Pro-Kontra Kerja dari Rumah: Efektif atau Kontraproduktif?

Di zaman yang serba canggih ini, nggak hanya belanja, beli tiket, pesan-antar makanan yang mudah dilakukan dari dari rumah. Kerja pun bisa dilakukan dari rumah, tanpa perlu nongol di gedung kantor. Komunikasi dan kordinasi dilakukan secara virtual. Tek-tokan pekerjaan dengan mudah dilakukan secara online.

Work from home dalam arti bekerja dari rumah sudah mulai dipraktekkan, meskipun pelakunya belum banyak. Enak dong, bisa kerja dari rumah, nggak perlu repot dan bisa santai? Yup, jangankan bekerja sambil senderan di sofa empuk, mau ngerjain tugas kantor sambil kayang atau salto di dapur juga nggak ada yang protes (dan nggak ada yang liat juga).

Meskipun begitu, kerja dari rumah nggak selalu berjalan mulus. Bahkan, ada yang merasa nggak cocok  dengan gaya bekerja seperti ini. Kenapa, ya?

Kontra

Ada beberapa hal yang bisa bikin kerja dari rumah nggak oke untuk jadi pilihan, seperti:

* Nggak ada jam kerja resmi.

Beda dengan kantor yang menerapkan jam kerja, bekerja dari rumah biasanya nggak ditentukan jamnya. Trus, nggak ada yang mengawasi pula. cuma kamu dan Tuhan yang benar-benar tahu apa yang dilakukan saat bekerja.

Cobaannya gede banget, sob. Bisa-bisa manajemen waktu kamu jadi kacau berantakan. Segala tugas numpuk di malam hari, dan bikin kamu jadi capek. Trus, punya pola kerja yang beda dengan kesibukan banyak orang juga nggak asik, lho. Misalnya, adik baru pulang kuliah sore dan ngajak jalan, sedangkan kamu baru mau mulai kerja. Belum lagi kalau kamu mesti kerja pas wiken, karena ketidakjelasan jam kerja tersebut.

* Godaan bangun siang.

Kerja dari rumah bikin godaan buat bangun siang gede banget. Kebayang Senin pagi, saat orang macet-macetan di jalan, kamu masih ngorok cantique di atas bantal. Kamu pun bisa puas terlelap sampai tengah hari.

Tapi menurut saya—dan menurut beberapa orang yang juga work from home—kebiasaan ini bikin kamu nggak produktif. Bangun bisa bikin kita jadi males dan nggak segar. Coba ingat-ingat zaman liburan sekolah atau sekolah, kalau sudah bangun siang bawaannya (biasanya) males gerak, ‘kan?

Bangun pagi bikin kita semangat. Kita jadi bisa menyiapkan berbagai hal. Misalnya, beberes kamar dan rumah, mandi, siapin makanan, dan lainnya.

* Distraksi, oh distraksi

Fokus kamu saat bekerja di rumah juga bakalan diuji. Banyak distraksi yang akan kamu temui. Mulai dari kasur empuk, tamu yang datang ke rumah, berlama-lama di medsos, browsing yang nggak penting, main game, hingga godaan syaiton untuk nonton serial. Helo, Netflix! Ya, pokoknya adaaa aja “gangguan” secara kamu memindahkan tempat kerja dari ruang kerja formal (kantor) ke tempat tinggal yang nyaman dan tanpa pengawasan.

* Minim gerak

Saya merasakan banget perubahan dari full time kerja di kantor ke full time kerja di rumah, yaitu tubuh saya jadi makin sedikit gerak, dan jadi makin jarang jalan. Padahal, Indonesia saja udah tercatat sebagai negara yang rata-rata penduduknya paling sedikit berjalan menurut penelitian Stanford University. Ini berimbas banget pada berat badan saya yang cenderung naik serta bikin badan gampang capek. Yup, bagi saya kurang gerak berkorelasi dengan tubuh yang kurang fit.

* Minim interaksi langsung

Saat bekerja dari rumah, kamu akan tetap berkomunikasi dengan dengan rekan kerja, atasan, klien, dan lainnya. Tapi komunikasi itu biasanya online, atau sesekali ketemuan. Tapi most of the time, kamu bekerja sendirian tanpa interaksi langsung dengan pekerja lainnya. Kondisi kayak begini bisa memicu kejenuhan.

* Relatif jarang keluar rumah

Frekuensi ke luar rumah juga berkurang jauh saat kamu bekerja dari rumah. Nggak seperti pekerja konvensional yang paling tidak menempuh perjalanan pergi dan pulang dari kantor. Baju-baju ngantor formal pun nggak terpakai dan kalau kata teman saya, koleksi makeup-nya jadi utuh, lantaran nggak dipakai. Wong, kerja di dalem rumah bisa dasteran.

* Digampangin sama orang lain

Karena bekerja dari rumah yang bisa diatur sendiri dan nggak terikat dengan jam kantor, banyak yang menggampangkan pekerjaan kamu. Misalnya, kamu disuruh nemenin sepupu belanja, karena pekerjaan kamu 'kan, "bisa dikerjakan nanti". Atau kamu yang diminta mewakili orang rumah untuk rapat RT/RW atau undangan ini-itu, karena yang lain bekerja. Halooo, ini namanya work from home lho, bukan holiday at home. Hmmfffhhhh!

