Perlu, Nggak, Sih, Pelajar Bawa Kendaraan Pribadi Ke Sekolah?

Kamu tahu nggak, berita tentang siswa SMA di Purwakarta yang “dikeluarkan” dari  sekolahnya gara-gara bawa mobil ke sekolah?

Ceritanya, pelajar ini melanggar Peraturan Bupati mengenai larangan pelajar/anak di bawah umur untuk membawa kendaraan ke sekolah. Tapi dia ngotot tetap mengendarai mobil sendiri ke sekolah, dengan alasan  rumahnya jauh dari sekolah. Setelah berkali-kali diperingati,  akhirnya pihak sekolah memindahkan dia ke sekolah yang jaraknya lebih dekat.

*geleng-geleng kepala*

Sebenarnya ini bukan kali pertama pemerintah daerah membuat larangan pelajar membawa kendaraan bermotor pribadi. Pada tahun 2015, Dinas Pendidikan DKI Jakarta sudah lebih dulu menerbitkan surat edaran yang berisi larangan serupa, begitu pula dengan Polewali Mandar, Purwakarta, dan Bandung.

1

Ada beberapa alasan dibalik pemerintah daerah beramai-ramai membuat peraturan seperti ini.

1. Mayoritas pelajar SMP/SMA adalah anak di bawah umur yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi. Nggak semua anak sekolah dapat mengantongi SIM, kecuali yang sudah berumur 17 tahun. Anak SMP/SMA nggak mungkin bapak-bapak berumur kepala tiga yang sudah berkeluarga, dong?

Jadi biarpun kamu sudah bisa mengendarai kendaraan bermotor, tapi kalau belum punya SIM, kamu diharamkan membawa kendaraan pribadi kemanapun, termasuk ke sekolah. That’s illegal!

2. Bagi kebanyakan anak muda, kalau bisa bawa kendaraan sendiri di usia yang sangat muda, it’s some sort of achievment. Padahal mahir berkendara bukan berarti kamu sudah paham dengan safety riding/driving, lho. Belum tentu kamu paham semua rambu lalu lintas, dan belum tentu kamu bisa mengendalikan emosi saat menyetir. Trus banyak, lho, anak muda yang mengabaikan keselamatan berkendara karena takut nggak kelihatan keren. Seatbelt sengaja nggak dipasang biar bajunya nggak lecek, dan helm sengaja nggak dipakai gara-gara takut rambutnya jadi nggak “badai”. Yaelah.

Masih mending kalau ujung-ujungnya kamu cuma sekadar ditilang. Kalau gaya berkendara kamu sampai membahayakan diri sendiri dan orang lain gimana?

Di tahun 2014, statistik Ditlantas Polda Metro Jaya mencatat ada satu kecelakan lalu lintas setiap hari yang disebabkan oleh anak di bawah umur. Jumlahnya pun meningkat dari 1.46% ke 1.72%. Ngeri nggak, tuh?

3. Dari aspek sosial, membawa kendaraan sendiri bisa menimbulkan kesenjangan sosial di kalangan para siswa. Di masyarakat kita, kendaraan bermotor masih menjadi kebutuhan lux, karena nggak semua orang bisa memilikinya. Hal ini pun dapat memicu tindak kriminal, karena kamu—sebagai pelajar yang masih clueless—dianggap sasaran empuk bagi para penjahat.

2

Apalagi kalau alasan kamu membawa kendaraan pribadi ke sekolah bukan karena jarak jauh atau alasan keamanan lain. Kamu nggak mau dicap sebagai tukang pamer, ‘kan?

4. Konsekuensi dalam melanggar peraturan nggak hanya akan dirasakan oleh kamu, tapi oleh satu generasi. Ketika kamu melanggar peraturan, sekecil apapun itu, perbuatan kamu akan menjadi cerminan moral bagi generasi kamu. Nggak banget, lho, kalau moral generasi kalian dicap buruk gara-gara nggak bisa menaati aturan.

So many reasons, so little understanding.

***

Namun nyatanya, masih banyak aja pelajar yang nggak mengindahkan peraturan ini dan tetap ngeyel bawa kendaraan ke sekolah, seakan-akan menolak keras keberadaan peraturan ini.

Kalau saya pribadi, sih, setuju banget dengan peraturan ini. Kenapa?

Gini, deh. Saya sendiri masih satu generasi dengan beberapa siswa-siswi SMA zaman sekarang (yay, masih muda!), tapi saya dan adik-adik SMA bisa memandang kasus ini dari kacamata yang berbeda.

Kalau jarak rumah-sekolah yang jauh dan keamanan menjadi alasan utama kamu membawa kendaraan ke sekolah, sorry to say, but your argument is invalid.

3

Semasa SMA, saya tinggal di luar angkasa (baca: Bekasi), sedangkan sekolah saya berada di bilangan Jakarta Timur. Jarak antara rumah dengan sekolah saya cukup jauh, dan macetnya warbiyasak. Kalau nggak berangkat jam setengah 5 subuh, jangan harap saya bisa tiba di sekolah sebelum gerbang sekolah ditutup, jam setengah 7 pagi.

Apakah dengan kondisi seperti itu, saya langsung memutuskan untuk bawa kendaraan pribadi ke sekolah? Nggak, tuh!

Sebagai penumpang aja, saya suka emosi kalau kejebak macet. Apalagi kalau saya bawa kendaraan sendiri tiap hari? Hell, naw!

Solusinya, saya minta orang tua saya untuk mencarikan ojek langganan yang terpercaya untuk rutin mengantar saya ke sekolah, sebab jalur ke sekolah saya paling cepat ditempuh  dengan sepeda motor. Pulangnya, saya bisa naik angkot, bis patas, atau kereta, tergantung mana yang paling ramai, agar saya selalu merasa aman.

Di tahun terakhir sekolah, saya makin sibuk karena bimbel dan les anu-itu sampai larut malam. Ketika orangtua nawarin saya untuk bawa kendaraan pribadi, saya tetap menolak.

Bukan karena saya nggak bisa nyetir, lho. Saya hanya nggak mau nambah-nambahin macetnya jalanan (plus malas menghadapi macetnya juga), dan saya yakin masih ada pilihan transportasi lain.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk mengontrak rumah petakan di dekat sekolah bersama beberapa teman—yang rumahnya juga jauh—sampai kami lulus SMA. Kami juga hanya pulang ke rumah setiap hari Minggu. Pemilik kontrakan juga tahu kami cuma segerombolan abege yang vulnerable, sehingga beliau nggak pernah melepaskan kami dari pengawasan. Pokoknya aman, deh.

Trus, kamu tahu nggak, sih, kalau ngontrak rumah petakan JAUH lebih murah dari biaya punya kendaraan pribadi? Jauh lebih murah! Suer!

4

Hikmah dari pengalaman saya ini adalah, ada banyak opsi selain membawa kendaraan pribadi ke sekolah, kok. Selama kamu berpikiran terbuka dan merasa nggak masalah kalau harus berakit-rakit ke hulu, pasti selalu ada jalan untuk berenang-renang ke tepian. Amirite?

Apalagi zaman sekarang sudah banyak jasa transportasi online yang terpercaya. Kualitas angkutan umum juga juga sudah lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu, meskipun belum sempurna. Beberapa kota pun sudah menyediakan bis sekolah gratis untuk para pelajar di area tertentu.

Lagian mayoritas sekolah pun nggak menyediakan lahan parkir untuk pelajar juga, kok. Dulu, di sekolah saya, banyak teman yang "maksa" memarkir kendaraannya di lapangan upacara dan lapangan olahraga sekolah. Sumpah, ganggu banget!

Orangtua kamu pasti juga paham dengan konsekuensi jarak rumah-sekolah dan keamanan kamu dalam perjalanan ke sekolah. So, mereka pasti bisa memberikan kamu solusi yang jauh lebih bijaksana daripada mempercayakan kamu untuk membawa kendaraan pribadi tanpa SIM.

Iya, dong, gaes. Si siswa Purwakarta aja sampai dipindahkan sekolahnya, supaya dia nggak perlu bawa kendaraan lagi. Mau nggak mau, orangtuanya harus setuju. Memangnya mereka mau anaknya nggak sekolah, cuma gara-gara dilarang bawa kendaraan?

5

Dan yang paling penting, it has NOTHING to do with your family’s wealth!

Nggak peduli kalau orangtua kamu mampu beliin kamu BMW atau motor bebek seken dan kamu sudah bisa mengendarainya, selama kamu masih berseragam putih biru/abu-abu, kamu belum layak  membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Titik.

All in all, dari sudut pandang saya, meskipun kamu sudah bisa nyetir dan punya kendaraan sendiri, saya merasa kamu belum perlu membawa kendaraan pribadi ke sekolah.

(sumber gambar: babandungan.com, viva.co.id, corongmedan.com, blogspot.com,  solopos.com, yamahamotorjakarta.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 2 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1