Anggapan Kamu Tentang Guru vs Kenyataannya

Banyak orang yang berpikir profesi guru itu mudah. Cuma ngajar di depan kelas, ngasih materi, ngasih tugas, bikin soal, ulangan, koreksi, trus libur. Udah. Mungkin kamu termasuk siswa yang berpikir, “Ah, guru, sih, enak banget kasih tugas susah-susah. ‘Kan kita juga yang ngerjain!”

Hmm, kalau kamu berpikir begitu, semoga setelah baca artikel ini, kamu bisa jadi lebih menghormati mereka ya, gaes.

1. Guru mungkin terlihat hanya menerangkan materi selama 1-2 jam, tapi ‘kan dalam sehari, beliau nggak cuma mengajar satu kelas!

Suatu ketika, saya pernah menantang salah satu murid saya untuk “menggantikan” saya jadi guru. Dia pun menerangkan cara pengerjaan sebuah soal Matematika yang cukup tricky. Saya lalu memperpersilakan murid-murid lain untuk bertanya kepada “guru pangganti” tersebut. Setelah selesai menerangkan, murid saya bilang, “Gila, jadi guru ternyata bikin suara abis!”

Kalau kamu masuk kelas di siang hari dan kamu lihat gurumu masih bersemangat dan suaranya masih kenceng, beliau hebat banget, lho! Menjaga energi tetap prima untuk ngajar, tuh, sama sekali nggak mudah.

Kalau ngajar murid-murid yang sudah siap belajar, sih, lebih gampang ya. Tapi kalau situasi kelasnya masih belum kondusif (baca: murid-muridnya masih ribut, belum masuk kelas, dan sebagainya), seorang guru harus membuat situasi kelasnya menjadi kondusif.

Maka mungkin bagi kamu, gurumu cuma bisa marah-marah aja di kelas. Padahal beliau melakukan hal tersebut semata-mata agar kelasnya tertib dan kondusif untuk belajar. Gurumu nggak mau hanya murid yang di duduk depan—atau yang rajin-rajin—aja yang mendengarkan penjelasan materi pelajarannya. Kamu-kamu yang suka tidur di meja belakang juga harus menyimak.

2. Supaya mengajarnya optimal, guru harus membuat persiapan pembelajaran

Setiap guru harus membuat persiapan pembelajaran, yaitu Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kamu pasti sudah familiar dengan Silabus, yang mungkin dibagikan oleh beberapa gurumu setiap awal semester. Silabus ini berisi materi yang akan beliau ajarkan selama satu semester ke depan.

Sementara RPP adalah rencana mengajar para guru dalam setiap pertemuan. Maka RPP inilah yang menjadi pegangan gurumu saat mengajar di kelas. Misalnya, hari ini gurumu mau mengajar tentang Trigonometri, maka ketika beliau masuk kelas, beliau harus sudah tahu dan siap dengan cara penyampaian materinya. Entah mau dengan cara games, diskusi, atau ceramah satu arah seperti guru Indonesia pada umumnya.

3. Guru juga harus menghadapi “ujian”, lho. Ujian menghadapi kebandelan murid!

Setiap guru pasti harus rutin menghadapi murid bandel. Mulai dari murid yang langganan telat, nggak pernah ngerjain tugas, nyontek mulu, susah dibilangin, sampai hobi bolos dan tawuran. Duh, capek, deh!

Padahal setiap guru juga pasti pernah mengalami masa muda yang seru. Bahkan ada aja guru yang dulunya bandel, dan akhirnya “belajar” dari pengalaman bandel mereka tersebut.

Nah, karena gurumu pernah bandel, beliau tahu bahwa bandel itu merugikan dan berisiko besar. Makanya, guru-guru killer umumnya “keras” dalam menjaga kamu, supaya kamu nggak makin nekat. Kalaupun kamu sedikit bandel, harapan para guru adalah seenggaknya kamu masih hormat kepada mereka dan orangtua.

4. Walaupun kadang terasa sungguh melelahkan, guru selalu menemukan alasan untuk mengajar murid-muridnya

Alasan setiap guru ingin menjadi pengajar tentunya berbeda-beda. Mungkin ada yang hanya karena demi mendapat penghasilan, mungkin ada yang karena memang suka berinteraksi dengan anak-anak, mungkin ada yang memang ingin memajukan pendidikan bangsa.

Meski alasannya beragam, semua guru pasti pernah merasa capek banget dengan profesi mengajarnya. Apalagi kalau karena murid-muridnya nggak ngerti-ngerti meski sudah berulang kali dijelaskan, nilai mereka jelek-jelek terus, bandel-bandel pula. Duh!

Walaupun begitu, seorang guru sejati akan selalu kembali datang untuk mengajar. Ia selalu ada alasan dan panggilan untuk bertemu dengan murid-muridnya. Kalau tubuh sedang nggak fit pun, seorang guru sejati rela untuk tetap datang ke sekolah, karena teringat ada materi yang belum disampaikannya.

Apalagi para guru di pedalaman, yang harus berjuang ekstra untuk mengajarkan materi yang sama dengan materi di sekolah-sekolah kota besar, padahal dengan keterbatasan fasilitas. Demi apa? Sekali lagi, demi membuktikan bahwa guru selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya.

Selamat Hari Guru Nasional!

(sumber gambar : rakyatsultra.fajar.co.id, ppgtsmk.blogpot.com, bulungan.prokal.co.id, teraslampung.com, fadhilabukamil.blogspot.com, beritadaerah.co.id)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1