau dari segi skill, di IDS kita dilatih untuk punya mindset yang kritis, kreatif, dan mampu menyediakan berbagai alternatif solusi bagi persoalan yang ada.”
Tahapan karier Ilustrator senior dan Art Director:
“Tentunya, (diawali dengan) menjadi Illustrator pemula. Kalau saya sendiri mulai sebagai freelancer, dan mencoba menyediakan jasa untuk klien–klien di website-website art. Setelah punya pengalaman baru bisa menjadi Ilustrator senior. Untuk art director tahapan awalnya kurang lebih sama. Setelah menjadi Ilustrator senior, baru saya diminta menjadi Art Director.”
Ilustrasi karya Livia.
Pesan untuk anak muda yang ingin menjadi Ilustrator/Art Director:
“Belajar fundamental drawing dan painting. Cari komunitas (komunitas desain) dan mentor yang tepat. Sering berlatih dan upload portfolio yang baik di media sosial maupun art website
Kamu juga harus mencari keunikan dari pekerjaan seni kamu dan kembangkan. Jika portfolio kamu memadai, pasti akan banyak klien yang butuh jasa kamu.
Jangan membandingkan hasil akhir orang lain dengan perkembangan dirimu sendiri. Yang terpenting, terus berusaha menjadi lebih baik dan menghargai kemajuan kecil-kecil yang kamu buat. Enjoy perjalanannya.
Jaga pertemanan dalam komunitas (desain/art). Tidak perlu buang energi untuk saling menjatuhkan. Dan yang terakhir, jangan lupa berdoa, makan, olahraga, dan istirahat yang cukup.”
Baca juga:
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus