Pelajaran Berbisnis yang Bisa Kita Petik dari Beautypreneurs Kece Alumni Universitas Prasetiya Mulya
- Apr 19, 2018
- Fildza Hasna
Kamu tahu nggak, saat belanja online, produk fashion dan kecantikan merupakan barang yang paling dicari oleh masyarakat Indonesia? Menurut data yang dilansir dari Katadata, kedua kategori tersebut duduk di peringkat pertama, dengan penjualan mencapai USD2,47 miliar atau sekitar Rp32 triliun. Wow!
Angka ini tentu memancing otak pebisnis para ‘Kartini Masa Kini’ yaitu Samira Alatas, Lizzie Parra, dan Tinanda Nabila Priangdara. Tiga perempuan berprestasi alumni Universitas Prasetiya Mulya ini berhasil mengukuhkan nama sebagai beautypreneur top Indonesia. Apa rahasia kesuksesannya? Yuk, berkenalan lebih dalam lagi dengan mereka.
Samira Alatas – Tidak Berhenti Belajar
“Salah satu kunci sukses menurut saya adalah mulai nge-building CV sejak masih kuliah.” Bukan omongan belaka, saran inilah yang menuntun Samira, Founder dari salah satu merk lipcream lokal favorit, Mad For Lipstick, sampai ke titik unggul.
Selama berkuliah di Prasmul Jurusan S1 Business, Samira tidak hanya membangun IPK, tapi juga mengikuti berbagai kegiatan non-akademis demi meresapi pengalaman sebanyak-banyaknya. Ia sempat menapakkan kaki di Polandia bersama AIESEC Prasetiya Mulya, dan dengan bantuan Career & Development Center Prasmul, Samira kembali magang di MullenLowe, direkrut oleh Unilever, kemudian berakhir di L’Oreal sebelum akhirnya lulus di tahun 2016.
Dengan bekal ilmu yang ia kantongi, perempuan pernah menjabat sebagai Beauty Supply Consultant di sebuah perusahaan tersebut mulai mengenalkan brand kosmetik ciptaannya ke dunia. Nama Mad For Lipstick meroket di kalangan supplier dan konsumen pecinta lipstik matte. Tak dapat dipungkiri bahwa wanita aktif ini memiliki timing yang sempurna. Munculnya Mad For Lipstick melengkapi kebutuhan produk lipstik matte berkualitas yang sedang diincar beauty enthusiasts.
Lipcream lokal favorit beauty enthusiast, Mad for Lipstick
Kini, Mad For Lipstick berhasil menarik beberapa big reseller seperti AEON Supermarket, Century, Sociolla hingga Brand Outlet Plaza Indonesia. Mengenal kegigihan Samira yang sulit diruntuhkan angin badai, ini tentu bukan akhir dari kisah Samira dalam membangun sebuah empire.
Lizzie Parra – Make Up Artist, Blogger, Entrepreneur
Buat kamu yang suka dunia beauty, pasti sudah familier dengan beauty blogger yang satu ini: Elizabeth Christina a.k.a Lizzie Parra. Selain dikenal sebagai vlogger dan makeup artist, ia juga merambah ke dunia entrepreneur dengan mendirikan lini kecantikannya sendiri bertajuk BLP (By Lizzie Parra).
Alumni Prasmul angkatan pertama ini (2005) memang sudah lama takjub dengan dunia beauty. Setelah kelulusannya, ia sempat mengikuti program management trainee L’Oreal, dan tak lama kemudian bertanggung jawab atas produk Yves Saint Laurent (YSL). “Yang masukin CV-ku ke L’Oreal itu Prasetiya Mulya, lho!” tuturnya.
Lizzie kemudian mulai melatih diri menggunakan makeup, baik secara autodidak maupun kursus. Tak sia-sia, namanya mulai bersinar melalui blog-nya, www.lizzieparra.com dan word of mouth. Keahliannya sebagai makeup artist kerap dibutuhkan selebriti, beauty spread di majalah, sampai ke acara pernikahan. Dengan nama yang kian melambung, Lizzie pun memberanikan diri membuka produk di bawah label nama sendiri, dimulai dengan lip coat.“Penjualannya surprisingly heboh,” kenangnya. “Hari pertama, sudah ada 1400 order, dan kita jual 4000an di minggu pertama.”
BLP Lipcoat, lipcream nyaman besutan Lizzie Parra
Terbilang baru di bidang e-commerce, wanita yang punya 400 koleksi lipstik ini sempat kewalahan mengatasi website yang terus-menerus crash. Namun setelah 4 tahun meniti ilmu di Prasmul, Lizzie memperoleh insting entrepreneur dan ulet dalam mengembangkan bisnisnya. “Semua ini bisa dibilang hasil pembelajaran dari Prasetiya Mulya,” jelasnya. “Dari segi branding, pemasaran, advertising, dan PR, 80% merupakan ilmu dari Prasmul.”
Menurutnya, kehadiran BLP menjawab keinginan pasar untuk memiliki lip coat yang pigmented dalam satu swipe. Walaupun merupakan lipstik matte, produknya diakui tidak kering sehingga nyaman digunakan konsumen dengan bibir cenderung pecah-pecah. Masih banyak target yang ingin dicapai Lizzie. Yang pasti, BLP sedang on the way menuju brand yang dikenal secara global. Cool banget nggak sih?
Tinanda Nabila Priangdara – Dari Gabut Jadi Ide
Apa yang kamu lakukan saat sedang gabut? Jika kamu adalah Tinanda Nabila Priangdara, maka kamu akan mendirikan sebuah brand kosmetik yang sukses dan dihormati.
Perempuan yang biasa dipanggil Naya ini bercerita, tahun 2014 silam, ia dan ketiga temannya mengisi waktu luang dengan menelusuri online shop dan membeli produk kosmetik luar negeri melalui jasa penitipan. Pertanyaan pun terlintas di benaknya: mengapa harus serepot ini demi mendapatkan produk berkualitas yang ia inginkan? Apalagi ketika mengetahui bahwa Indonesia memiliki semua resources yang dibutuhkan untuk menciptakan kosmetik yang sederajat dengan brand kenamaan internasional. Dari sinilah ide untuk mendirikan Rollover Reaction pun tercetus.
Lipcream Rollover Reaction, buah ide Tinanda Nabila dan team
“Waktu di Prasmul, ada dosen yang pernah mengatakan, ‘if you want to create a sustainable business, maka kamu harus berangkat dari problem,’” tutur lulusan S1 Business 2010 ini. Dengan saran tersebut di benak, Naya merealisasikan idenya secara perlahan. Tak gegabah, ia melakukan riset dan mengajak kerja sama partner dan manufacturer yang sempat memandangnya sebelah mata karena statusnya sebagai fresh grad. “Kami terus mengejar, meyakinkan, sampai akhirnya kerja sama tersebut terjalin,” cerita alumni SMA Negeri 70 tersebut.
Setelah melalui jalan berbatu, lahirlah produk Rollover Reaction pertama di tahun 2016. Bertajuk SUEDED! Lip & Cheek Cream, Rollover Reaction menyajikan produk multifungsional untuk melayani konsumen masa kini yang Naya anggap semakin aktif dan fast-paced. Menggunakan media sosial sebagai alat untuk mengkomunikasikan produknya, Rollover Reaction kini memiliki hampir 100 ribu followers di Instagram.
Perempuan yang gemar traveling tersebut mengaku bahwa kesuksesan Rollover Reaction terbantu berkat para Founders yang juga sesama Prasmulyan. Melalui berbagai proyek wajib dari kampus, Naya dan tim-nya telah terbiasa mewujudkan ide bisnis dan membuat business model. “Jangan asal bikin bisnis namun melupakan aspek legal. Ini hal penting yang sering dilupakan generasi muda. Membuat perusahaan, HKI, pendaftaran merek,” terangnya. “Aku dan teman-teman sudah paham hal ini karena pernah mempelajarinya di kampus. Satu tahun sebelum release dan launching, kami sudah selesaikan semua perihal legal.”
Naya percaya sepenuhnya bahwa industri lokal dapat menghasilkan produk yang pantas menandingi brand internasional. Melihat brand kosmetik lokal yang mulai menjamur, baik itu Mad For Lipstick, BLP, atau Rollover Reaction, Naya menganggapnya sebagai pertanda baik bagi kemajuan industri kecantikan Indonesia.
Nggak cuma sama-sama bergelut dalam bisnis kecantikan aja; Samira, Lizzie, dan Naya punya kemiripan lain yaitu berjalan dengan kegigihan layaknya sosok Kartini. Kalau kamu sendiri gimana, gaes? Apakah terinspirasi untuk menjadi Kartini modern selanjutnya yang turut memajukan tanah air kita tercinta? (Teks:SDD, Editor: VIO)
Artikel ini merupakan hasil kerjasama Youthmanual dengan Universitas Prasetiya Mulya.
Baca juga:
-
Panduan Lengkap Membuat Curriculum Vitae (CV) Untuk Segala Kebutuhan
-
Inilah Startup Inspiratif Karya Anak Muda yang Berfaedah Untuk Sesama
ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga tetap eksis dan konsisten
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus