Indonesia Negara "Termalas" di Dunia Menurut Penelitian Universitas Stanford. Kenapa?
- Nov 05, 2017
- Fatimah Ibtisam
Indonesia merupakan negara termalas di dunia? Ternyata, menurut penelitian yang dilakukan Stanford University, Indonesia “malas” dalam hal….. Jalan kaki! Yup, malas gerak alias mager, gaes.
Ceritanya, akademisi dari Universitas Stanford Amerika Serikat bikin penelitian soal aktivitas fisik dengan melihat berapa banyak langkah kaki yang dilakukan 717,527 orang di berbagai negara. Pengamatan dilakukan selama sekitar 95 hari dan datanya diperoleh dari aplikasi pada smartphone yang bisa menghitung langkah kaki penggunanya.
Hasil studi yang dimuat di jurnal ilmiah Nature ini pun menyita perhatian media internasional. Hong Kong menempati urutan pertama paling “rajin” berjalan kaki dengan rata-rata 6,880 langkah per hari, sementara rata-rata langkah kaki di dunia adalah 4,761 langkah per hari. Tapi beneran Indonesia paling “malas”, nih? Masa’ sih? Dari 46 negara yang berhasil diperoleh datanya, hasilnya menunjukkan jumlah urutan banyaknya langkah masyarakat sebagai berikut:
- Hong Kong 6,880
- China 6,189
- Ukraina 6,107
- Jepang 6,010
- Rusia 5,969
- Spanyol 5,936
- Swedia 5,863
- Korea Selatan 5,755
- Singapura 5,674
- Swiss 5,512
- Cekoslowakia 5,508
- Inggris 5,444
- Italia 5,296
- Irlandia 5,293
- Denmark 5,263
- Hongaria 5,258
- Polandia 5,249
- Norwegia 5,246
- Jerman 5,205
- Finlandia 5,204
- Chili 5,204
- Prancis 5,141
- Belanda 5,110
- Turki 5,057
- Israel 5,033
- Taiwan 5,000
- Belgia 4,978
- Australia 4,941
- Kanada 4,819
- Amerika Serikat 4,774
- Thailand 4,764
- Romania 4,759
- Portugal 4,744
- Meksiko 4,692
- New Zealand 4,582
- Uni Emirat Arab 4,516
- Yunani 4,350
- Mesir 4,315
- India 4,297
- Brazil 4,289
- Qatar 4,158
- Afrika Selatan 4,105
- Filipina 4,008
- Malaysia 3,963
- Arab Saudi 3,807
- Indonesia 3,513
Indonesia ranking terbuncyit banget nih? Yup, Indonesia menempati urutan 46 dari 46 negara, gaes. Dan nggak lama setelahnya, media beken The New York Times (NYT), menurunkan tulisan berjudul Jakarta, The City Where Nobody Wants to Walk. Intinya tulisannya sih, tentang kota Jakarta yang menurut penelusuran NYT nggak ramah pejalan kaki.
Disinggung pula kultur orang Indonesia yang malas jalan, di antaranya soal kebiasaan naik eskalator. Seharusnya sisi sebelah kiri adalah untuk yang naik eksalator dengan santai, sedangkan sebelah kanan merupakan “jalur cepat” di mana orang biasanya berjalan. Namun yang terjadi di masyarakat kita adalah kedua sisi dipakai untuk naik dengan santai. Yekan?
Eniwei, malas jalan menurut Youthmanual nggak bisa digeneralisasikan sebagai kultur orang Indonesia. Masih banyak lho, ibu-ibu yang naik turun gunung, untuk berjualan di pasar. Nggak sedikit pula pelajar di desa dan pedalaman yang harus menempuh perjalanan jauh ke sekolah dengan berjalan kaki.
Tapi memang yang disampaikan di artikel NYT tersebut ada benarnya. Kota Jakarta memang nggak ramah pejalan kaki, begitupula dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Nah, menurut pengamatan Youthmanual, inilah yang bikin masyarakat, khususnya anak muda di perkotaan malas jalan kaki.
1. Polusi udara
Jalanan penuh dengan kendaraan dengan asap yang mengepul. Belum lagi kalau lagi macet. Udah polusi udara, polusi suara pula!
2. Cuaca
Keruwetan di jalan bikin udara makin panas. Apalagi udara di Indonesia yang tropis ini termasuk panas. Tapi sebaliknya, hujan juga nggak kondusif bagi pejalan kaki. Kalau jalan, bisa-bisa sampe di sekolah udah nggak fresh, dong?
3. Minimnya jalur pejalan kaki dan penyalahgunaannya
Sebenarnya masalah polusi di jalan dan cuaca masih tertolong seandainya kota-kota di Indonesia punya jalur pejalan kaki yang memadai. Kenyatannya tidak. Jalur pejalan kaki masih antara ada dan tiada di jalan-jalan. Kalaupun ada, jalannya masih bolong-bolong dan geradakan. Nggak nyaman dan nggak aman bagi pejalan kaki.
