Werewolf: Permainan Kartu Yang Seru, Menegangkan, Sekaligus Bikin Kamu Jago Berargumen
- Sep 18, 2016
- Youthmanual
Oleh Jihan
Suka main kartu kalau lagi nongkrong bareng teman, tapi bosan main kartu remi biasa?
Kebetulan, ada satu permainan kartu yang lagi sangat saya sukai. Permainan ini disebut dengan nama Werewolf.
Ceritanya, dalam permainan ini, werewolf adalah tokoh manusia setengah serigala yang hidup di tengah-tengah warga. Dalam permainan ini, ada setting malam dan siang. Setiap “malam”, werewolf bakal “membunuh” satu warga. Sementara setiap siang, warga bakal berusaha “membunuh” werewolf. Masalahnya, nggak ada yang tahu siapa yang jadi werewolf di tengah-tengah warga ini! Hmm... menarik ‘kan?
Kalau kamu penasaran, begini cara mainnya!
1. Untuk bermain Werewolf, kamu bisa menggunakan kartu remi, kartu khusus permainan Werewolf, atau kartu buatan kamu sendiri. Kalau mau buat sendiri, kamu bisa menggunakan kertas polos yang dipotong kecil-kecil, dan ditulisi nama “werewolf”, “peramal”, atau “warga”.
2. Diperlukan sekitar 8-12 pemain yang duduk melingkar. Masing-masing pemain akan mendapatkan peran sebagai moderator (1), werewolf (2), peramal (1), dan sisanya berperan sebagai warga, tergantung kartu yang mereka dapatkan.
3. Cara menentukan peran-peran tersebut adalah, moderator akan membagikan kartu kepada pemain, dalam keadaan tertutup. Kalau kamu pakai kartu remi, yang mendapat King akan jadi werewolf, yang mendapat Queen akan jadi peramal, dan yang mendapat kartu nomor As-9 akan jadi para warga. Pemain nggak boleh menunjukkan kartu yang mereka dapatkan, lho! Identitas mereka harus dirahasiakan.
4. Dalam permainan ini, moderator berperan sebagai komando cerita. Cerita akan berlangsung di “siang” dan “malam” hari. Di “malam” hari, werewolf akan membunuh satu warga. Di siang hari, warga bakal berusaha menebak identitas werewolf dan “membunuh”-nya, werewolf, sementara werewolf-nya sendiri boleh berpura-pura menjadi warga. Peramal memiliki kesempatan untuk bertanya pada moderator, siapa pemeran werewolf.
Oke, sudah paham soal pembagian peran, ya? Sekarang saya mau kasih gambaran skenario permainan Werewolf.
Moderator: “Malam telah tiba. Semua warga tertidur.”
*Setelah semua pemain menutup mata, moderator bisa melanjutkan*.
“Tetapi ada yang tetap awas dan mengintai di malam hari. Werewolf, silakan buka matamu. Pilih satu orang yang ingin kau bunuh.”
*Kedua werewolf akan berembug dengan isyarat dan menunjuk satu orang. Satu orang ini akan mati dan keluar dari permainan.*
Moderator: “Werewolf, silahkan tutup mata kembali”
*Werewolf menutup mata*
Moderator: “Peramal, silakan buka matamu. Silahkan tunjuk satu orang yang ingin kamu ketahui identitasnya.”
*Peramal menunjuk satu orang. Moderator akan memberi tanda thumbs up kalau yang ditunjuk adalah werewolf, thumbs up kalau yang ditunjuk adalah warga.
Moderator: “Peramal, silakan tutup mata kembali.”
*Peramal menutup mata.*
Moderator: “Senja telah terbit. Waktunya semua bangun dari tidurnya.”
*Semua pemain membuka mata.*
Moderator: “Tadi malam, telah terbunuh satu orang oleh Werewolf. Dia adalah (moderator menyebut nama pemain). Silakan buka identitasmu.”
*Pemain akan menunjukkan kartunya, yang mengungkapkan apakah ia peramal atau warga.*
Pada “siang” hari ini, seluruh pemain boleh berembuk, siapa yang mereka curigai sebagai werewolf. Tentunya, kedua werewolf bisa pura-pura berperan sebagai warga. Ketika warga sudah sepakat, siapa yang mereka curigai sebagai werewolf, dia akan “dibakar”.
Nah, sebelum berembuk, moderator akan menentukan siapa yang akan jadi Walikota siang itu,
Moderator: “Karena keamanan kota terancam, kita perlu memilih walikota. Bagi yang ingin mencalonkan diri, silahkan angkat tangannya.”
Di sini, para pemain yang mencalonkan diri jadi walikota akan berkampanye singkat, agar warga memilihnya dengan cara voting. Selesai voting, moderator akan meresmikan walikota yang baru. Walikota berhak menjadi orang pertama yang menyampaikan opininya, siapakah si werewolf sebenarnya?
Di sinilah adu argumen bisa terjadi. Warga dapat menyampaikan pendapatnya, apakah mereka setuju atau tidak dengan walikota. Warga bahkan bisa mencurigai walikota sendiri sebagai werewolf. Di akhir sesi argumen, moderator akan mengadakan voting, siapa yang dicurigai sebagai werewolf, dan dia akan “dibakar”.
Usai proses “pembakaran”, Moderator mempersilakan orang yang dibakar untuk membuka kartunya. Bisa jadi yang dibakar memang werewolf, bisa juga warga, atau bahkan peramal. Waduh!
Moderator: “Malam menjelang. Semua tidur kembali.”
Nah, permainan pun mengulang dari awal.
Prinsipnya, malam hari adalah waktu untuk pembantaian warga oleh werewolf, sementara siang hari adalah waktu untuk pemilihan walikota dan pembakaran pemain yang dicurigai sebagai werewolf.
Permainan ini akan berakhir kalau jumlah werewolf lebih banyak dari jumlah warga, termasuk peramal (berarti werewolves menang), atau kalau jumlah warga lebih banyak dari werewolves (berarti warga menang).
Sebenarnya ada banyak variasi permainan Werewolf, dan bisa kamu cari di mbah Google. Tetapi yang saya tulis di sini adalah versi yang paling sederhana.
Gimana? Menarik untuk dicoba ‘kan? Bisa banget, nih, nyoba permainan ini pas jam istirahat, atau pas nungguin dosen datang. Mainkan Werewolf-nya dan rasakan keseruannya! Aaauuu..
(sumber gambar: youtube.com, playwerewolves.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus