Passion atau Orang Tua, Harus Pilih yang Mana, Ya?
- Jul 01, 2019
- Fitria Aisyah
“Sebenernya aku nggak pengin kuliah di jurusan ini. Jurusan ini pilihan mamaku, ini cita-cita mamaku yang ingin jadi guru tapi nggak kesampaian”
Sering mendengar keluhan seperti itu? Ya, bukan hal tabu lagi kalau banyak mahasiswa yang mengalami hal ini. Karena semua orang tua di dunia pasti ingin selalu melihat anaknya sukses dan bahagia.
Kalimat tersebut memang terdengar klise, tapi begitu adanya. Tapi kadang kala, orang tua yang biasanya sudah lebih berumur dan berpengalaman merasa perlu mendikte anaknya untuk menentukan jalan hidup mereka—mulai dari memilih sekolah, kampus, jurusan kuliah, hingga pekerjaan.
Sebenarnya para orang tua punya maksud baik untuk masa depan anak anaknya, tapi ada beberapa poin yang orang tua lupakan. Yaitu setiap anak memiliki kesukaan yang berbeda, cita-cita yang berbeda, bakat yang berbeda sehingga menuntut anak untuk menjadi nomor satu diantara teman-temannya tanpa mengetahui minatnya bukanlah sebuah tindakan bijaksana.
Well, jujur saja, ya. Awalnya saya juga nggak menyukai sama sekali yang namanya jurusan Sastra Jerman, terlebih di Universitas Negeri Surabaya—tempat saya menempuh pendidikan tinggi. Sejak SMA saya lebih menyukai hal-hal yang berhubungan dengan Kimia.
Harus diakui pilihan di jurusan ini banyak intervensi dari orang tua saya yang notabene-nya nggak mau anaknya kuliah jauh dari rumah. Yaps, kampus saya dan rumah saya berjarak 15 menit saja, gaes!
Tapi tanpa disangka-sangka, saya bisa berdamai dengan diri saya sendiri. Bahkan sekarang saya cukup bangga dengan gelar Sarjana Sastra yang saya miliki. Soalnya, saya baru sadar bahwa ternyata saya memiliki gairah yang sama di bidang ini.
Nah, buat kalian yang masih bingung milih antara pilihan orang tua atau passion, saya akan mencoba memberi tips untuk memecahkan masalah ini berdasarkan pengalaman pribadi dan curhatan-curhatan dari teman. Jadi, simak selengkapnya berikut ini, ya.
1. Yakin dengan pilihan sendiri terlebih dahulu
Poin yang pertama adalah yakin dengan pilihanmu sendiri, gaes. Apakah pilihamu itu sudah sesuai dengan minat, bakat, dan passion-mu.
Kamu harus bener-bener buktikan dulu ke dirimu sendiri kalau kamu memang suka dan bisa di bidang yang kamu pilih, gaes. Nggak cuma anget-anget di awal doang dan pas di tengah-tengah malah give up.
Selain itu, kamu bisa ngumpulin bukti dengan banyak ikut kegiatan yang terkait dengan passion kamu atau ikut lomba-lomba buat nabung prestasi di bidang yang kamu sukai tadi.
Intinya, kamu harus memiliki pertimbangan-pertimbangan yang matang untuk kedepannya. Jangan sampai karena ikut-ikutan teman, pacar atau bonek alias bondo nekat saja, kamu akan membuyarkan masa depanmu dan merasa kecewa dengan pilihan yang sudah dipilih.
2. Utarakan keinginanmu
Nah, kalau kamu sudah yakin dengan pilihanmu. Saatnya giliranmu menunjukkan aksi. Aksi yang dimaksud disini adalah coba utarakan apa yang menjadi passion–mu ke orang tua.
Saat kamu mengutarakan pendapatmu, pastikan kamu jangan sampai terlibat konflik dengan orang tuamu. Kuncinya adalah komunikasi yang intens dan efektif dengan orang tuamu karena biasanya hal itulah yang belum kamu lakukan hingga akhirnya merasa “dikekang”, "dilarang", dan lain sebagaianya.
Kalau kamu bicarakan baik-baik, orang tua juga pasti mau mendengarkan atau memikirkan pendapatmu dan bisa jadi malah setuju dengan pilihanmu
Hal ini juga berlaku buat kamu yang sedang kuliah, gaes. Kalau kamu sudah punya pilihan mau jadi apa kamu selepas lulus kuliah nanti, ada baiknya dikomunikasikan dengan orang tua sejak awal kuliah.
Hal ini bisa membantumu mencari tahu apakah keinginan orang tuamu dan keinginanmu sejalan atau nggak. Jadi, kamu punya waktu untuk mengkomunikasikan, membujuk, dan meyakinkan orangtua mu, deh.
3. Meyakinkan orang tua
Fyi, nggak semua orang tua berpikiran terbuka terhadap perkembangan jaman, gaes. Maih banyak orang tua di luar sana yang have no idea dengan jurusan sama profesi jaman sekarang, misalnya jurusan Teknologi Game.
Singkatnya, sih, gini, masih ada orang tua yang berpendirian bahwa jurusan Pendidikan Dokter di Universitas A itu jauh lebih bagus. Atau jurusan Akuntansi biar cari kerjanya gampang. Atau ada juga orang tua yang menyuruh anaknya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) biar masa depannya terjamin.
Memang nggak ada yang salah dengan semua itu. Tapi, kalau semua yang diinginkan orang tua itu nggak sesuai sama kepribadianmu malah bisa jadi bumerang tersediri buat kehidupanmu selanjutnya, 'kan?
That's why, kalau kamu sudah sangat yakin sama pilihanmu sendiri, yakinkan dan berikan pengertian yang “halus” ke orang tuamu, gaes. Tujuannya? Supaya mereka paham bahwa jurusan kuliah jaman sekarang nggak cuma itu saja-saja dan mereka pun tetap bisa memberi masukan berdasarkan pengalaman mereka.
Caranya gimana untuk menyakinkan orang tua?
Gampang banget. Kumpulkan info-info mengenai perguruan tinggi, jurusan kuliah yang kamu pilih hingga prospek karier ke depannya. Bila perlu kamu juga mencari perguruan tinggi, jurusan kuliah pilihan orang tuamu hingga prospek karier ke depannya.
Hadeh, males banget harus cari tahu satu-satu di google. Eits, tenang dulu. Youthmanual sudah memberikan apa yang kamu butuhkan itu di sini, lho! Atau kamu juga bisa ikutan asesmen Youthmanual di sini buat dapetin personal report, gaes.
Kalau kamu sudan selesai mencari dan melakukan asesmen di Youthmanual, lalu presentasikan dan diskusikan keunggulan serta keburukan dari pilihanmu dan orang tuamu. Jangan lupa, tunjukkan dan komunikasikan pada orang tuamu rencana-rencana serta jalanmu untuk meraih kesuksesan dan bagaimana kamu menangkal segala hambatan yang ada.
4. Berdamai dengan pilihan orang tua
Nggak ada salahnya mengikuti pilihan orang tua. Masalah pilihan orang tua atau pilihan sendiri itu bukanlah sesuatu yang penting. Yang terpenting adalah bagaimana kamu mengembangkan diri kamu sendiri sebaik mungkin.
Jangan sampai karena ada crash sama orang tua, kamu malah melupakan bagaimana untuk meningkatkan diri kamu sendiri.
Singkatnya, nih, ya, pilihan orang tua itu pasti nggak ada yang salah dan menyesatkan. Sejatinya orang tua sudah mempertimbangkan baik buruknya serta resiko yang akan dihadapimu dikemudian hari.
Bagi kamu yang memilih pilihan orang tua, nikmati saja. Siapa tahu apa yang jadi pilihan orang tuamu itu ternyata passion yang ada dalam diri kamu sendiri dan nggak kamu sadari.
***
Itu tadi beberapa cara sederhana agar kamu dan orang tuamu memiliki visi dan misi yang sama. Kalau kamu sudah melakukan itu semua, tapi orang tua belum merespon. Jangan dulu pesimis, gaes.
Yakinkan orang tuamu sedikit demi sedikit. Batu yang keras akan hancur hanya oleh tetesan air yang terus menerus. Jangan lupa banyak berdoa, supaya hatimu dan hati orang tua dipersatukan dan mudah untuk saling memahami keinginan satu sama lain!
Baca juga:
(Sumber gambar: youtube.com, phyonaing90.wordpress.com, thejakartapost.com, rajeevmathewthomas.wordpress.com, inc.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus