Bunga Terinjak Mati Demi Sekedar Selfie
- Nov 30, 2015
- Dian Ismarani
Baru-baru ini, sebuah kebun bunga amarilis di desa Beji, Gunungkidul—tepatnya di jalur Yogyakarta-Wonosari sebelum jembatan Kali pentung—rusak setelah para remaja doyan selfie menyerbu kebun bernama Puspa Patuk ini.
Sebelumnya, cerita sedikit soal bunga amarilis, ya.
Amarilis termasuk dalam keluarga bunga Lili, yang tumbuh di berbagai negara dan memiliki banyak jenis. Tapi pada dasarnya, semua jenis Lili punya ciri-ciri yang sama, yaitu punya daun dan bunga yang bentuknya menyerupai terompet merunduk. Saat mekar, bunga ini memiliki aroma yang harum, dan bisa tumbuh sampai 30 cm-120 cm.
Balik lagi ke Puspa Patuk.
Kebun amarilis ini aslinya nggak dirancang sebagai objek wisata untuk publik, melainkan hanya kebun pribadi milik Bu Wartini dan suaminya, Pak Sukadi. Sebenarnya, bunga amarilis sudah tumbuh di kebun mereka sejak 1974, tetapi mereka baru menekuni usaha bunga mulai sejak 2002.
Awalnya, Bu Wartini dan Pak Sukadi hanya jualan bunga amarilis di pinggir jalan sepanjang Jalan Pathuk pada tahun 2007, namun hasilnya pas-pasan. Meski begitu, Bu Wartini dan Pak Sukadi terus melanjutkan usaha pembibitan bunga ini, sampai akhirnya mereka "iseng-iseng" membuka kebun bunga pribadi mereka untuk umum. Untuk menciptakan kebun cantik ini, Bu Wartini sampai menebar 2 ton benih, lho!
Kebun Puspa Patuk resmi dibuka untuk umum pada Senin, 16 November 2015. Dan hanya dalam waktu 10 hari, pengunjung melonjak drastis. Weekend kemarin, diperkirakan ada 1,500 pengunjung tumpah ruah di Puspa Patuk. Gokil!
Sayangnya, banyak wisatawan yang nggak bertanggung jawab. Mereka "semangat" banget foto-foto sambil menginjak-injak kebun ini dengan seenaknya, nggak peduli dengan kelangsungan hidup bebungaan yang ada. Caki maki di media sosial pun pecah. Ya iya, lah. Gemes banget liatnya!
Memang, Bu Wartini dan Pak Sukadi nggak membuat jalan kecil supaya pengunjung bisa melihat bunga-bunga amarilis ini dari dekat, apalagi untuk selfie. Namanya juga nggak berencana bikin objek wisata umum. Tapi 'kan bukan berarti pengunjung berhak menginjak-injak seenaknya. Kalau nggak bisa foto dari dekat, harusnya ngalah aja, dong.
Kalau amariisnya bisa ngomong, mungkin dia akan teriak kesakitan didudukin ala Syahrini begini, zzzz...
Coba lihat dua foto di bawah ini. Ini adalah foto before dan after Puspa Patuk dieksploitasi para wisatawan, demi sekedar selfie. Sedih nggak, sih?!
Dan inilah postingan Instagram paling heboh dari @hestisundari, yang tentu saja kemudian di-bully habis sama netizen.
Padahal, bunga amarilis hanya tumbuh pada waktu tertentu, yaitu bulan November. Waktu mekarnya pun hanya 20 hari hingga 30 hari, setelah itu mereka layu dan mati. Bayangin. Mekar hanya setahun sekali, tapi langsung rusak hanya demi selfie.
Jangan norak gitu, ah, gaes. You can do better than this!
(sumber foto: Tribun Kaltim, Gudang Berita, Okezone, Kompasiana)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus