5 Cara untuk Menghindari Lingkungan yang Toxic

Di setiap kehidupan kita, pasti, kita sering menemukan hal-hal yang toxic, mulai dari lingkungan sekolah, kuliah bahkan ke lingkungan kerja. Wah, maksdunya toxic disini, tuh, apa, ya? Well, toxic disini memiliki arti yaitu “racun”. Seperti sifat racun yang merusak sesuatu kandungan dan membuat orang yang terkenanya menjadi sakit, racun dalam lingkungan pun dapat merusak orang-orang yang ada di dalamnya, lho.

Memangnya, lingkungan toxic itu contohnya seperti apa, sih? Hmm… Misalnya, nih, di suatu sekolah, kamu memiliki lingkungan yang nggak suka belajar dan lebih memilih untuk menyontek ketika ulangan. Setelah diberitahu bahwa perbuatan seperti itu nggak baik, namun, nggak ada perubahan dari teman-temanmu yang melakukannya. Yap, bisa dibilang bahwa lingkungan pertemananmu sudah termasuk ke lingkungan yang toxic.

Contoh lainnya, nih, gaes. Ketika kamu berkuliah, ada beberapa temanmu yang suka meledeki teman lainnya. Meledek itu sudah termasuk ke dalam bullying atau perundungan, lho. Yes, perundungan itu sendiri pastinya membawa pengaruh yang buruk kepada orang yang dirundungi. Apakah hal ini termasuk perbuatan toxic? Yap, hal ini termasuk perbuatan toxic.

Kalau lingkungan toxic dapat ditemukan dimana saja, lalu, hal apa yang bisa dilakukan oleh kita semua, ya, untuk menjaga diri dari lingkungan yang toxic? Penasaran hal apa saja yang bisa kamu lakukan untuk menghindari dan menjaga diri agar nggak ikut-ikutan toxic? Baca dulu, yuk, artikel berikut ini!

1. Menghindari perbincangan negatif

Di setiap lingkungan, baik itu di dunia sekolah, kampus maupun di dunia kerja, kamu past akan menemukan orang-orang yang suka membicarakan hal-hal negatif. Perbincangan hal-hal negatif ini punya banyak contohnya, nih, gaes, misalnya seperti membicarakan keburukan orang lain, membicarakan orang lain yang belum tentu benar, sering membicarakan sulitnya tugas atau pekerjaan dan cenderung mengeluh, gampang menghakimi orang lain dan sebagainya.

Nah, kalau kebetulan di sekitarmu banyak orang-orang yang sering melakukan hal seperti ini, cara yang terbaik untuk dilakukan ialah menghindar dari pembicaraan ini. Misalnya, nih, dalam suatu perkumpulan, tiba-tiba temanmu membicarakan keburukan dari temanmu yang lain. Daripada kamu nimbrung dengan pembicaraan tersebut, lebih baik kamu pergi dari tempat tersebut.

Kalau kamu nggak mau pergi dari tempat tersebut, lebih baik, kamu nggak mendengarkan atau nggak menanggapi apa yang sedang dibicarakan. Kebiasaan membicarakan orang lain nggak akan membuatmu merasa lebih baik dari orang tersebut, yang ada, kamu malah bisa membenci orang lain tanpa alasan. Hmm… Capek banget, kan, yang pasti? Mending jauh-jauh, deh.

2. Tahu mana yang baik dan mana yang nggak

tahu mana yang baik dan mana yang buruk

Nah, kamu juga harus tahu, nih, mana yang menurutmu baik dan mana yang nggak, gaes. Misalnya, nih, menyontek itu sudah pasti suatu perbuatan yang nggak baik, kan? Seharusnya, ketika kamu sedang ulangan, kamu harus mengusahakan untuk menjawab semua pertanyaan sesuai dengan kemampuanmu karena ulangan itu sendiri dibuat untuk mengukur kemampuanmu.

Setelah kamu sudah mengetahui bahwa hal tersebut buruk, maka kamu harus melepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Kalau kamu nggak pernah melakukan suatu hal yang buruk tersebut, jangan sesekali mencoba atau membiarkan orang lain mempengaruhimu untuk melakukan suatu hal yang buruk tersebut.

Contoh lainnya, nih, kamu punya sekelompokkan orang yang suka melakukan perundungan kepada orang lain. Kalau kamu takut untuk mengingatkan orang tersebut bahwa hal yang dilakukannya ialah bukan suatu hal yang baik, maka, lebih baik kamu nggak ikut-ikutan melakukan hal tersebut. Kamu bisa beritahu gurumu untuk menyelesaikan kasus perundungan tersebut. Yang penting, jangan sampai kamu ikut-ikutan melakukan perundungan, ya.

3. Membuat batasan

Nah, ketika kamu sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk dari suatu lingkungan, kamu bisa membuat batasan untuk menjaga dirimu agar nggak ketularan toxic, gaes. Misalnya, nih, kamu tahu bahwa menyontek itu suatu hal yang nggak baik, maka, daripada kamu ikut-ikutan menyontek, mending, kamu pindah tempat duduk ketika ulangan.

Contoh lainnya, kamu tahu bahwa teman-teman dekatmu memiliki kebiasaan yang nggak baik seperti  membicarakan keburukan dari orang lain, dan kamu paham betul bahwa hal tersebut bukanlah suatu hal yang baik buat semua orang. Daripada kamu ikut-ikutan membicarakan orang lain dan nggak mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut, lebih baik kamu membuat batasan diri seperti pergi ketika teman-temanmu sedang membicarakan orang lain atau lakukan aktivitas lainnya agar nggak ikut-ikutan ngobrolin keburukan dari orang lain.

4. Mencari teman yang membawa hal positif  

teman yang positif   

Cara lainnya untuk menghindari lingkungan yang toxic ialah mencari teman yang dapat memberikanmu hal-hal positif. Hal-hal positif disini bisa berarti kamu bisa menjadi lebih percaya diri, lebih rajin, lebih paham dengan tugas-tugas yang harus kamu kerjakan, lebih bertanggungjawab dan sebagainya. Biasanya, teman-teman yang positif pasti akan mempengaruhimu dengan hal-hal yang positif juga.

Sudah seharusnya, kita mencari teman-teman yang dapat membawa kita ke arah yang lebih baik lagi, bukan ke arah yang sebaliknya. Kalau kamu memiliki teman yang dapat membuatmu menjadi lebih malas, nggak bertanggung jawab, mengajakmu untuk bolos sekolah atau kuliah, mengajakmu untuk menyontek dan sebagainya, berarti, temanmu sudah termasuk teman yang toxic, nih, gaes. Hati-hati, ya!

 5. Berpegang teguh pada prinsip yang sudah dibangun

Kalau kamu sudah memiliki prinsip agar nggak ikut-ikutan terbawa oleh teman-teman yang toxic, maka kamu harus mengikuti prinsip tersebut, ya. Jangan sesekali kamu goyah terhadap prinsip tersebut. Mau bagaimana pun, prinsip yang kamu bangun itu menjadi salah satu penjaga dirimu ketika kamu berada di lingkungan yang toxic.

Misalnya, nih, kamu sudah tahu bahwa lingkunganmu memiliki banyak orang yang toxic. Mereka suka membicarakan orang lain dibelakang, menyontek, sering mengeluh, malas mengerjakan tugas-tugas dan sebagainya. Nah, kalau kamu memiliki prinsip untuk nggak terbawa arus lingkungan toxic ini, pasti kamu langsung memiliki batasan, kok, kalau kamu melakukan suatu hal yang sudah mengarah ke perbuatan toxic. Kamu pun pastinya akan merasa malu ketika kamu melakukan suatu hal yang nggak sesuai dengan prinsipmu. Maka dari itu, gaes, berpegang teguh pada prinsipmu untuk nggak terbawa arus lingkungan yang toxic, ya!

***

Karena lingkungan toxic bisa ditemukan dimana saja, sudah saatnya, nih, gaes, kamu mempraktekkan kelima hal di atas agar kamu nggak terbawa dengan lingkungan yang toxic tersebut. Menjadi seseorang yang toxic itu sesungguhnya sangat merugikan, lho, baik untuk dirimu sendiri maupun untuk orang lain. Nggak mau, kan, jadi pribadi yang toxic? Maka dari itu, gaes, yuk, coba lakukan kelima tips di atas, ya!         

Baca juga:

(Sumber gambar: exposure.org.uk, prevuemeetings.com, 

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1