5 Manfaat Menerapkan Filosofi Wabi Sabi dan Kintsugi di kehidupan Sehari-Hari

Saat ini, ada, lho, hal baru yang sedang naik daun karena sering sekali dibicarakan. Kedua hal ini sering dibicarakan karena memiliki keindahan, baik itu dalam bentuk dan juga filosofinya. Sebenarnya, kedua hal ini merupakan kesenian, namun, filosofi dari kedua seni ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Kedua hal ini merupakan sebuah kesenian yang berasal dari Jepang. Apakah kamu bisa menebak kedua hal tersebut, gaes? Yap! Hal tersebut ialah wabi sabi dan kintsugi.

Wah, apa itu wabi sabi dan kintsugi? Yap, wabi sabi terdiri dari dua kata yaitu wabi dan sabi. Wabi dapat diartikan sebagai kesederhanaan atau keindahan yang sederhana. Sedangkan sabi  adalah menikmati ketidaksempurnaan. Jadi, wabi sabi adalah sebuah seni yang dimana kamu harus mencari keindahan dalam sebuah ketidaksempurnaan dan juga menikmatinya. Sedangkan kintsugi adalah sebuah seni yang dimana kamu memperbaiki benda-benda keramik atau benda pecah belah lainnya dengan tinta emas.

Nah, dari wabi sabi dan kintsugi, kamu bisa menemukan suatu karya seni yang indah. Barang yang pecah atau retak, pasti sudah tidak sempurna lagi, kan? Namun karena adanya kintsugi yang merupakan kesenian yaitu melukiskan tinta emas pada retakan, pada akhirnya barang tersebut menjadi lebih cantik meskipun tidak sempurna lagi.

kintsugi

Nah, wabi sabi dan kintsugi ini pun bisa dibawa ke ranah kehidupan kamu, lho. Dengan wabi sabi dan kintsugi, kamu bisa belajar untuk melihat keindahan dari ketidaksempurnaan atau menciptakan keindahan dari ketidaksempurnaan. Filosofi wabi sabi dan kintsugi ini pernah saya terapkan dalam suatu peristiwa, yaitu ketika saya tidak bisa menjadi mahasiswa di salah satu universitas favorit, namun, banyak sekali teman-teman saya yang bisa menjadi mahasiswa di universitas tersebut. Pada saat itu, saya merasa bahwa hidup saya nggak sesempurna teman-teman saya yang berkuliah di universitas favorit tersebut.

Namun, dengan beranjaknya waktu, banyaknya perbincangan, diskusi dan tukar pikiran dengan teman-teman baru, akhirnya hal tersebut dapat membuka jalan pikir saya untuk menerima “ketidaksempurnaan” ini. Saya pun berusaha untuk menciptakan “keindahaan” dalam “ketidaksempurnaan” ini dengan mengikuti berbagai macam organisasi bermanfaat, mengikuti acara volunteer, belajar yang benar dan sebagainya. Setelah saya lulus, akhirnya, saya melihat banyak “keindahan” dari “ketidaksempurnaan” tersebut, misalnya seperti berpengalaman dalam berbagai organisasi di kampus, berpengalaman menjadi volunteer, lulus tepat waktu, bertemu sahabat yang super baik dan sebagainya. Well, saya menemukan keindahan dibalik sesuatu yang saya anggap nggak sempurna.

Tahu, nggak, sih? Menerapkan filosofi wabi sabi dan juga kintsugi dapat memberikanmu banyak manfaat, lho. Ada apa saja, ya?

1. Mengurangi Stres

Kamu tahu, kan, kalau stres itu berawal dari pikiran? Nah, kalau kamu terus-terusan mengejar kesempurnaan (yang padahal di dunia ini nggak ada yang sempurna) yang ada kamu malah bisa stres, lho. Daripada kamu memikirkan “pokoknya aku HARUS begini” lebih baik kamu berusaha untuk melakukan segala sesuatu sebaik yang kamu bisa.

Misalnya, kamu ingin mendapatkan IPK tertinggi yaitu empat, akan tetapi, di suatu semester, IP-mu nggak sampai empat, pada akhirnya, kamu pun gagal, dong, untuk mendapatkan IPK empat? Nah, kalau kamu terus-terusan merasa bahwa hal tersebut adalah kegagalan dan ketidaksempurnaan, yang ada kamu menjadi pribadi yang nggak bersyukur dan terus dihantui oleh rasa kegagalan. Daripada terus-terusan seperti itu, ada baiknya kalau kamu bersyukur dan mencari keindahan dalam ketidaksempurnaan tersebut seperti misalnya kamu masih beruntung bahwa IPK-mu lebih tinggi dibandingkan teman-temanmu yang lain, masih beruntung bahwa IPK-mu masih berstatus cumlaude dan sebagainya.

2. Lebih menghargai suatu hal

Yes, wabi sabi dan kintsugi akan mengajarimu untuk menghargai suatu hal. Kok, bisa? Tentu bisa, dong. Ketika kamu melihat sesuatu yang tidak sempurna, lalu apa yang ada dipikiranmu? Apakah kamu menganggapnya sebagai suatu kekurangan? Atau malah menganggapnya sebagai suatu hal yang harus dihilangkan? Well, dengan wabi sabi kamu akan selalu memandang kebaikan atau keindahan dalam suatu ketidaksempurnaan.

Misalnya, kamu kesal bahwa kamu nggak diterima di universitas yang kamu inginkan dan kamu anggap itu adalah sebuah ketidaksempurnaan dalam hidupmu. Daripada seperti itu, ada baiknya kamu mencari kebaikan atau keindahan dalam kejadian tersebut. Misalnya seperti kalau kamu nggak diterima di universitas tersebut kamu nggak akan punya teman-teman yang asik, universitas tersebut memiliki biaya yang lebih murah sehingga tidak begitu menyulitkan orangtua dan sebagainya. Dengan kebaikan dan keindahan tersebut, kamu pun akhirnya akan menghargai setiap pengalaman di universitas tersebut.

3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan diri sendiri

Yes, dengan kintsugi dan wabi sabi, kamu akan mengetahui kekurangan dan kelebihanmu. Namun dengan kedua filosofi ini, kamu nggak akan menganggap bahwa kekuranganmu merupakan suatu hal yang harus dihilangkan, melainkan, dari kekuranganmu, kamu bisa melihat kelebihanmu sendiri.

Misalnya, kamu memiliki kekurangan yaitu kamu paling nggak bisa ngomong di depan banyak orang. Rasa-rasanya, apapun yang kamu persiapkan sebelumnya, nggak bisa kamu jelaskan ke depan banyak orang. Namun dari kekurangan itu, kamu sadar, bahwa kamu lebih mampu menjelaskan sesuatu melalui karya tulis.

4. Menjadi pribadi yang lebih positif dan optimis

Karena kedua filosofi ini lebih mengajarkanmu tentang melihat keindahan dari suatu ketidaksempurnaan, maka, kalau filosofi ini dibawa ke kehidupan, maka, kamu akan melihat segala sesuatu yang baik dari suatu ketidaksempurnaan. Tentunya, hal ini akan memberikanmu positive vibes dan kamu pun akan menjadi seseorang yang lebih optimis dalam menjalankan kegiatan apapun.

5. Mendapatkan perspektif baru

Untuk melihat suatu ketidaksempurnaan, pasti terasa lebih mudah jika kamu disuruh untuk melihat keindahan di dalam ketidaksempurnaan. Maka dari itu, dengan kamu terbiasa menerapkan filosofi ini di dalam kehidupanmu, pasti kamu akan menemui perspektif-perspektif baru yang tentunya lebih bersifat positif.

Misalnya, nih, ketika saya nggak diterima di universitas yang sama impikan, saya merasa bahwa saya gagal dan hidup saya tidaklah sesempurna teman-teman saya yang diterima di universitas tersebut. Namun, karena saya bertemu dengan teman-teman yang mengajak saya untuk mencari “keindahan” dari “ketidaksempurnaan” ini, maka, saya pun akhirnya memiliki perspektif baru.

Perspektif baru yang saya temukan ialah dimana pun saya berkuliah, bagus atau nggaknya saya ketika lulus bukan ditentukan dari universitasnya, melainkan saya yang harus berusaha untuk menjadi yang terbaik dimana pun saya berkuliah.

***

Yes, pada akhirnya, wabi sabi dan kintsugi mengajarimu untuk selalu untuk berpikir positif, mencari keindahan dalam suatu ketidaksempurnaan, bersyukur dan sebagainya. Maka dari itu, yuk, coba terapkan filosofi wabi sabi dan kintsugi di dalam kehidupanmu.

Baca juga:

(Sumber gambar:youtube.com, beauty-of-japan.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1