5 Tipe Teman yang Selalu Ada Dalam Kelompok Tugas

Sebagai mahasiswa, kamu nggak mungkin lepas dari tugas kelompok. Curiganya, sih, dosen-dosen memang senang “menyiksa” mahasiswa dengan seabrek tugas yang harus dikerjakan bersama-sama. Nggak heran kalau setiap kali dosen mengumumkan tugas kelompok, mahasiswa sekelas pasti serempak mengeluh merdu bak paduan suara. “Huuuu...”

Sebenarnya, sih, tugas kelompok bermanfaat untuk melatih teamwork skill kamu. Namun karena teman kelompok seringkali dipilih secara random, mau nggak mau, kamu jadi harus kerja bareng berbagai jenis mahasiswa, yang nggak semuanya, ehem, ideal dijadikan teman kelompok. Boro-boro bisa jadi dream team, deh!

Berikut tipe-tipe teman yang sering kamu temui saat mengerjakan tugas kelompok.

1. Teman kelompok yang mengerjakan sebagian besar pekerjaan kalian

teman kelompok 1

Kenapa, sih, teman kelompok yang satu ini kerajinan banget mengerjakan sebagian besar tugas kelompok yang seharusnya dikerjakan dengan adil dan merata? Well, selain karena kemampuan “Si Kapten” ini memang jauh lebih baik dibandingkan kemampuan teman kelompok lain, juga karena dia... parno.

Yap, biasanya teman kelompok tipe ini parno banget kalau tugas kelompok kalian nggak kelar tepat waktu atau kualitasnya nggak bagus, sehingga nilai dia ikut terancam. Makanya, dia rela mengerjakan semuanya sendiri, agar dia bisa yakin nilainya akan “aman”.

Hmm, meskipun efektif, tapi terkesan selfish, ya? Seharusnya, sih, dia juga memberikan kesempatan kepada teman kelompok lainnya untuk berkontribusi.

2. Teman kelompok yang hanya bekerja kalau diminta

Teman kelompok tipe ini, sih, paling umum ditemui di setiap kelompok tugas. Ciri-cirinya, kalau nggak ada instruksi, pembagian tugas, dan penjadwalan yang jelas, dijamin dia nggak bakalan gerak. Bukan karena pemalas atau nggak peduli, cuma karena dia terlalu pasif aja!

Supaya dia tetap bekerja, kalau sudah ada pembagian tugas, jangan lupa untuk selalu mengingatkan dia tentang tugasnya, ya. Kalau nggak dimintain tolong (baik-baik), bisa-bisa tugasnya ditelantarin begitu aja!

3. Teman kelompok yang selalu bilang akan membantu tapi nggak pernah membantu

teman kelompok 3

Teman kelompok tipe ini, nih, kata-katanya sungguh manis, tapi lama-lama bisa bikin kamu sakit gigi! Soalnya, janji-janji manisnya seringkali nggak terbukti. So, jangan heran kalau sejak awal dosen ngasih tugas sampai tugasnya dikumpulkan, kelompok kalian nggak memperoleh kontribusi apa-apa dari dia, kecuali kalimat ini:

“Siiiip, tugas bagian ini entar gue bantu, ya!”               

Maksudnya bantu doa aja, ya?

4. Teman kelompok yang nggak ngerti apa-apa

Kalau teman kelompok tipe sebelumnya bisa bikin kamu sakit gigi, teman kelompok tipe ini bisa bikin kamu sakit kepala. Entah dia nggak ngerti dengan instruksi, pembagian tugas, atau bahkan materi pembelajaran yang diberikan, pokoknya dia selalu kelihatan linglung bak anak kecil kececer di mall. Kecian.

Sukur-sukur kalau dia inisiatif untuk belajar sendiri dan berusaha untuk “mengerti” tanpa bantuan orang lain. Kalau nggak? Dia bakal sibuk nanya anu-itu dan minta bantuan kepada teman kelompok lainnya. Ngebantuin teman yang kesulitan, sih, boleh banget, tapi kalau kamu harus bantu SEMUA kerjaan dia? Bisa-bisa kerjaan kamu sendiri jadi nggak kelar!

5. Teman kelompok yang nggak pernah kelihatan, tapi namanya tetap tertulis di credits

teman kelompok 5

Now THIS is the phantom of the opera teamwork! Yap, teman kelompok yang ini memang punya sifat kayak phantom alias siluman. Soalnya, kehadirannya cuma ada ketika kelompok kalian pertama dibentuk. Selanjutnya? Dia ngilang! Kontribusi kerjanya pun nggak ada. Bahkan mungkin nggak cuma kamu yang kebingungan mencari oknum ini, berhubung penampakannya di kampus langka banget.

Tapi yang paling bikin bingung, sih, ketika hasil tugas kelompok kalian dipresentasikan, tiba-tiba dia muncul dan bersikap seolah-olah paham dengan tugas tersebut, padahal kontribusinya nggak ada sama sekali. Hmmm, ajaib sekaligus bikin kzl, ya.

***

Baru kuliah aja, tipe-tipe teman kelompok sudah bermacam-macam, ya, gaes. Apalagi nanti kalau sudah kerja? Makanya, rasanya nggak pantes, deh, kalau kamu ngeluh ketika harus bekerja dalam kelompok. Hitung-hitung sekalian melatih pengetahuan, skill dan mental kamu untuk kerja tim saat kerja nanti, ‘kan?

(sumber gambar: thefuturescompany.com, imgur.com, ooquotes.com, wordpress.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1