Seni Menghadapi Dosen Pembimbing Skripsi dan Tugas Kuliah Akhir

Saat kamu sudah siap mengerjakan skripsi/ tugas kuliah akhir (TKA), di saat itulah kamu dipertemukan dengan dosen pembimbing. Jeng jeng!

Sesuai namanya, dosen pembimbing berperan membimbing dan mendampingi mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir dan skripsi. Tujuannya, supaya ilmu yang didapat selama proses pengerjaan karya dan hasilnya bisa maksimal.  Soalnya, skripsi dan TKA merupakan karya penting yang menjadi sumbangsih kamu pada dunia akademis dan peninggalanmu setelah lulus. Ceileeeh.

Tapi seringkali dosen pembimbing justru dianggap sebagai batu sandungan. Antara revisi berkali-kali, susah ditemui, demanding, cuek,  dan segudang masalah lainnya. Drama sama pacar aja kalah dibandingin drama sama dosen pembimbing. #curcol

Nah, untuk menghadapi dosen pembimbing, ada “seni” tersendiri yang perlu kamu lakukan. Di antaranya...

Soal sosok dosen, nggak usah terlalu picky

Di sebagian kampus, mahasiswa boleh mengajukan nama dosen pembimbing yang diinginkan, walau keputusannya tetap pada pihak kampus. Ada juga kampus yang menentukan sendiri. Kalau kamu diberi kesempatan “request“, pilih yang keahliannya paling sejalan dengan tema skripsi/TKA kamu. Boleh lah kamu riset dulu "CV" si dosen.

Di sisi lain, jangan fanatik-fanatik amat ke dosen tertentu. Kalau dosen pembimbing yang ditentukan kampus nggak sesuai dengan keinginanmu, mau nggak mau ya terima aja. Jangan sampai kamu antipati duluan, karena bisa bikin suasana nggak asik dari awal.

Hubungi dengan sopan

Ada dosen yang kaku, ada juga dosen yang kesannya gaul dan seru. Gimanapun juga, mereka adalah pengajar kamu. Jika berkomunikasi, kamu mesti sopan dan bisa menempatkan diri.

Misalnya, nggak menghubungi di tengah malam, pakai salam, menyebutkan nama dan jurusanmu (mahasiswa do’i nggak cuma kamu doang, cuy!), memakai kata tolong, maaf dan terima kasih, serta lainnya. Sebaliknya, kalau kirim pesan/email jangan kepanjangan.  Nggak usah lah curhat berkepanjangan kayak cerpen.

Etika tersebut nggak hanya bikin komunikasi antara kamu dan dosen jadi lebih baik, tapi juga bisa menunjukkan "kelas" dan inteletualitas kamu. Tsaaah!

Tapi ini beneran, lho. Penjelasan lebih lengkap soal cara-cara mengontak dosen bisa kamu cek di sini.

 Jangan datang bimbingan bak “kertas kosong”

Sebelum bertemu dosen, persiapkan dirimu, supaya nggak nge-blank ketika "dibantai". Yang perlu disiapkan antara lain:

  • Baca buku/teori/tulisan akademik yang terkait dengan topik yang ingin kamu angkat.
  • Cek lagi pekerjaan yang telah kamu buat/ide yang kamu siapkan. Pastikan kamu menguasai dan bisa menyampaikannya pada si dosen. Jadi saat pak/bu dosen nanya, misalnya, “Kenapa kamu pilih topik/metode ini?” kamu bisa menjawabnya.
  • Buat daftar pertanyaan serta hal-hal yang ingin kamu sampaikan ke si dosen.
  • Siapkan kelengkapan adminstratif yang diperlukan. Misalnya, surat dan dokumen yang perlu ditandatangani.

Perhatikan dan pelajari  kecenderungan si dosen

Jika diperhatikan, karakter, kebiasaan, dan auran tiap dosen berbeda-beda. Ada dosen yang suka menjelaskan dan cerita panjang lebar, ada dosen yang inginnya serba praktis. Ada dosen yang suka bimbingan rame-rame, ada yang suka komunikasi lewat email, bahkan ada juga dosen yang cuma bisa dihubungi di hari tertentu.

Perhatikan deh, kecenderungan tersebut. Baru kamu bisa beradaptasi dan menghadapi si dosen. Misalnya, untuk dosen yang kegiatannya padat beut dan ngajar di mana-mana. Kamu bisa cek jadwal kelas beliau di kampusmu. Bikin deh, janji di sekitar waktu tersebut.  

Contoh lainnya adalah dosen yang  hanya butuh soft copy progress skripsi kamu. Tapi ada juga dosen pembimbing yang pengennya pakai hard copy.  

Prinsipnya, lebih baik menunggu daripada ditunggu

Gimana kalau sampai kamu ditinggal dosen karena telat saat janjian. Or worse, si dosen sampai ngambek? Gara-gara nggak on time, skripsi kamu jadi ikutan nggak on time kelarnya. Kelulusan pun tertunda. Mitamit!

Dosen pembimbing = tempat berdiskusi, tempat evaluasi

Sah-sah aja kamu mengemukakan ide dan pemikiranmu pada dosen pembimbing, walaupun pendapat kalian beda. Lagipula skripsi/TKA tersebut adalah karya mahasiswa, bukan karya si dosen lho. Tapiii… jangan menutup telinga dengan masukan dan kritikan si dosen. Semua bisa didiskusikan, kok.

Biasanya, mahasiswa yang menutup diri dan nggak mau dengar masukan dosen pembimbing, hasil skripsi atau TKA-nya nggak maksimal. Bukan karena dosen pembimbing sentimen, lho.   

Revisi... lagi?

Jangan patah semangat dan nge-drop saat dosen pembimbing meminta revisi. Ingatlah bahwa kamu bersusah-payah untuk mendapatkan hasil yang terbaik .

Eniwei cara terbaik menghadapi revisi-an dosen pembimbing adalah:

1. Dengar dan perhatikan penjelasan beliau. Biasanya, begitu denger kata “revisi” langsung deh, lemes plus nge-blank, sehingga apa yang disampaikan dosen ditangkap dengan samar-samar.

2. Pastikan poin mana saja yang direvisi, dan seperti apa revisinya. Apakah hanya beberapa bagian atau rombak total seluruh bab tersebut. *lap keringet*

3. Pastikan kamu paham alasan revisinya. Hayo, paham nggak, sih? Hehehe.

4. Kalau ada hal yang nggak kamu mengerti, tanyakan pada dosen pembimbing. Jangan gengsi, sob. Malu bertanya, sesat di saat sidang. #horor

5. Karena kamu tahu apa saja yang harus diperbaiki, maka jangan ulangi kesalahan yang sama di tahap selanjutnya.

6. Jangan lupa bilang terima kasih sama dosen. Atas masukan… dan revisiannya. Hiks!

7. Terakhir, terima revisi-an dengan lapang dada dan ikhlas.

Good luck buat kamu-kamu pejuang skripsi. Semoga semua indah pada waktunya (dan dapat A pada sidangnya). Ahay!

(sumber gambar: usnews.com, @NgampusAja, Kampus Holic, piptools.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 23 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1