Si Introvert Lebih Gampang Ketularan Penyakit, Si Ekstrovert Cupu Banget Kalau Diajak Begadang. Emang Iya?
- Jul 20, 2017
- Nadia Fernanda
Kalau kamu udah pernah ikutan asesmen kepribadian yang ada di Youthmanual, pastinya kamu sekarang udah tahu dong, ya, apa tipe kepribadianmu. Kalau belum, daftar dan cus ikutan asesmennya dulu, gih. Hihihi.
Pada dasarnya, kamu perlu mengidentfikasi tipe kepribadian kamu untuk mengetahui apa yang menjadi fokus kamu dalam beraktivitas, apa yang membuat kamu bersemangat dan kelelahan, serta bagaimana kamu mengarahkan energimu dan kontakmu terhadap orang lain.
Misalnya, nih—kalau kamu memiliki kepribadian ekstrovert, kamu mendapatkan energi dari interaksi bersama orang lain. Sedangkan kalau kamu memiliki kepribadian introvert, kamu mendapatkan energi dengan “menyendiri” alias merefleksikan diri. Soal talkative atau pemalu, sih, harusnya nggak ada hubungannya dengan hal ini.
Tapi kamu tahu, nggak, kalau kepribadian kamu juga bisa mempengaruhi kondisi kesehatan kamu secara keseluruhan?
Yup, menurut studi yang dilakukan oleh University of Nottingham dan Walter Reed Army Institute, bagaimana cara seseorang menerima atau menyalurkan energi akan berdampak signifikan terhadap kondisi kesehatannya, seperti…
1. Si ekstrovert punya sistem imun yang lebih kuat, tapi paling cupu kalau diajak begadang
Ternyata, sifat ekspresif dan “nggak bisa diem”nya si ekstrovert itu nggak cuma berfaedah untuk bersosialisasi aja, lho. Secara ilmiah, rasa semangat dan kebahagiaan yang dipancarkan oleh seorang ekstrovert memicu peningkatan imun yang dihasilkan oleh tubuh, sehingga fisik mereka cenderung lebih kuat karena nggak gampang terkena penyakit dibanding individu berkepribadian introvert.
Trus, mereka juga memiliki kondisi yang disebut pro-inflammatory, yang berarti mereka membawa sifat genetik yang membuat tubuh mereka lebih sigap dalam menanggulangi infeksi.
Ada juga hipotesa berupa gaya hidup seorang ekstrovert yang cenderung lebih all-out dan berani ambil risiko membuat mereka sering terpapar bibit penyakit dan infeksi, sehingga membuat mereka kebal terhadap lebih banyak penyakit dan infeksi. Wah, bisa gitu, ya?
Tapi, bukan berarti semua itu bikin para ekstrovert seakan-akan seperti “manusia super” kalau dibandingkan dengan si introvert, lho. Nggak serunya, mereka payah banget kalau diajak begadang!
Karena seorang ekstrovert menghabiskan waktu terlalu banyak untuk berinteraksi, hal itu membuat bagian otak yang mengatur konsentrasi cepat kelelahan. Inilah yang bikin mereka nggak bisa seproduktif seorang introvert ketika memang harus bekerja sampai larut, karena daya konsentrasi mereka yang sudah jauh berkurang.
2. Si introvert punya pola hidup yang lebih sehat, tapi rawan terkena depresi
Biarpun si ekstrovert memiliki sistem imun yang lebih jempolan, si introvert punya kecenderungan untuk menjaga keteraturan pola hidup yang lebih sehat, lho.
Ini disebabkan karena pola pikir introvert yang cenderung kompleks, yang berimbas pada lebih banyaknya stimulus yang didapatkan otak. Nah, aktivitas otak para introvert yang sangat aktif ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Dalam penelitian yang melibatkan medical check-up, rata-rata para introvert menghabiskan waktu lebih singkat dibanding para ekstrovert di sesi konsultasi. Ternyata, mereka memiliki gaya hidup yang cenderung “aman” dibanding ekstrovert yang lebih YOLO alias suka terlibat dalam kegiatan yang berisiko. Makanya, nggak heran kalau dokter nggak banyak tanya-tanya soal health concern mereka, karena idupnya ternyata lurus-lurus aja. Hihihi.
Sisi nggak begitu baiknya, introvert dikenal sebagai individu yang “kurang bahagia”. Meskipun nggak bisa digeneralisasikan, banyak introvert yang merasa tertekan jika berada dalam suatu interaksi sosial terlalu lama. Nah, mereka nggak bisa mengatasi rasa tertekan itu dengan baik, sehingga seringkali memicu kepanikan dan stres.
Berhubung manusia adalah makhluk sosial, tentu aja interaksi sosial nggal bisa dihindari—bahkan oleh para introver sekali pun. Kalau mereka nggak pinter-pinter mengelola stres karena hal tersebut, lama-kelamaan bisa aja berujung pada depresi. Duh!
***
Kesimpulannya, bukan berarti salah satu tipe kepribadian bakalan punya kondisi kesehatan yang lebih baik, kok. Dengan mengetahui fakta-fakta di atas, tentu harapannya kamu bisa memahami apa yang terjadi pada tubuh dan mental kamu dan bagaimana cara menjaganya agar tetap sehat, karena tanpa kamu sadari, kepribadian yang kamu punya sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Stay healthy!
(sumber gambar: entrepreneur.com, thealternative.in, wearandcheer.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus