Profesiku: Quality Assurance Staff, Rio Hardiansyah

Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Quality Assurance Staff, bersama Rio Hardiansyah!

Rio Hardiansyah (Rio) adalah seorang Quality Assurance Staff di salah satu perusahaan tembakau terbesar di Indonesia. Rio merupakan lulusan Geofisika‍ Universitas Brawijaya‍ tahun 2015. Mau tahu seperti apa pekerjaan Rio sebagai Quality Assurance Staff, yuk simak ceritanya di bawah ini!

Profesiku:

“Sesuai namanya, tanggung jawab saya sebagai Staf Quality Assurance (QA) adalah memastikan setiap komponen produk yang dihasilkan memenuhi semua standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.”

1

Tugasku sehari-hari:

“Karena proses produksi (di pabrik) berlangsung selama 24 jam, maka perusahaan  memberlakukan sistem shift.

Tugas saya meliputi kalibrasi (memasang) dan melakukan quick check terhadap alat yang akan digunakan untuk pengukuran produk, mengambil sampling produk secara acak untuk pemeriksaan kualitas, melakukan pengecekan fungsi sensor pada mesin, serta membuat laporan pemeriksaan kualitas produk per shift, daily dan weekly.”

Modal yang diperlukan dalam pekerjaan ini:

“Menurut saya, hal yang paling dibutuhkan dalam bidang pekerjaan ini adalah ketelitian dan ketekunan.

Setiap hari kita melakukan pengecekan secara rutin, dan hal itu menuntut kita untuk dapat fokus memperhatikan detail sampai ke hal-hal terkecil, karena harus benar-benar memastikan semua proses produksi berjalan sesuai standar. Ditambah speed mesin yang tinggi, kita pun harus bisa bekerja dengan cepat .”

Hal yang disukai dari pekerjaan ini:

“Dedikasi dan usaha kami sebagai tim quality untuk menghasilkan produk berkualitas yang dapat diterima masyarakat adalah sesuatu yang akan selalu saya ingat. Karena itu, setiap saya melihat produk yang dijual—apapun itu, saya bisa membayangkan kerja keras tim quality yang bekerja di balik layar untuk dapat men-deliver produk itu dengan baik ke pasar.”

2

Kendala yang pernah ditemui selama menjalani pekerjaan ini:

“Bicara soal pelanggan dan tingkat kepuasan mereka merupakan hal yang gampang-gampang susah. Soalnya, tiap konsumen itu unik!

Ketika melihat ‘cacat minor’ suatu produk, terutama dari segi estetika, sebagian orang mungkin ada yang merasa masa bodo’. Tapi itu bisa menjadi masalah besar bagi orang-orang tertentu. Repotnya lagi kalau mereka memutuskan untuk berhenti membeli produk kita dan beralih ke produk pesaing.

Nah, untuk memastikan produk yang kita berikan ke konsumen adalah yang terbaik, kita harus membuat operator mesin untuk selalu aware dengan kualitas. Untuk itu skill komunikasi yang baik harus dimiliki agar tujuan bersama (memuaskan konsumen) dapat tercapai.”

Miskonsepsi umum tentang profesi ini:

Quality Assurance (QA) masih sering dianggap sama dengan Quality Control (QC). Di beberapa perusahaan, keduanya pun ada yang masih digabung dalam satu divisi, sehingga pembagian tugas antara keduanya menjadi bias.

QA dan QC punya peran yang berbeda, meskipun masih saling beririsan. QC bertugas memantau proses produksi suatu produk, mengidentifikasi dan menindaklanjuti secara langsung masalah dilapangan agar persyaratan mutu yang ditetapkan tercapai.

Sedangkan QA lebih  berperan sebagai konseptor memastikan semua standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk yang dihasilkan, serta membuat audit laporan dan analisa tindakan preventif agar cacat produk tidak terulang—yang diteruskan kepada QC sebagai eksekutor.”

Jenjang karier dalam profesi ini:

“Secara linier, jenjang karier QA diawali dari Staf, kemudian Team Lead, Executive, QA Manager, dan yang tertinggi adalah Product & QA Manager.

Tapi, nggak menutup kemungkinan tugas yang didapat tidak mengikuti alur tersebut, karena staf QA masih punya pembagian peran sendiri yang khusus mengurusi tembakau, material non-tembakau, instrumen, analisa data, serta riset pengembangan produk. Jadi para staf masih bisa di-rolling ke bagian yang berbeda dalam divisi ini.”

3

Tips untuk anak muda yang ingin menjalani profesi ini:

“Jangan berhenti belajar. Dunia ini keras, nggak ada tempat untuk pemalas! Hahaha.

Buat yang masih sekolah atau kuliah, jangan buang-buang kesempatan untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya. Manfaatkan kemudahan akses teknologi. Rajin baca buku, update info dan upgrade skill.

Selain itu, jangan lupa luangkan waktu untuk berorganisasi dan menikmati kehidupan sosial. Menurutku, soft skill itu penting banget di dunia kerja. Setelah lulus, kita nggak cuma bekerja dengan teori, angka atau mesin. Ada individu lain di sekeliling kita, jadi wajib banget hukumnya untuk kamu mengasah soft skill sejak dini.”

(sumber gambar: dok. pribadi)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 20 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 30 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1