* Underestimate

Mungkin saja ada klien atau kolega yang nggak yakin apakah pekerja dari rumah bisa bekerja dengan baik.

Nah, poin-poin di atas bikin orang ragu untuk memilih work from home. Malah ada pekerja yang tadinya bekerja di rumah akhirnya menyerah dan memutuskan untuk kerja di kantor..

Jadi, sebaiknya nggak kerja di rumah nih? Kamu harus lihat dulu dong, manfaat dan kelebihan kerja di rumah.

Pro

Kerja dari rumah juga banyak keuntungannya, yaitu:

* Nggak membuang energi dan waktu

Ini poin yang super penting banget, terutama untuk kamu yang tinggal di kota besar yang padat. Saat orang lain lagi macet-macetan menuju dan pulang dari kantor, kamu sudah bisa menyelesaikan hampir setengah pekerjaanmu. 'Mayan banget, ‘kan? Kamu pun jadi terbebas dari stres akibat kemacetan dan polusi.

* Lebih hemat

Kamu juga bisa menghemat ongkos dan juga uang makan, gaes! Walaupun godaan Go-food dan aplikasi delivery makanan lainnya itu nyata, ya!

* Porsi "haha-hihi" dan basa basi juga berkurang

Saat di rumah, sebenarnya hanya ada kamu dan pekerjaan (dan orang rumah). Ini mengurangi waktu kamu untuk 'say hi' rekan kerja hingga teman dari divisi lain (abis gaul banget), ngobrol-ngobrol nggak jelas,  atau menyimak office gossip. Kamu juga terhindar dari berlama-lama makan siang sambil hangout sama teman kantor. Karena itu, pekerjaanmu mungkin kelar lebih cepat. Dan kamu pun bisa…..

* Lebih leluasa melakukan hal lain

Ya, kerja di rumah membuat kamu lebih leluasa untuk baca buku, berolahraga, me time, hingga meluangkan waktu untuk orang rumah. Asalkan pekerjaan kamu udah beres, ya. Cara mengakalinya sih, biasanya selesaikan dulu pekerjaan, baru deh, bisa aktivitas yang lain atau mengatur jadwal sedemikian rupa. Misalnya, disiplinkan olahraga 1 jam setiap pagi. Trus, mandi dan langsung kerja.

Kalau kamu bisa melakukan itu semua, ini akan menjawab poin-pon kontra dari work from home. Misalnya, kamu tetap bisa bergerak, keluar rumah, dan bersosialisasi dengan orang lain.

* Bisa memanfaatkan jadwal fleksibel

Dengan manajemen diri yang baik, dan pengendalian diri terhadap distraksi, kamu justru bakal bisa menikmati banget kerja dengan jadwal yang fleksibel. Misalnya, kamu nggak perlu melewatkan premiere film favoritmu atau acara keluarga yang penting, sementara kerjaan juga berjalan lancar.

Kalau itu semua bisa dijalani, maka indahnya dunia (ceilehh), karena kamu bisa merasakan work-life balance yang bikin hidup kamu lebih happy dan berkualitas. Dan ini bisa mendorong kamu menjadi lebih produktif, lho.     

* Praktis

Saat kamu butuh ke lapangan atau meeting sama klien di luar kamu bisa langsung melakukannya. Trus, karena terbiasa kerja remote alias jarak jauh dari rumah, kamu pun jadi lebih bisa bekerja dari mana saja. Sehingga kalau harus meeting di coffee shop dan lanjut menyelesaikan tugas di sana, kamu bisa melakukannya.

Bandingkan dengan rute berikut: rumah-kantor-meeting di luar sama klien-balik kantor-rumah. Mana hayo yang lebih praktis?

* Banyak kesempatan

Bisa bekerja dari rumah juga memberi kamu kesempatan yang lebih luas. Peluang buat bekerja di perusahaan atau dengan orang-orang di luar wilayah kamu. Lumayan banget kan, kalau kamu dipekerjakan oleh perusahaan multinasional yang berbasis di luar negeri/luar kota, dengan rekan kerja dan klien dari berbagai negara/kota?

Intinya, tempat tinggal kamu nggak lagi menghalangi kamu untuk bekerja.

***

Poin pro dan kontra di atas bisa jadi pertimbangan kamu untuk memilih bekerja dari rumah ataupun tidak. Kamu bisa menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dirimu. Apa pun yang dipilih, jalani dengan yang terbaik.

Bagi saya pribadi, kalau kamu mendapat kesempatan work from home, jangan dilewatkan. Setidaknya kamu coba dulu. Pastinya, setelah menjalani work from home, kadang merasa rindu juga dengan suasana kerja di kantor. Dan jika diberikan pilihan antara bekerja secara konvensional di kantor (Weekdays, 9 to 5) atau bekerja dari rumah, saya akan memilih yang terakhir.

Kalau kamu tertarik untuk work from home dan pengen tahu lebih banyak mengenai hal tersebut, coba baca artikel ini:

Apa Itu Remote Working dan Work from Home, Serta Bagaimana Menjalaninya?

(sumber gambar: thepennyhoarder.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1