Manfaat dan Tantangan Penggunaan Teknologi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
- Mar 17, 2016
- Dian Ismarani
Microsoft baru aja mengeluarkan sebuah infografik tentang pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan. Infografik ini berisi hasil survei yang melibatkan hampir 200 pengajar dari 18 negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Wah, hasilnya apa, nih?
Hasilnya, ternyata 95% dari staf pengajar sudah sadar akan pentingnya teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut mereka, teknologi sangat membantu kegiatan belajar mengajar utamanya dalam tiga hal, yaitu meningkatkan pengalaman belajar, meningkatkan efisiensi jam belajar, dan berkomunikasi dengan lebih baik dengan para peserta didik alias para murid.
1. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pengalaman belajar. Zaman sekarang, kebanyakan staf pengajar nggak hanya mendongeng menjelaskan materi secara satu arah di depan kelas, tetapi juga mengajak para peserta didik untuk, misalnya, menggunakan komputer untuk mempresentasikan materi dalam bentuk gambar dan video. Proses belajar mengajar pun jadi lebih seru, karena para murid nggak cuma berkutat dengan buku.
2. Meningkatkan efisiensi jam belajar. Teknologi sangat membantu staf pengajar untuk mengelola tugas-tugas yang mereka berikan ke para peserta didik. Zaman sekarang, tugas-tugas lumrah diserahkan lewat email. Bahkan sudah banyak dosen yang menggunakan buku kuliah dalam bentuk e-book. Praktis, ya?
3. Berkomunikasi dengan lebih baik dengan para peserta didik. Contohnya, salah seorang teman saya yang mengajar SMK di daerah Cikarang punya grup Facebook dengan para muridnya, lho. Bukan untuk hura-hura, tapi untuk mengumumkan hal-hal seputar kegiatan sekolah. Banyak juga staf pengajar yang memanfaatkan fasilitas chat applications dengan peserta didik untuk membahas tugas.
Tapiii... menurut hasil survei yang sama, 97% dari staf pengajar juga mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan teknologi di dunia pendidikan. Tiga tantangan terbesarnya adalah training alias pelatihan, biaya teknologi, dan integrasi teknlogi dengan kurikulum.
1. Training alias pelatihan. Kemampuan setiap individu untuk memahami teknologi tentunya berbeda-beda. Nah, salah satu cara mengatasinya adalah dengan pelatihan. Masalahnya, 53% responden survei mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan teknologi itu sendiri bisa jadi kendala.
2. Biaya teknologi. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan alat teknologi—termasuk Internet—pastinya nggak murah, sob. Apalagi kalau infrastrukturnya belum memadai, seperti di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
3. Integrasi teknologi dengan kurikulum. Kurikulum di Indonesia masih sering berubah-ubah, karena masih mencari formula yang terbaik. Nah, sekarang ini, unsur teknologi belum resmi dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Someday pasti bisa dilakukan, kok, tetapi, tentunya, prosesnya nggak bisa instan.
***
Terlepas dari manfaat maupun kendalanya, semua responden pengajar di Asia setuju bahwa teknologi berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan. Saya sendiri yakin, kendala-kendala yang ada pun demi progress yang lebih baik, kok. We should not give up!
(sumber foto: Microsoft Asia EduTech Survey 2016)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus