7 Tempat Kuliner Yogyakarta yang Akan Selalu Jadi Incaran Mahasiswa

Kuliner murah meriah memang identik dengan mahasiswa. Bukan karena kelakukan mahasiswa, tuh, (selalu) pelit atau kere’, ya. Soalnya gimanapun juga, jatah bulanan mahasiswa—apalagi mahasiswa rantau—memang biasanya ngepas untuk makan sehari-hari serta kebutuhan perkuliahan. Makanya, mahasiswa selalu jeli mencari tempat makan yang murah meriah, tapi tetap asyik buat nongkrong dan bersosialisasi.

Di Yogyakarta, ada beberapa tempat yang sudah sangat terkenal sebagai tempat makan murah meriah. Pokoknya selalu laris dan dibanjiri mahasiswa seantero Yogyakarta! Dan karena makanannya juga enak, tempat-tempat ini nggak hanya diincar saat tanggal tua, lho, tetapi setiap hari.

Apa aja, sih?

1. Burjonan

Istilah “burjonan” sudah pasti nggak asing lagi untuk mahasiswa Yogyakarta. Bagi yang belum tahu, burjonan adalah warung kecil yang menjual mie instan, kopi, dan tentunya bubur kacang hijau.

Burjo sendiri singkatan dari “bubur kacang ijo”, meski semakin lama warung-warung ini malah semakin jarang menjual bubur kacang ijo. Hihihi. Ya udah lah, ya. Habis julukan “burjo”nya keburu melekat, sih.

Burjonan atau warung burjo bisa ditemukan di berbagai sudut kota Yogyakarta, terutama di daerah kampus atau kos-kosan. Bahkan di daerah mahasiswa begitu, warung burjo ini sangat menjamur sampai-sampai jumlahnya bisa melebihi jumlah kos-kosan di sana, hihihi.
Alasan para anak muda suka banget nongkrong di warung burjo adalah karena harga makanannya murah, dan selalu buka 24 jam. Kalau kamu nongkrong dari pagi ke pagi lagi pun, kamu nggak bakal di usir, kok!

Alhasil, lama-lama burjonan nggak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga tempat ketemuan, tempat pacaran, sampai tempat mengerjakan tugas.

Lucunya, walaupun khas Yogyakarta, pemilik dan pengelola warung burjo umumnya adalah pendatang dari Jawa Barat. Jadi ketika memanggil mas-mas pramusajinya, para pengunjung burjonan terbiasa menggunakan sebutan “Aa’”, bahkan kadang “Aa’ Burjo,” hihihi.

2. Angkringan

Siapa, sih, yang nggak tahu angkringan? Meskipun warung gerobak makanan ini juga banyak terdapat di beberapa kota di Jawa Tengah, angkringan lebih identik dengan Yogyakarta.

Angkringan sendiri adalah semacam “warung makanan” mobile, karena terletak di atas gerobak beroda dua. Saat lagi jualan, gerobak ini akan diparkir di pinggir jalan dan ditutupi terpal biru.

Angkringan tumbuh dan awet karena kesederhanaannya. Karena harga makanannya yang super terjangkau, semua kalangan masyarakat doyan makan di angkringan, mulai dari tukang becak, mahasiswa, sampai warga kelas atas bermobil mewah. Nggak jarang angkringan bisa jadi tempat untuk mendapat teman baru, bahkan gebetan!

Memangnya makanan yang dijual di angkringan, tuh, seberapa murah, sih? Sebagai bayangan, harga sebungkus nasi kucing—salah satu menu andalan angkringan—cuma seribu perak. Kalau ditambah aneka gorengan dan minum, biaya sekali makan di angkringan nggak sampai sepuluh ribu rupiah. Gimana mahasiswa nggak cengar cengir, tuh?

3. Pecel Lele

Warung pecel lele juga termasuk tempat makan selalu jadi incaran mahasiswa Yogyakarta. Buka mulai sehabis maghrib sampai tengah malam, setiap warung pecel lele biasanya menjajakan menu ayam, lele, tempe, burung puyuh, dan aneka lauk pauk lainnya dengan harga terjangkau..

Warung pecel lele bisa ditemukan di hampir setiap sudut kota Yogyakarta. Trus, kalau gerobak angkringan biasanya ditutupi terpal warna biru, warung pecel lele pasti ditutupi terpal warna oranye. Lucu, ya, bisa klaim-klaiman warna terpal begitu, hihihi.

4. Nasi Gudeg

Nggak mungkin kita membahas kuliner Yogyakarta tanpa membahas gudeg! Kamu pun nggak akan sah jadi mahasiswa Yogya kalau belum rutin makan nasi gudeg.

Di Yogya, nasi gudeg adalah menu andalan sarapan mahasiswa sebelum masuk kuliah. Hal ini didorong oleh kebiasaan penjual nasi gudeg dadakan yang lebih sering muncul di pagi hari. Alhasil, nasi gudeg biasa dijadikan sarapan, deh.

Pilihan lauk nasi gudeg nggak hanya gudeg, kok. Ada juga ayam, telur, krecek dengan sedikit cabe rawit supaya rasanya lebih nendang. Nyam! Trus, entah kenapa, penjual gudeg, tuh, pasti ibu-ibu atau simbah-simbah. Seenggaknya ini yang saya temukan, ya. Mungkin hal inilah yang membuat warung-warung gudeg di daerah Wijilan yang terkenal itu didominasi oleh warung bernama seorang wanita, misalnya Gudeg Yu Djum.

5. Warung SS

Bosan makan di pinggir jalan? Ingin makan di restoran, tapi nggak takut dompet jebol? Bisa banget! Datang aja ke Warung Spesial Sambal. Walaupun namanya “warung”, tempat ini sebenarnya restoran, kok, namun harganya tetap murah-meriah. Ciri khas restoran ini adalah menunya yang banyak dan pilihan sambalnya yang beragam. Cocok buat yang doyan pedas!

Nggak heran kalau setiap cabang Warung SS di seluruh wilayah Yogyakarta selalu penuh, dengan mayoritas pelanggan mahasiswa, pelajar, dan keluarga.

Saran saya, kalau mau nyobain makan di Warung SS, jangan datang saat tepat waktu makan siang atau makan malam. Penuh!

6. Kalimilk

Yang namanya mahasiswa, sudah pasti hobi banget kumpul-kumpul, entah untuk sekedar nongkrong, rapat organisasi, atau mengerjakan tugas bareng. Sebagai kota pelajar, nggak heran kalau tempat nongkrong di Yogyakarta berkembang pesat. Nah, salah satu yang lagi beken banget beberapa tahun terakhir adalah Kalimilk.

Meskipun menu utama di warung ini adalah susu, Kalimilk juga menawarkan berbagai menu kuliner dengan harga yang cukup terjangkau, kok. Nuansa tempatnya juga asyik, dan lokasinya mudah dijangkau dari arah mana aja karena terletak di pusat kota. Wajar, deh, kalau setiap malam tempat ini selalu dipenuhi oleh anak-anak muda.

7. Warung Makan Ramesan

Kodratnya orang Indonesia adalah nggak bisa jauh-jauh dari nasi! Ya, nggak? Inilah yang membuat warung nasi rames selalu tumbuh subur, terutama di daerah kos-kosan. Apalagi warung yang punya menu masakan rumahan lengkap dengan harga terjangkau.

Warung nasi ramesan di Yogya biasanya berusaha memberikan menu yang bisa diterima oleh lidah berbagai jenis pelanggan, karena pengelolanya tahu, nggak semua pelanggannya (baca: mahasiswa) berasal dari Yogya.

Oya, saya punya tips, nih, buat kamu-kamu para mahasiswa Yogya, supaya urusan makan di warung nasi ramesan jadi lebih asyik. Sepengalaman saya, para pemilik warung senang banget kalau ada pelanggan yang setiap hari makan di warungnya. Nah, maka usahakan kamu konsisten makan di satu warung tertentu, supaya pemilik warung jadi kenal (akrab) sama kamu.

Kalau sudah kenal akrab dengan seorang pelanggan, pemilik warung biasanya nggak sungkan untuk memberikan diskon dan bonus-bonus tertentu, seperti krupuk gratis. Yang paling bikin hepi, kadang dia memperbolehkan pelanggannya ngutang pas tanggal tua! Hore!

(sumber gambar: harianjogja.com, samiasihgrup.wordpress.com, infobdg.com, gudegyudjumpusat.com, kalimilk.co.id)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1