Belajar dari Bang Adnan Buyung Nasution
- Sep 25, 2015
- Fatimah Ibtisam
“Pekerjaan seorang pengacara bukan hanya menyediakan jasa untuk memperoleh imbalan. Mereka juga harus memiliki semangat yang didasari kebijaksanaan dan kepandaian, serta memandang pekerjaannya sebagai tugas mulia untuk mencapai keadilan dan kebenaran.” - Adnan Buyung Nasution
Rabu pagi, 23 September 2015, bangsa Indonesia kehilangan seorang tokoh, aktivis serta intelektual bidang hukum, peradilan, dan HAM, Adnan Buyung Nasution. Pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) ini wafat setelah dirawat secara intensif di rumah sakit Pondok Indah, Jakarta.
Banyak banget, lho, inspirasi yang bisa kita peroleh dari sosok Bang Buyung.
Semangat Menuntut Ilmu
Sebelum kuliah di Universitas Indonesia sampai mendapat gelar Sarjana Hukum, Bang Buyung sempat tercatat sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Sipil serta Fakultas Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yup, sang ayah sebenarnya ingin Bang Buyung jadi insinyur. Tapi jiwa alumni SMAN 1 Jakarta ini memang di bidang hukum. Bahkan, Bang Buyung muda sampai rela lho, “nguping” persidangan dari bawah pohon di luar ruang pengadilan, saking passionate-nya!
Pengacara kelahiran 20 Juli 1934 ini sempat kuliah sambil kerja di Kejaksaan Negeri Jakarta. Ia lalu mengambil Master International Law di The University of Melbourne, Australia, dan meraih gelar Doktor dari Rijksuniversiteit Utrecht, Belanda.
Berani & Konsisten di Bidang Hukum
Bang Buyung nggak cuma belajar hukum secara formal. Malahan ilmu beliau banyak didapat di luar kelas. Bayangin aja, selama hampir 60 tahun berkarir, beliau pernah jadi jaksa, pengacara, anggota organisasi sosial-politik hingga Dewan Pertimbangan Presiden.
Bang Buyung juga pernah mencicipi berbagai posisi yang bertentangan. Beliau pernah berada di dalam pemerintahan, oposisi, pengusaha dan menjadi pengajar. Izin pengacaranya pernah dicabut, trus dipulihkankan kembali. Pernah dipenjara karena memprotes rezim Orde Baru, pernah pula dianugerahi penghargaan Bintang Maha Putra kerena jasanya mengawal reformasi. Gokil!
Nggak heran kalau pada 20 Oktober 2010, Fakultas Hukum The University of Melbourne memberikannya gelar honorary professor. Ketika itu, Sang Dekan Prof Michael Crommelin sempat bilang, “Kami memberikan kehormatan ini pada Mr. Nasution karena kontribusinya yang konsisten, berani dan luar biasa terhadap perkembangan hukum di Indonesia selama beberapa dekade.“
Mira Ayu Raditya, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, yang pernah bekerja di kantor hukum Adnan Buyung Nasution & Partners ikut kasih komentar tentang Bang Buyung, “Menurut gue, dia itu berani menjadi benar dan nggak takut untuk bersikap vokal.” Thumbs up!
Peka dan Peduli
Kalau nggak ada Bang Buyung, mungkin Indonesia nggak punya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk rakyat kecil, lho. Ceritanya, pas Bang Buyung bekerja sebagai jaksa, ia melihat banyak kalangan bawah pasrah banget saat berurusan dengan hukum. Antara nggak ngerti atau nggak ada yang belain.
Karena itulah Bang Buyung tergerak buat bikin LBH. Tanggal 28 Oktober 1970, LBH resmi berdiri dan Bang Buyung menjadi ketuanya. Selain itu, di tahun 1969, ia juga mendirikan kantor advokad Adnan Buyung Nasution & Partners (ABNP) yang berjalan hingga sekarang.
Hingga akhir hayatnya, pria yang terkenal kritis terhadap penguasa ini aktif di dunia hukum. Nggak keitung lagi deh, berapa banyaknya orang yang dia bela. Dari korban penggusuran, karyawan yang kena PHK, aktivis, sampai terdakwa korupsi.
Hah? Wait. Nggak salah? Masa' koruptor dibelain? Yes! Soalnya menurut Bang Buyung, orang yang bersalah sekalipun tetap berhak didampingi pengacara, supaya proses hukum berjalan adil, trus kebenarannya terungkap.
Bang Buyung pernah cerita kalau salah satu terpidana korupsi yang ia dampingi akhirnya malah buka mulut dan membongkar koruptor-koruptor lainnya.
Ketika Bang Buyung terbaring di rumah sakit hari Minggu lalu (20/9), seorang juniornya, sesama advokad Todung Mulya Lubis datang menjenguk. Saat itu, kondisi Bang Buyung lemah dan susah bicara karena mulutnya terpasang alat. Akhirnya, ia menuliskan pesan singkat di kertas untuk Todung. Mau tau Isinya? "Jagalah LBH/YLBHI teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin tertindas".
Ucapan duka cita mengalir deras mengiringi kepergian tokoh yang terkenal tegas dan lugas ini, termasuk lewat media sosial. Inilah sebagian di antaranya:
Berduka cita atas meninggalnya Bang Buyung. Beliau panutan, pejuang HAM yang berani, gigih, dan berintegritas –Jkw. via @jokowi
Innalilahi Wainaillaihi Rojiun. Duka cita mendalam atas wafatnya Bpk. Adnan Buyung Nasution, semoga Almarhum diterima di sisi Allah SWT. Aamiin. via @Pak_JK
Selamat jalan negarawan & Bapak Bantuan Hukum, Dr. Adnan Buyung Nasution. Semoga karyanya dikenang bangsa dan amalnya diterima Allah SWT. via @GWirjawan
RIP Bang Buyung. A true warrior. via @pangeransiahaan
Turut berduka cita atas berpulangnya bapak Adnan Buyung Nasution. Inspirasi kita semua. Semoga diterima amal ibadahnya. Amin. Via @ridwankamil
***
Selamat jalan, Bang. Semoga kami bisa meneruskan perjuanganmu memberikan yang terbaik bagi bangsa!
(sumber gambar: Tabloid Nova, Pos Kupang ABNP)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus