Pilkada, Libur Akhir Tahun, dan Sekolah Tatap Muka di Semester Baru. Bagaimana Bertahan di Tengah Pandemi?
- Dec 04, 2020
- Fatimah Ibtisam
Bulan Desember 2020 hingga awal Januari 2021, ada sejumlah agenda besar yakni Pilkada, libur Natal dan Tahun Baru, hingga diperbolehkannya sekolah tatap muka. Padahal, kasus positif Covid-19 masih terus meningkat, hingga lebih dari 8000 kasus per hari. Apa yang perlu dilakukan untuk bertahan di masa pandemi?
Pilkada 2020
Rencananya, Pilkada serentak berlangsung di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota pada Rabu, 9 Desember 2020. Di satu sisi, pemilihan kepala daerah diperlukan untuk kelangsungan demokrasi dan pergantian pemimpin.
Jika Pilkada ditiadakan atau diundur, posisi Kepala Daerah digantikan oleh Plt (Pelaksana Tugas). Dikhawatirkan Plt nggak bisa membuat keputusan seleluasa kepala daerah terpilih. Sementara peran pemerintah daerah khususnya kepala daerah sangat krusial dalam usaha meredam pandemi serta tantangan yang menyertainya. Tanpa Pilkada, berbagai daerah dinilai sulit menghadapi itu semua.
Namun pelaksanaan Pilkada banyak mendapatkan kritikan, bahkan secara resmi menuntut agar pemerintah mau membatalkan Pilkada 2020. Zubairi Djoerban Ketua Satgas Covid-19 IDI berpendapat bahwa jika persentase masyarakat yang positif Covid-19 di suatu wilayah sangat tinggi, maka pemerintah harus membatalkan Pilkada di daerah tersebut demi keselamatan masyarakat. Hal ini ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa tepat seminggu sebelum Pilkada (2/12).
Apa yang harus kita lakukan?
* Apabila kamu adalah pemilih di daerah yang menjalani Pilkada, maka tidak ada yang bisa menghalangi hak pilihmu. Tapi lakukan dengan hati-hati. Pakai masker 3 lapis atau masker medis dengan benar. Ikuti semua aturan dan prosedur kesehatan dalam pemilu.
* Jangan nongkrong di TPS, kecuali kamu KPPS atau relawan pengawas pemilu. Jangan juga karena liburan (Yup, di hari Pilkada libur!) kamu malah ke tempat keramaian buat mencari hiburan. Virusnya nggak ikutan libur, buos!
* Jika TPS penuh, lebih baik kamu menunggu sejenak. Pokoknya, hindari kerumunan.
Natal dan Libur Akhir Tahun
Libur berpotensi meningkatkan penularan, seperti yang pernah kita alami saat long weekend dan libur Hari Raya. Yang meningkat kemungkinan adalah klaster keluarga dan klaster tempat liburan.
Pemerintah sudah mengantisipasi dengan mengurangi porsi cuti bersama. Jadi, liburnya dari hari Kamis 24 Desember hingga Minggu 27 Desember dan kembali libur tepat hari Kamis 31 Desember hingga Minggu 3 Januari 2021. Sementara hari Senin sampai Rabu, pada 28, 29, dan 30 Desember tetap masuk. Meski demikian, banyak perusahaan yang meliburkan karyawannya.
Apa yang harus kita lakukan?
* Terapkan protokol kesehatan saat beribadah dan berkumpul dengan keluarga. Salah satu hal yang sulit saat berkumpul dengan sanak keluarga dan kawan adalah menjaga jarak dan nggak salaman. Biasanya nih, penjagaan kita akan agak kendor. Apalagi dalam suasana suka cita.
* Kamu harus menguatkan diri, walau mungkin nggak mudah. Sebisa mungkin kurangi interaksi fisik dalam berbagai kegiatan.
* Hindari liburan, apalagi jika di situ ada banyak orang atau harus naik transportasi publik/komersial dengan banyak orang. Sebaliknya, cari kegiatan relaksasi di rumah atau di lokasi yang sepi.
Sekolah dan Kuliah Tatap Muka di Semester Baru
Pemerintah melalui Kemdikbud dan kementerian lainnya menetapkan bahwa sekolah boleh melakukan pembelajaran tatap muka mulai awal Januari 2021. Padahal, kita baru saja melakukan Pilkada dan libur akhir tahun. Kemungkinan angka positif akan terus meningkat.
Nggak cuma untuk sekolah, perguruan tinggi yang memenuhi syarat juga bisa menyelenggarakan kuliah tatap muka. Mengenai kebijakan kembali sekolah (dan kuliah) tatap muka bisa kamu cek di sini.
Memang sih, pembelajaran jarak jauh memiliki sisi negatif, seperti proses belajar yang nggak maksimal, kesenjangan fasilitas belajar antardaerah dan antarsekolah, hingga kurang terasahnya kemampuan sosial. Belum lagi stres yang dialami siswa, guru, hingga ortu.
Di samping itu, beberapa daerah dan sekolah juga telah mulai belajar tatap muka di sekolah atau belajar berkelompok di luar sekolah.
Tapi belajar tatap muka tetap memiliki risiko. Apalagi dengan penyebaran pandemi yang semakin luas dan adanya kegiatan pilkada, hari raya, dan libur yang berdekatan dengat semester baru. Risiko pun semakin tinggi.
Apa yang harus kita lakukan?
* Kami paham banget bahwa pemerintah mencoba memberikan solusi. Pembukaan sekolah pun harus menuruti sejumlah syarat dan protokol kesehatan ketat. Tapi saya mengikuti pendapat Zubairi Djoerban Ketua Satgas Covid-19 dan banyak dokter lainnya untuk menunda sekolah tatap muka. Jadi sebaiknya kamu tetap memilih kuliah dan belajar jarak jauh, hingga situasi lebih terkendali.
* Apabila orang tua dan kamu tetap memutuskan mengikut sekolah tatap muka, please patuhi aturan yang berlaku. Protokol kesehatan bukan cuma sekadar jargon ya, gaes.
* Baik sekolah tatap muka atau PJJ, tetap jaga diri. Jangan sampai kamu PJJ atau patuh protokol kesehatan hanya di sekolah. Sementara di luar itu malah asyik jalan, kumpul sana-sini dan cuek dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak).
(Sumber gambar: Photo by cottonbro from Pexels)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus