Alasan Mengapa Film-Film Animasi Ghibli Harus Jadi Film yang Wajib Kamu Tonton

Saya suka banget nonton film. Nggak peduli apakah saya lagi liburan atau di hari-hari biasa, sebelu tidur saya sering menyempatkan diri untuk buka laptop dan browsing koleksi film yang sudah saya kumpulkan sejak SMA di dalam hardisk.

Dari total 200 lebih judul film yang saya koleksi, satu folder yang paling sering saya buka adalah folder dengan judul ‘Studio Ghibli’. Berisi kurang lebih 20 file film animasi, folder ini selalu menjadi pilihan saat saya mau nonton tapi bingung mau nonton film apa.

Ada yang tau apa itu Studio Ghibli?

Didirikan pada tahun 1985 oleh sutradara dan animator Jepang, Hayao Miyazaki dan pembimbingnya, Isao Takahata, Studio Ghibli adalah sebuah studio film animasi yang berbasis di Koganei, Tokyo, Jepang. Film-film anime-nya terkenal di seluruh dunia karena unsur-unsur imajinatif, provokatif, dan emosional yang terkandung di dalamnya.

Kalau saya sebut judul-judul film berikut ini mungkin kamu pernah melihat atau sekilas melihatnya:

  1. My Neighbor Totoro
  2. Spirited Away
  3. Howl’s Moving Castle
  4. Princess Mononoke
  5. Grave of The Fireflies

Yap. Itu adalah contoh film-film keluaran Studio Ghibli. Dirancang dengan desain yang indah, karakter yang unik, dan plot yang sarat makna, film-film keluaran Ghibli bahkan sampai mendapatkan nominasi penghargaan film internasional seperti Academy Award dan Golden Bear Award di ajang Berlin International Film Festival.

Untuk kualitas film, penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh Studio Ghibli pastinya udah cukup untuk kamu jadikan pembuktian bahwa rumah produksi asal negeri sakura ini nggak main-main dalam membuat sebuah film animasi. Tapi terlepas dari penghargaan-penghargaan tersebut, saya rasa film-film keluaran Studio Ghibli patut kamu jadikan film animasi wajib tonton untuk beberapa alasan lain.

Ikon Pemeran Utama Perempuan

Di banyak film animasi, tokoh utama perempuan (female lead) sering kali digambarkan sebagai sosok yang baik hati, lemah lembut, cantik, dan selalu berada di dalam kondisi yang nggak menguntungukan alias damsel in distress. Sosok ini kemudian membutuhkan seorang penyelamat—biasanya seorang laki-laki yang tampan dan maskulin—untuk menariknya keluar dari kondisi tersebut dan membuatnya hidup bahagia selamanya.

Stereotipe ini nggak berlaku di film animasi Ghibli.

Mayoritas film Ghibli memiliki tokoh utama perempuan yang nggak mengikuti standar kecantikan konvensional. Beberapa bahkan bikin kita mempertanyakan nilai moral yang dibawanya, karena nggak semua tokoh perempuan di film Ghibli memiliki nilai moral ‘baik’ seperti yang dijunjung banyak orang. Contoh Lady Eboshi dalam film Princess Mononoke. Kalau kamu hanya menonton sekilas, kamu bisa jadi akan menganggapnya sebagai tokoh yang jahat karena telah membawa kerusakan bagi lingkungan sekitar desanya. Namun, jika ditelaah lebih lanjut, Lady Eboshi sebenarnya adalah pemimpin desa yang sangat memperhatikan warganya—to the point ia memberdayakan masyarakat yang terpinggirkan karena penyakit kulit dan mempekerjakannya selayaknya masyarakat biasa.

Contoh tokoh perempuan lain di film Ghibli yang menurut saya paling relatable dengan anak muda adalah Kiki dalam film Kiki’s Delivery Service. Kiki adalah seorang penyihir muda yang baru aja merantau ke kota yang sama sekali asing baginya untuk memperdalam ilmu sihirnya. Selayaknya anak muda yang baru mau beranjak dewasa, Kiki awalnya nggak tau apa tujuan hidupnya. Ia memiliki minat yang besar dalam hal bepergian dengan sapu terbangnya, tapi ia nggak yakin apakah itu memang bakatnya atau bukan. Dalam film tersebut, Kiki diceritakan mengalami banyak banget ups and downs sebagai penyihir muda di kota barunya. Ia belajar mencari jati diri, melawan homesick, menjalin relasi dengan teman-teman baru, hingga mengatasi burnout saat hal yang ia kira ia minati ternyata nggak bisa ia lakukan dengan baik dan benar.

Kiki, simbol pendewasaan anak muda rantau

Tokoh-tokoh perempuan di film animasi Ghibli memberikan pesan bahwa nggak selamanya perempuan harus cantik, lemah lembut, dan bergantung pada kesatria berkuda putih untuk menyelamatkan mereka. Perempuan juga bisa kuat dan berada di posisi kepemimpinan seperti Lady Eboshi, atau gamang dalam menentukan tujuan hidup dan masa depannya seperti Kiki. Tokoh perempuan di film Ghibli memiliki dimensi dan kedalaman karakter yang selalu berhasil membuat saya merasa bahwa mereka bukan hanya tokoh animasi di dalam layar—mereka juga manusia, dan manusia nggak akan selalu hitam atau selalu putih.

Pesan Cinta Lingkungan

Satu hal yang akan banyak kalian temukan kalau menonton film-film Ghibli adalah pesan-pesan moral terkait lingkungan yang terselip di dalamnya. Dalam Princess Mononoke, pesannya adalah mengenai perkembangan teknologi yang mengancam keseimbangan alam. Dalam Grave of The Fireflies pesannya adalah mengenai dampak negatif perang. Dalam My Neighbor Totoro pesannya adalah bagaimana alam akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan—selama kita menjaga kelestariannya.

Hayao Miyazaki, selaku sutradara sekaligus petinggi Studi Ghibli memang terkenal sebagai seorang environmentalist. Dalam sebuah interview dengan The Telegraph, Miyazaki menyatakan bahwa ia mendambakan sebuah dunia yang tulus dan murni, dan ia ingin membuat sebuah karya yang menegaskan makna dari kehidupan itu sendiri.

Menonton film-film Ghibli memberikan kita insight akan dinamika lingkungan, bagaimana cara menjaganya, da bagaimana kita bisa koeksis dengan semua yang hidup di dalamnya.

Kartun Bukan Hanya Tontonan Anak Kecil

Dengan padatnya pesan moral yang terkandung di dalam setiap filmnya, Studio Ghibli seolah ingin menunjukkan bahwa film kartun dan animasi sejatinya bukan hanya ditujukan bagi penonton anak-anak. Orang dewasa pun dapat menikmati film-film buatan Studio Ghibli merasa relate dengan jalan cerita di dalamnya. Entah kamu ingin belajar tentang arti keluarga seperti dalam film My Neighbor Totoro, indahnya persahabatan dalam The Secret World of Arietty dan Ponyo, komentar sosial anti-perang dalam Grave of The Fireflies dan Howl’s Moving Castle, atau ingin kembali merasakan petualangan di dunia fantasi seperti dalam Spirited Away, film Ghibli akan selalu menjadi alternatif tontonan menyenangkan untuk kamu yang sudah penat dengan kehidupan.

Jadi, film mana nih yang udah atau ingin kamu tonton?

(sumber gambar: greenscene.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1