Belum lagi pengendara motor yang seenaknya menjadikan trotoar sebagai “jalur alternatif” atau tempat parkir dadakan. Plus pedagang yang bikin sembarang lapak di space buat jalan kaki. Makin syulit aja jalan kaki. Sampai-sampai, beberapa waktu lalu ada pejalan kaki yang sengaja menghalangi motor-motor yang berkendara di trotoar jalan Sudirman, lho!
4. Jalanan nggak aman
Gimana dengan jalan yang lebih kecil? Well, keamanan masih menjadi isu. Pertama, nggak aman karena ulah pengendara. Masih banyak pengendara yang ugal-ugalan, iseng kebut-kebutan, atau naik motor bertiga sambil haha-hihi. Di antara mereka banyak yang belum cukup umur untuk mengemudi.
Rasa nggak aman bukan hanya ditimbulkan tindakan seperti penjambretan di jalan, tapi juga kelakuan seperti menggoda atau menyiul orang yang lewat. Tindakan pelecehan seperti bikin orang malas jalan kaki.
5. Transportasi umum massal bukan pilihan
Menggunakan kendaraan umum sebenarnya solusi buat mengurangi kemacertan dan solusi. Dengan memilih kendaraan umum, kita juga bakal lebih banyak berjalan. Mulai dari berjalan ke halte dan jalan dari tempat pemberhentian ke lokasi tujuan. Tapi lagi-lagi kendaraan umum nggak jadi pilihan utama, karena faktor keamanan dan kenyamanan tadi.
Perlu diakui, kualitas dan pelayanan kereta api antar kota, bus di jalur busway, serta beberapa angkutan umum mengalami peningkatan. Sayangnya, peningkatan ini belum merata dan belum memenuhi kebutuhan penggunanya. Masih banyak buskota yang seradak-seruduk kayak lagi reli, serta masih sering terjadi kriminalitas dan pelecehan di angkutan umum. Akhirnya pilihan masyarakat, terutama kalangan menengah atas adalah…..
6. Transportasi online
Transportasi online memang sangat praktis dan membantu, baik buat mengantar kita ke tempat tujuan, pesan makanan, belanja ini-itu, sampai antar jemput barang. Tapi kalau sedikit-sedikit mengandalkan transportasi online dan meninggalkan angkutan umum, maka nggak heran kalau jalanan makin macet dan frekuensi jalan kaki makin berkurang.
Wong, ke mini market atau tukang bakso deket rumah aja males!. Pengennya duduk manis di rumah sambil utak-atik smartphone, dan segala kebutuhan dipesan antar. Hayo tunjuk tangan kalau kamu termasuk yang seperti ini. Hehehe
7. Nggak memanfaatkan kesempatan jalan
Kamu sebenarnya bisa jalan di sekeliling kampus, sekolah, tempat les, atau lainnya. Tapi ya, lagi-lagi mager. Begitupula kebiasaan kecil seperti memilih untuk naik tangga ketimbang eksalator atau lift. Ppengen serba praktis dan gampang dengan naik tangga jalan dan lift, meskipun cuma 1-2 lantai. Huft!
Males jalan dan malas gerak kesannya sepele, tapi akibatnya bisa kompleks. Nggak cuma bikin penyakit malas kamu jadi makin akut, tapi juga beneran bisa bikin badan nggak fit bahkan sakit. Risiko obesitas juga semakin besar, dan ini merupakan gerbang menuju berbagai penyakit.
Kamu bisa kok, berbuat sesuatu. Mulai dari memaksakan diri kamu untuk berjalan keliling kompleks, beli ini-itu di warung atau minimarket, hingga membiasakan diri naik tangga. Dimulai dari hal-hal yang simpel aja, sob! Kamu juga bisa memulai naik kendaraan umum dan menggunakan jalur pejalan kaki. Bisa memperbanyak gerak sekaligus mengurangi polusi kendaraan, ‘kan?
Kalau mau berbuat sesuatu yang lebih berpengaruh untuk jangka panjang, kamu bisa gabung dengan komunitas pejalan kaki atau pecinta lingkungan. Biasanya mereka membuat kegiatan/kampanye untuk mendorong pemerintah daerah agar dalam pembangunan dan penataan kota mulai memikirkan kebutuhan masyarakat, terutama pejalan kaki.
Dan yang terpenting, jangan sampai kamu MENJADI BAGIAN DARI PERMASALAHAN. Jangan mengendarai kendaraan ugal-ugalan dan nekad menerobos jalur pejalan kaki. Jangan pula suka nongkrong-nongkrong sambil godain orang lewat. Kalau kamu diantar sama ayah, kakak, atau kang ojek langganan, ingatkan mereka supaya nggak ganggu pejalan kaki dan melanggar lalu lintas.
Jangan cuma ngeluh dengan kondisi jalanan, tapi kamu sendiri nggak berbuat sesuatu. Setuju?
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus