Karena Peraturan 3-in-1 Dihapus dari Jakarta, Maka Gantinya Adalah…
- May 16, 2016
- Fatimah Ibtisam
Setelah sempat “tes ombak” dengan nggak memberlakukan 3-in-1 untuk sementara, akhirnya per hari ini, 16 Mei 2016, peraturan 3-in-1 di Jakarta resmi dihapus. Apa ya, penggantinya?
Aturan pembatasan penumpang kendaraan alias 3-in-1 sebenarnya udah berlaku sejak kamu masih orok, alias sekitar tahun 1994, meskipun teknik pelaksanaannya mengalami perubahan.
Menurut peraturan terkini, pada jam-jam tertentu (07-00-10.00 dan 16.30-19.00), sejumlah jalanan protokol di Jakarta hanya boleh dilalui kendaraan berpenumpang tiga orang atau lebih. Tujuan utamanya, sih, jelas untuk mengurangi kendaraan, supaya macet bisa teratasi.
Tapi emangnya efektif?
Itu dia masalahnya. Tambah tahun, kendaraan justru bertambah padat. Apalagi kemudian hadir “profesi” joki 3-in-1, alias orang-orang yang menawarkan “jasa” mereka untuk jadi penumpang tambahan, sehingga kendaraan aman melenggang di jalur 3-in-1. Saya sendiri beberapa kali terpaksa menyewa joki saat harus melintasi jalanan 3-in-1, gara-gara ada urusan kerjaan dan kepepet waktu. Padahal gimana pun juga, it was simply wrong! *toyor diri sendiri*
Apalagi bukan rahasia lagi bahwa banyak oknum joki yang mengeksploitasi anak—bahkan bayi— dalam dunia per-joki-an. Haduh! Untuk yang ini, sih, perlu banget segera ditindak!
Masalah sosial dari 3 in 1. Kasian 'kan, bayi diajak nge-joki. Ada juga kasus bayinya sengaja dikasih obat tidur selama jadi joki, supaya nggak ganggu. Kejaaaamm!
Sewaktu 3-in-1 dicoba dihapus, jalanan Jakarta …. jadi muacetttt banget, sob! Duh, dilematis banget ya, kayak mau mutusin pacar lama. Udah nggak cocok, tapi masih suka kangen. Namun karena dinilai lebih banyak mendatangkan keburukan, akhirnya pemerintah DKI pun menjatuhkan “talak” pada 3-in-1. Bye, bye!
Etapi, apa, nih, gantinya 3-in-1? Soalnya ‘kan problem macet masih ada dan makin terasa? Menurut saya, ada beberapa alternatif, yaitu:
1. Aturan 3-on-3
Ide ini mengambil filosofi dari pertandingan basket 3-on-3, yaitu ada enam orang di lapangan. Artinya, kalau tadinya sebuah kendaraan harus berisi minimal tiba orang, sekarang dibuat satu kendaraan minimal 6 orang, Biar bejubel! Tapi tetep aja bisa ada joki, ‘kan? Ya, sih, tapi pembawa kendaraan mungkin bakal mikir berkali-kali sebelum menyewa 4-5 joki untuk sekali melintas. Rugi Bandar, sob!
Apa perlu bikin kompetisi model begini? Mobilnya satu, penumpangnya bejibun!
2. Car Free Days
Kalau sekarang jalanan protokol Jakarta bebas kendaraan setiap hari Minggu pagi, maka alternatif solusi berikutnya adalah menambah hari CFD, jadi 3-4 kali dalam seminggu. Biar jalanan kosong, song!
Nah, buat yang ngantor atau ngampus di tengah kota gimana, dooong? Ya, harus paksain diri pulang-pergi tanpa kendaraan bermotor pribadi! Misalnya, bike to work, lari, naik Transjakarta (yang memang boleh beroperasi sepanjang CFD), ngesot, atau naik getek juga boleh. ‘Serah, deh!
Kemacetan ketika uji coba penghapusan 3 in 1.
3. Berlakukan Work From Home Days
Zaman udah canggih dan serba digital, hingga kerja bisa efektif dari mana aja. Bahkan, menurut penelitian, milenial cenderung memilih untuk bisa bekerja dari tempat yang fleksibel, a.k.a nggak harus pergi ke kantor.
Jadi, mungkin perusahaan-perusahaan bisa memberlakukan aturan Work From Home 2-3 hari dalam seminggu, dan para karyawan bisa bekerja dari tempat masing-masing. Yang penting, hasil kerjanya beres. Pasti pegawai komuter yang rumahnya di luar kota, kayak Bogor, Depok, Bekasi, BSD, dan Bintaro, setuju ‘kan?
4. Pemberdayaan joki
Trus, gimana pula nasibnya para joki yang mungkin menggantungkan uang sekolah atau uang sekolah anaknya dari 3-in-1? Coba manfaatkan “kreativitas” mereka untuk hal-hal yang lebih positif. Misalnya, menjual jasa bersih-bersih semacam Go-Clean, atau jasa pesan-antar naik Transjakarta atau bus kota. Memang lebih lama, sih, tapi lebih murah dan mengurangi jumlah motor pula!
Selain itu, menarik juga kalau ada yang bikin buku kumpulan kisah pengalaman joki. Mungkin pernah ada orang-orang yang pernah jadi joki untuk pejabat, pengusaha, mahasiswa yang hampir telat ujian, hingga sosialita, hingga orang yang mau melahirkan? Seru tuh!
***
Walaupun ide alternatif pengganti aturan 3-in-1 dari saya cukup brilian *pede amat, sis? *, tapi harus diakui, masih ada celahnya, sih. Hehehe. Semoga nantinya pemerintah, kepolisian dan dinas lalu lintas bisa bikin solusi yang lebih keren dan efektif, ya, seperti misalnya penambahan kuantitas dan kualitas Transjakarta, MRT, atau memberlakukan sistem ERP (Electronic Road Pricing), seperti di Singapura. Dengar-dengar, arahnya memang ke situ, tuh!
Atau mungkin kalian punya saran dan ide? Silakan share di sini!
(sumber gambar: sindonews.com, detik.com, carscoop.com, aktual.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus