Kutipan Inspiratif Rhenald Kasali di Buku Let’s Change!

Ada yang belum tahu Prof. Rhenald Kasali? Beliau adalah guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia‍ ‍ sekaligus pendiri Rumah Perubahan, yang menyediakan jasa pelatihan dan konsultasi manajemen perubahan.

Prof. Rhenald Kasali juga dikenal sebagai penulis buku. Banyak buku best-seller yang dihasilkannua. Saya punya salah satu bukunya yang berjudul Let’s Change!. Buku yang membahas tentang kepemimpinan, keberanian, dan perubahan tersebut merupakan kumpulan tulisan beliau yang sudah diterbitkan di Harian Kompas.

Ada beberapa quotes yang pengen saya bagi karena bisa menjadi pelajaran untuk anak muda.

"Pemimpin yang tak melakukan kesalahan adalah pemimpin yang tak melakukan apa-apa"

Terutama nih buat kamu para aktivis organisasi, ketua OSIS, ketua ekskul, ketua BEM, sampai ketua PJMI (Persatuan Jomlo Muda Indonesia). Sebagai seorang leader pasti kamu pernah merasa down, nggak guna, berasa banyak melakukan kesalahan, disalah-salahin mulu sama senior dan junior. Ah, pokoknya kelar, lah!

Sebagai pemimpin, melakukan kesalahan merupakan hal yang sangat wajar. Kamu mungkin melakukan inovasi ini-itu di organisasi tapi belum pas untuk diterapkan, makanya hasilnya jadi belepotan. Atau persiapanmu yang kurang, jadi kelihatannya mentah banget. Tapi nggak apa-apa gaes, kesalahanmu itu sekaligus membuktikan kalau kamu berbuat sesuatu sebagai pemimpin.

Justru pengalaman-pengalaman "salah" seperti inilah yang harus kamu alami ,gaes. "Habiskan jatah" kegagalan dan kesalahanmu. Ambil semua evaluasi darinya. Karena ketika nanti kamu sudah bekerja, kesalahan itu bukan dianggap sebagai pembelajaran hal yang minus dan merugikan. Catet, tuh!

"Mendengarkan merupakan upaya yang memerlukan energi dan konsentrasi"

Sungguh mendengarkan adalah pekerjaan yang melelahkan. Makin melelahkan kalau kita harus mendengarkan orang yang punya ide berseberangan sama kita. Apalagi kalau kita udah nggak suka duluan sama orang itu.

Saya sendiri juga sering merasa capek sebagai pendengar. Tetapi, saya mencoba mengingat pepatah jaman Sun Go Kong dulu, katanya air tidak akan masuk pada gelas yang airnya penuh. Setiap bertukar pikiran atau berdiskusi, saya mencoba untuk membuang asumsi-asumsi dan pikiran-pikiran saya dulu, supaya saya bisa mendengarkan lebih seksama. Supaya apa yang orang tersebut katakan bisa saya tangkap dengan baik.

Karena percuma gaes kalau kita nanggepin orang dengan semangat menggebu-gebu tapi ternyata kita nggak nyambung sama yang dia omongin. Malu banget kan jadinya?

"Tanpa belajar, kita akan terperangkap hidup pada masa lalu"

Eittss....jangan baper dulu lah. Ini bukan soal cinta, C-I-N-T-A, tapi soal cita, C-I-T-A. Beda tipis emang.

Beberapa dari kita mungkin pernah merasakan kejayaan di masa lalu. Sering menang lomba, tampil ini-itu lah, tapi sekarang merasa bukan apa-apa. Bisa jadi sebenarnya bukan kemampuanmu yang merosot gaes, tapi kamu yang terlalu lama hidup di masa lalu.

Kamu sudah puas dengan pencapaian-pencapaian kamu dulu dan nggak mengasah lagi kemampuanmu. Kamu nggak mau belajar sesuatu yang baru, berkenalan dengan orang-orang di luar lingkaran pergaulanmu. Akhirnya, kamu jadi nggak terbuka dengan kesempatan yang sebenarnya sudah menunggu di depan mata. Ingat ya, kesempatan dan peningkatan kualitas diri hanya terbuka bagi mereka yang mau terus belajar, gaes.

"Manusia ingin berubah, tetapi tidak mau diubah"

Contoh simpelnya, kamu pengen jago pelajaran Fisika tapi tiap dikasih PR sama guru, kamu nggak pernah ngerjain. Gimana kamu mau menguasai ilmunya?

Coba kamu perhatikan, penyanyi-penyanyi jebolan ajang pencarian bakat. Pas audisi pertama kali, suaranya masih biasa aja. Begitu mereka dilatih, diubah cara nyanyinya sama pelatih, suaranya jadi makin matang. Hal yang nggak beda jauh pun berlaku di dunia para atlet. Yang tadinya cuma latihan sendiri di rumah 5 jam sehari, setelah gabung di klub jadi bisa 10 jam sehari.

Kita sering salah kaprah menganggap kalau satu-satunya yang bisa membuat kita berubah itu, ya diri kita sendiri. Padahal kita pun juga dipengaruhi sama lingkungan sekitar. Dalam beberapa kondisi, pengaruh lingkungan itu sangat kuat, gaes. Kadang kita harus menerima pressure dari lingkungan supaya jadi lebih baik. Supaya bisa berubah menjadi lebih baik, diri kita sendiri harus mau diubah.

(sumber gambar : radarbali.jawapos.com, irishmirror.ie, big-change.org)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1