Kesalahan yang Sering Terjadi Pada Surat Lamaran dan CV

Kamu juga pasti tahu, peran surat lamaran dan curriculum vitae sangat krusial dalam melamar kerja. Kesalahan dalam membuatnya bisa bikin kamu tereliminasi sebagai kandidat. Seperti kalau kamu keburu bikin gebetan ilfil sebelum kalian sempat kenalan. Ouch!

Jangan sampai, deh, kamu tersingkir cuma gara-gara urusan surat lamaran dan CV. Makanya perhatikan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada pembuatan surat lamaran dan CV berikut ini, supaya kamu nggak mengulanginya!

Kesalahan Pada Surat Lamaran Kerja

1. Cover Letter? What Cover Letter?

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menganggap bahwa surat lamaran alias cover letter nggak diperlukan, terutama kalau lamarannya dikirim lewat e-mail. Waduh! Salah besar! Surat lamaran, tuh, justru penting banget dari segi etika dan fungsi.

FYI, cuma mengirim CV dan dokumen pelengkap tanpa surat lamaran merupakan hal yang nggak sopan dalam budaya profesional. Trus, surat lamaran nggak bisa digantikan oleh pesan sekadarnya pada badan e-mail, seperti “Hai, saya tertarik bekerja di sini. Tolong lihat CV saya pada lampiran.“ Dih!

Salah satu pemimpin redaksi sebuah media besar bahkan akan langsung mencoret pelamar yang nggak mencantumkan surat lamaran atau hanya menyertakan “pesan singkat” seperti contoh di atas.

Lagipula surat lamaran, tuh, fungsional banget, lho. Lewat surat lamaran, perusahaan jadi bisa paham posisi apa yang kamu inginkan, apa motivasi kamu, serta gambaran singkat profilmu. Kamu jadi bisa mulai “mencuri hati” perusahaan dari surat lamaran, ‘kan?

2. Terlalu template

Saat membuat surat lamaran, jangan bikin yang template alias standar banget. Apalagi kalau surat lamaran kamu adalah hasil copy-paste dari contoh-contoh yang ada di Internet. Surat lamaran yang template banget itu kelihatan sangat basa-basi. Biasanya hanya berisi pemberitahuan posisi yang diinginkan pelamar, nama dan info diri singkat, lalu pernyataan bahwa si pelamar menunggu “kabar baik” mereka berupa panggilan interview.

Percaya lah, sob, surat lamaran seperti ini sama sekali nggak menjual!

Jangan lupa, saat melamar kerja, kamu harus stand-out di antara puluhan—bahkan ratusan—pelamar. Bahkan dari hasil obrolan Youthmanual dengan para pimpinan dan HRD perusahaan, muncul kesimpulan bahwa semua perusahaan ingin melihat surat lamaran yang di customized dengan sentuhan personal.

Personal, nih, maksudnya kamu harus menampilkan kepribadian kamu di dalam surat lamaran, misalnya dengan menyebut passion-mu dan menyampaikan pendapat tentang kenapa kamu adalah kandidat tepat untuk pekerjaan tersebut. Sedangkan maksud dari costumized adalah, surat lamaran kamu harus disesuaikan dengan perusahaan yang kamu tuju.

Apa, sih, pentingnya customization atau penggubahan? Pentingnya adalah, kamu jadi menunjukkan ke perusahaan bahwa kamu beneran berminat kerja di sana. Kamu nggak sekadar menebar jala, alias melamar kerja kemana-mana (walaupun sebenarnya iya).

Tapi gimana, sih, cara menggubah surat lamaran? Well, kamu bisa menyebutkan alasan kenapa kamu ingin bekerja di sana. Jangan lupa jabarkan poin-poin plus perusahaan tersebut di matamu. Sampaikan juga proposition value yang bisa kamu berikan pada perusahaan.

Gaya bahasa dalam surat lamaran juga sebaiknya disesuaikan dengan tipe perusahaan yang kamu tuju. Kalau perusahaannya bergerak di industri kreatif, kamu bisa menggunakan bahasa yang lebih santai dan kekinian (tapi tetap sopan, ya!). Kalau perusahaannya adalah sebuah multinational company, gunakan bahasa Inggris yang formal.

3. Cuek sama tata bahasa

Bahkan di perusahaan yang terkesan santai dan kekinian sekalipun, tata bahasa surat lamaran kamu harus baik. Kalau tata bahasa kamu, recruiter jadi bisa bingung dan menganggap kamu nggak profesional.

Hindari juga  mencampur-campur bahasa Indonesia-Inggris. Lebih oke, pilih salah satu dan ikuti kaidah bahasanya. Kalau hanya menyelipkan beberapa istilah asing yang lazim, sih, nggak apa-apa, ya.

Kesalahan Pada Curriculum Vitae

1. Nggak Detail

Kalau kamu hanya mencantumkan biodata, latar belakang pendidikan, dan IPK dalam CV kamu, wah… garing, sob! Belum cukup untuk meyakinkan perusahaan. Coba cantumkan info-info lain yang “menjual” tentang dirimu, seperti skill yang kamu miliki, training dan workshop yang pernah kamu ikuti, pengalaman magang, organisasi, kegiatan sosial, prestasi, dan lain sebagainya.

Dengan begitu, perusahaan jadi bisa menilai kamu dengan lebih baik. Detail-detail tersebut juga bisa jadi daya tarik, lho. Jika CV kamu cuma berisi info-info umum, terasa flat banget jadinya.

Supaya lebih menonjol, kamu juga bisa meng-upgrade tampilan CV kamu jadi lebih keren dan unik, seperti contoh contoh ini. Tapi tampilannya tetap harus disesuaikan dengan perusahaan yang kamu tuju, ya.

2. Too much info yang nggak relevan dengan pekerjaan yang dituju

Pada intinya, CV merupakan rangkuman data profesional untuk sebuah pekerjaan, bukan biografi pribadi. Jadi kamu harus memilah, mana hal-hal yang perlu kamu tampilkan, mana yang nggak. Trus, tanya juga ke diri kamu sendiri, apakah hal-hal yang ditampilkan dalam CV sudah relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar?

Contoh, kalau kamu tergabung dalam tim basket universitas, kamu bisa menyebutkan hal ini dalam CV kamu. Namun kamu nggak perlu mencantumkan satu persatu kejuaraan basket yang pernah diraih tim kamu, KECUALI kalau kamu melamar kerja sebagai pelatih olahraga.

Yup, penting banget, lho, memilah isi CV lewat sudut pandang perusahaan yang kamu tuju. Tanya aja ke diri sendiri, “Info ini perlu nggak, ya?” “Info ini relevan dengan pekerjaan yang saya lamar nggak, ya?”.

Saya sendiri pernah melamar kerja magang sebagai barista di sebuah coffee shop. Ketika seorang senior melihat CV saya, dia bilang CV saya terlalu panjang dan terkesan overqualified untuk posisi yang saya incar.

Nah, berarti mesti dibedakan lagi, nih, CV untuk melamar posisi magang saat masih kuliah, posisi kerja sambilan, dan posisi pekerjaan full-time di korporat.

3. Memuat “hoax”

Nggak perlu dijelasin lagi, ya. Mencantumkan informasi bohong dan mengada-ada adalah BIG NO! Kalau ketahuan perusahaannya, nasibmu langsung kelar, sob!

Kesalahan Pada Dokumen Lainnya

1. Foto kamu adalah selfie!

Walau perusahaan yang bergerak di industri kreatif biasanya lebih fleksibel soal foto, jangan sekali-kali, deh, kirim selfie. Bahkan untuk lowongan kerja magang sekalipun. Apalagi kalau pakai manyun-manyun, hihihi!

2. Minim dokumen

Saat melamar kerja, kirimkan berbagai dokumen sesuai yang disyaratkan. Jangan karena kamu malas melampirkan dokumen yang diperlukan, kamu jadi tersingkir saat seleksi kerja padahal sebenarnya kamu qualified. Sayang amat!

Tapi gimana kalau ada dokumen persyaratan yang belum bisa kamu penuhi? Itu lain cerita. Kamu tetap bisa, kok, melamar kerja meski belum bisa kamu penuhi kriterianya. Cek triknya di sini

3. Lebay dokumen

Sebaliknya, kamu nggak perlu mengirimkan piagam lomba puisi saat SMP atau penghargaan lomba modelling anak-anak. Syetdah!

Selamat hunting pekerjaan, dan semoga berhasil, ya.

(sumber gambar: www.lacrame.ie, www.icpsearch.com, www.firstemploy.com, www.linkedin.com, www.resumedeli.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1