Waspadai Hal-Hal Ini Agar Kamu Tidak Menjadi Pribadi yang Toxic!
- Dec 12, 2018
- Beby Nurdiana Rohman
Banyak dari berbagai artikel yang selalu mengatakan, “hati-hati dengan lingkungan yang toxic”, “hubungan yang toxic” dan juga “pertemanan yang toxic”. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud toxic itu? “Toxic” merupakan bahasa Inggris dari “racun”, gaes.
Racun merupakan suatu zat yang dapat merusak tubuh atau merusak apapun. Nah, kalau kamu sering mendengarkan “pertemanan yang toxic”, “hubungan yang toxic” dan sebagainya, berarti pertemanan dan hubungan yang sedang dijalani, dapat “merusak” diri seseorang atau bahkan dirimu.
Merusak yang dimaksud disini, bukan berarti dapat merusak tubuhmu, sehingga kamu dapat jatuh sakit dan sebagainya. Namun, merusak disini berarti ketika suatu pertemanan atau suatu hubungan yang kamu jalani, dapat memberikanmu dampak negatif. Yang seharusnya pertemanan atau hubungan itu, dapat membangun dirimu, hal tersebut malah membuatmu menjadi sebaliknya yaitu tidak berkembang menjadi orang yang lebih baik.
Tapi, perlu diingat, nih, gaes, kamu jangan selalu berpikir bahwa orang lainlah yang menjadi toxic bagi diri kamu, melainkan bahwa diri kamu sendiri pun, bisa menjadi toxic, lho, buat orang lain dan juga dirimu sendiri. hayo, lho…
Nah, agar kita tidak menjadi pribadi yang toxic, kamu wajib banget waspada sama hal-hal berikut ini, ya, gaes!
Selalu Mencari Pembelaan Ketika Kamu Melakukan Kesalahan
Ketika kamu melakukan kesalahan dan ada orang lain yang mengingatkanmu bahwa apa yang kamu lakukan adalah suatu hal yang salah, kamu seharusnya berterimakasih kepada orang tersebut. Kenapa seperti itu? Karena ketika seseorang mengatakan kesalahanmu secara langsung, berarti orang tersebut, care, lho, sama kamu dan ia ingin kamu untuk memperbaiki kesalahanmu.
Kesalahan yang diberitahukan oleh orang lain dapat kamu jadikan pelajaran, lho, agar kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama. Coba kamu bayangkan kalau kamu selalu mencari pembelaan ketika kamu salah dibandingkan memperbaiki kesalahanmu. Tentunya, kamu tidak akan bisa merubah dirimu menjadi lebih baik lagi dan orang-orang disekitarmu akan menjadi enggan untuk memberitahukan apa yang harus kamu rubah dari kesalahanmu. Memangnya kamu mau menjadi seseorang yang tidak belajar dari kesalahan dan selalu mengulang kesalahan? Ih, jangan sampe, ya, gaes!
Anti Kritik
Duh, malesin banget, gak, sih, gaes, kalau kamu ketemu orang yang anti banget dikritik? Kritik yang sifatnya membangun itu suatu hal yang baik, lho, gaes. Tanpa penilaian dari orang lain dan juga kritik yang membangun, kita tidak akan tahu, hal apa yang harus ditingkatkan dari kita.
Misalnya, nih, kamu mempunyai pekerjaan baik itu di kantor atau di organisasi bahwa kamu harus membuat suatu desain poster. Atasanmu atau leader-mu di organsasi pasti akan memberikanmu berbagai macam kritik dengan tujuan yaitu agar desain postermu menjadi lebih baik lagi. Kalau kamu tidak bisa menerima kritikannya dan cenderung baper, lalu bagaimana kamu akan bisa memperbaiki desain postermu menjadi lebih baik lagi? Dan bagaimana kamu akan meningkatkan keahlianmu dalam mendesain poster?
Keras Kepala dan Merasa Paling Benar
Sudah tidak mau dikritik, selalu mencari alasan ketika salah, eh, ditambah lagi dengan keras kepala. Duh, itu orang mau jadi orang yang seperti apa, ya? Jangan sampai kamu termasuk orang yang seperti ini, ya, gaes! Perlu diingat, dengan menjadi seorang yang keras kepala tidak akan membuktikan bahwa dirimu merupakan yang paling benar. Justru, dengan keras kepala, kamu malah menghilangkan banyak sekali nasihat-nasihat baik yang orang lain berikan kepadamu.
Merasa bahwa apa yang telah kamu lakukan adalah sesuatu hal yang benar, merupakan sebuah cara agar kamu dapat percaya diri. Namun, ketika ada orang lain yang memberikan kamu nasihat atau kritik yang bersifat membangun, jangan kamu acuhkan. Nasihat dan kritik yang baik dari orang lain perlu didengar, sehingga kamu dapat membangun diri menjadi individu yang lebih baik.
Coba bayangkan, ngeselin banget, kan, gaes, kalau semisal kamu harus bertemu dengan orang yang sangat mengganggu. Ketika kamu mencoba untuk mengkritik dan menasehati orang tersebut, eh, malah orang itu yang keras kepala dan merasa paling benar. Ih, ngeselinnya pakai pangkat kuadrat kalau itu, sih. Kamu jangan kayak gitu, ya!
Gengsi yang Terlalu Besar
Hmm… kamu tahu, nggak, sih? Gengsi yang super besar itu, nggak baik, banget! Kenapa? Karena, dengan mengutamakan gengsi, kamu bisa saja bikin repot dirimu sendiri. misalnya, nih, dalam sebuah kelompok belajar, kamu disuruh untuk mengerjakan soal yang kamu tidak bisa. Karena ada si doi di dalam kelompokmu, tentunya kamu malu dan gengsi, dong, untuk menolak tawaran itu. Yang awalnya kamu ingin membuat sang pujaan hati takjub, eh, hasilnya malah kamu sendiri yang kerepotan karena tugas yang tidak dapat kamu mengerti.
Karena gengsi juga, semua orang jadi bisa menghalalkan segala cara, lho. Misalnya nih, karena kamu nggak mau ketauan nggak bisa mengerjakan soal tersebut, akhirnya kamu pun menyontek atau bahkan menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasmu. Hmm, nggak banget, ya, gaes.
Intinya, karena gengsi yang terlalu besar akan memberikanmu banyak sekali dampak buruk. Selain kepada dirimu sendiri, orang-orang yang berada di sekitarmu pun akan merasakan dampak buruk tersebut. Jauh-jauh, deh, pokoknya sama gengsi yang terlalu besar.
Hidup Penuh dengan Drama
Duh, hidup tuh memang terkadang ada dramanya, gaes, tapi, nggak usah lebay juga menanggapinya. Ketika hidupmu tiba-tiba berubah seperti drama-drama, kamu harus stay cool dalam menanggapinya. Kamu nggak perlu menanggapi seperti drama queen atau drama king yang apa-apa harus diperumit dan diperibet.
Ketika kamu menjalani hidup layaknya drama queen atau drama king, yang ada nanti kamu malah pusing sendiri, lho, sama kehidupanmu yang kamu bikin ribet sendiri. Ketika kamu menemukan sebuah masalah, cobalah untuk stay cool dalam menanggapinya. Coba pikirkan matang-matang solusi apa yang paling baik untuk menyelesaikan masalah tersebut, bukan malah memperumit masalahmu sendiri.
***
Menjadi pribadi yang toxic, tuh, nggak, banget, gaes. Selain menyulitkan diri sendiri, pastinya akan menyulitkan orang-orang di sekitarmu. Selain menyulitkan, orang-orang disekitarmu bisa saja, lho, merasa tidak nyaman dengan kehadiranmu. Nah, maka dari itu, kita harus segara mengintrospeksi diri agar tidak menjadi pribadi yang toxic!
Baca juga:
(Sumber gambar: goalcast.com, youtube.com, notegraphy.com, wikihow.com, patchdealer.com, academia-salamanca.info)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus