Unit Kegiatan Mahasiswa—Tempatnya Belajar dari Kesalahan!

Saat kuliah, kamu nggak akan cuma belajar di kelas. Kamu bisa terlibat di banyak acara, organisasi, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan berbagai kegiatan non-akademik lainnya di kampus.

“Tapi ngapain, sih, repot-repot ikut begituan? ‘Kan capek!"

Jangan mikir gitu dong, sob. Soalnya ikutan UKM alias kegiatan mahasiswa banyak banget manfaatnya. Mungkin kamu juga udah paham, ya, sama beberapa manfaatnya, seperti melatih kemampuan teamwork serta soft skills lainnya.

Selain berorganisasi, di UKM kamu juga bakal merasakan bekerja, meskipun cuma di lingkungan universitas. Beberapa keuntungan merasakan “simulasi” bekerja di UKM ini adalah:

a. No / low pressure jika dibandingkan di dunia kerja. Kalau performa kerja kamu di UKM kurang bagus, nggak akan ngaruh apa-apa! Kamu nggak akan dipecat jadi anggota, misalnya. Nilai kuliah pun nggak akan terpengaruh. Sementara di dunia kerja, kalau performa kamu nggak bagus, bisa-bisa kamu dipecat.

b. Sarana belajar. UKM adalah tempatnya belajar, baik belajar kerja maupun belajar dari kesalahan. Semua anggota UKM pasti sama-sama pernah bikin salah. Sedangkan di dunia kerja, kamu bekerja di antara para pro dan dituntut untuk sesedikit mungkin bikin kesalahan.

c. Lebih terbuka untuk inovasi dan eksperimen. Bisa dibilang, hampir semua kreativitas bisa kamu coba jajal di UKM, tanpa perlu takut nggak sesuai image, nggak keren, dan sebagainya.

***

Bagi saya, manfaat gabung di UKM yang paling kerasa adalah jadi bisa banyak belajar dari kesalahan.

Waktu kuliah, saya tergabung dalam tim redaksi majalah kampus, dan saya banyak membuat kesalahan selama bekerja sebagai jurnalis di sana.

youthmanual ukm

Contoh mahasiswi yang "kerja" jadi Editor-in-Chief di The Tech, koran terbitan kampus.

Saya pernah beberapa kali salah nulis nama narasumber. Misalnya namanya Sheila Putri, eh, saya tulis Sheila Putriwati. Langsung, lah, si pemilik nama protes! Walaupun untungnya do’i masih santai, sih, nggak sampai marah.

Saya juga pernah ditegur oleh seorang narasumber, karena dia merasa saya nggak mewawancarainya dengan proper. Narasumber ini teman saya sendiri, sih, jadi saya nggak mengadakan “wawancara” resmi. Saya cuma ngobrol-ngobrol santai sama dia, lalu isi obrolan kami saya masukkan artikel, karena saya sudah menganggap obrolan kami sebagai wawancara.

Alhasil, si teman pun merasa belum diwawancarai dan dia jadi agak kecewa dengan artikelnya. Sederhana tapi ruwet, ya?

But making mistakes like that is okay! Meskipun sering dapat kritik dan teguran selama gabung di UKM, saya jadi menyadari kesalahan-kesalahan saya, lalu berusaha memperbaikinya.

Trus, saat bekerja di majalah kampus dulu, saya banyak bekerja sama dengan pihak luar seperti sponsor, lembaga formal, komunitas, atau seleb. Sepengalaman saya, mereka bakal maklum kalau saya bikin kesalahan-kesalahan kecil. Namanya juga masih rookie. Mereka malah semangat, lho, ngajarin dedek-dedek mahasiswa gmz kayak akoh. Ini dia, nih, salah satu senangnya kerja di UKM. Kalau bikin salah bukannya diomelin, malah dibantuin. Cieee!

Lain halnya dengan dunia kerja. Walaupun kamu nggak akan bisa selalu perfect, kamu bakal dituntut untuk selalu meminimalisir kesalahan. Zero mistake, kata bos saya dulu. Ngeri ya, sob? Trus, kalau bikin kesalahan di dunia kerja, efeknya lebih fatal dibandingkan bikin kesalahan di UKM kampus, apalagi kalau kesalahan kamu berimbas kepada klien atau uang perusahaan.

Misalnya, sewaktu saya salah nulis narasumber di media kampus dulu, palingan saya ditegur sama teman. Bayangin aja kalau saya salah tulis di media massa beneran, trus narasumbernya nggak terima. Bisa fatal banget akibatnya!

Proses editing di media yang dikelola mahasiswa.

Jadi saya bersyukur banget pernah ikutan UKM dan bikin banyak kesalahan di sana, karena dari kesalahan-kesalahan tersebut, saya jadi mendapat bekal ilmu untuk di dunia kerja. Pas baru mulai kerja beneran—walaupun saya seorang fresh graduate di kantor—saya jadi tahu apa yang harus saya lakukan. Nggak terlalu clueless, lah.

Bikin-bikin kesalahan tentunya masih pernah lah, ya. Itulah gunanya Lebaran, buat maaf-maafan! Hehehe…

(sumber gambar: Career Builder, MIT, AJR)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 11 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1