3 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Anak SMK Supaya Bisa Bersaing di Dunia Kerja

Dalam artikel ini, Youthmanual pernah menyampaikan bahwa hampir setiap tahun, lebih dari satu juta lulusan SMK menganggur. Bahkan, selama dua tahun terakhir, tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK paling tinggi ketimbang lulusan dari jenjang pendidikan lainnya.

Dikutip dari Kompas, per Februari 2014, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran lulusan SMK lebih rendah ketimbang tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMA. Tapi kemudian, pada Februari 2016, tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK bertambah dari 7.21 persen menjadi 9.84 persen (1.35 juta orang), sementara tingkat pengangguran di antara lulusan SMA turun dari 9.10 persen menjadi 6. 96 persen.

Ironis ya, gaes? Padahal lulusan SMK diharapkan bisa langsung terjun ke dunia kerja begitu lulus sekolah.

Kenapa hal ini bisa terjadi?

Pertama, menurut bapak Satryo Soemantri Brodjonegoro, pemimpin tim penelitian untuk The Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership, secara umum dunia kerja memang belum puas dengan kompetensi lulusan Indonesia, termasuk SMK.

Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud Bapak Mustaghfirin Amin juga bilang, Kemdikbud harus berusaha agar kurikulum SMK sesuai dengan industri. Supaya pendidikan yang didapat ketika SMK bisa dimaksimalkan sebesar mungkin ketika lulusan ini bekerja.

Kedua, ketidaseimbangan jumlah lulusan SMK dan kebutuhan tenaga kerja di bidang industri tertentu masih jomplang banget nih, gaes. Lulusan SMK bidang kelautan dan perikanan tahun 2016, misalnya, hanya berjumlah 17,249 orang. Sementara kebutuhan tenaga kerja untuk bidang tersebut mencapai 3,364,297.

Menurut Kompas, kesenjangan juga terlihat di bidang agribisnis dan agriteknologi. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan bulan Oktober 2016, kebutuhan tenaga kerja level SMK di bidang tersebut sebanyak 445,792 orang, sedangkan lulusan SMK yang tersedia cuma 52,319 orang. Peluang kebutuhan tenaga kerja di bidang pariwisata tercatat 707,600 orang. Tetapi pada 2016 jumlah lulusan SMK di bidang pariwisata cuma 82,171 orang.

Nah, sebaliknya untuk bidang bisnis dan manajemen. Peluang kebutuhan tenaga kerja di bidang ini cuma 119,255 tapi lulusannya mencapai 349,954 orang.

Sayang banget, kan? Banyak jurusan SMK yang kurang populer sehingga menghasilkan sedikit lulusan, padahal jurusan tersebut dibutuhkan.

Kalau menurut saya, ini terjadi karena informasi yang disampaikan masih kurang banget. Misalnya, gimana anak-anak muda mau memilih jurusan SMK di bidang agribisnis dan agriteknologi kalau mereka nggak tahu jurusan itu kegiatannya ngapain aja dan kurikulumnya seperti apa.

Saya juga sempat bertanya ke salah satu murid SMK Bisnis dan Manajemen Bogor, jurusan Akuntansi, Maria Ernanda. Karena harus masuk SMK, maka Maria memilih jurusan yang nggak mengharuskan dia menjadi pekerja lapangan ketika lulus nanti

“Kalau aku ambil jurusan ini, paling nggak aku bisa jadi staf admin di perusahaan tertentu. Kalau jurusan lain kayaknya aku harus menjadi pekerja lapangan atau teknis. Aku berharap meskipun aku cuma lulusan SMK, aku  bisa kerja di belakang meja,” begitu kata Maria.

Jadi, apa solusinya?

Pemerintah memang berencana melakukan revitalisasi SMK. Penguatan ini utamanya diterapkan pada empat SMK dengan bidang keahlian pertanian, maritim, ekonomi kreatif, dan pariwisata. Soalnya, empat bidang inilah yang sedang digenjot untuk mendorong perekonomian Indonesia.

Tapi ada catatan penting nih, gaes, pemerintah juga mendorong pemerintah provinsi untuk menaikkan jumlah SMK dalam lima tahun mendatang. Di DKI Jakarta aja, jumlah pelajar SMK sudah jauh lebih banyak daripada pelajar SMA. Kalau program kapasitas SMK ingin dinaikkan dua kali lipat, bisa-bisa jumlah pelajar SMA hanya setengah dari anak SMK.

Wah, kalau jumlah SMK terus ditambah, kira-kira kualitasnya bisa dinaikkan juga nggak ya?

Sebagai lulusan SMK, saya juga sedih mendengar banyak anak SMK yang sulit bersaing di dunia kerja. Nah, selain berharap pada pemerintah, kira-kira inilah yang bisa kita lakukan sebagai pelajar SMK supaya tetap bisa bersaing.

1. Melek industri & dunia wirausaha sejak masih di bangku sekolah

Apapun jurusan SMK kamu, kamu harus melek industri saat ini dan kecenderungannya di masa depan. Misalnya, kamu adalah jurusan Teknik Komputer saat SMK, maka kamu harus rajin ngulik soal hardware dan software yang banyak digunakan zaman sekarang. Cobalah berkenalan dengan orang yang ahli di bidang tersebut atau para alumni kamu yang bekerja di industri komputer.

Kadang, kurikulum sekolah agak terlambat dalam menerapkan perubahan zaman. Metode praktek yang dipakai masih yang jadul alias jaman dulu. Makanya supaya kita nggak ketinggalan zaman dan bisa bersaing, kamu harus berusaha sendiri memahami apa yang menjadi tuntutan dunia kerja.

Selain itu, coba ambil pelajaran dari Fahris Tauzinasy Syifa, siswa kelas XII SMK Negeri 4 Malang, Jawa Timur. Fahriz telah menjadi seorang pengusaha percetakan di usianya yang baru menginjak 18 tahun. Niatnya berwirausaha baru muncul setelah ia mengikuti pembelajaran di sekolahnya untuk program keahlian Produksi Grafika. Meski usaha yang dirintisnya baru berusia satu tahun, Fahris sudah bisa mendapatkan omset bernilai puluhan juta rupiah, lho! Warbiyasak!

Awalnya, Fahris nggak berniat masuk SMK. Bahkan dia nggak tau apa itu jurusan produksi Grafika. Tapi ketertarikannya terhadap bisnis mulai berkembang ketika ia mulai belajar dengan serius.

2. Mengasah kompetensi bukan cuma dari kelas

Menurut saya, kalau anak SMA harus banyak bergelut dengan buku di waktu luang, maka anak SMK haruslah bergelut dengan kegiatan praktek. Misalnya, kalau kamu jurusan Tata Boga saat SMK, jangan cuma latihan memasak ketika jam praktek di sekolah aja. Di rumah saat akhir pekan, kamu juga bisa mempraktekan berbagai keahliah kamu dalam suatu materi pelajaran.

Nggak bisa dipungkiri, biaya praktek itu memang mahal ya, gaes. Untuk membuat satu hidangan kue misalnya, nggak sedikit biaya yang harus kamu keluarkan. Nah, hal ini bisa kamu akali dengan mengajak teman-teman kamu praktek bersama. Belajar dan diskusi pun pastinya jadi lebih seru, ya.

3. Ikut berbagai lomba kompetensi siswa yang bisa mengasah hard kill dan soft skill

Kamu yang pelajar SMK pasti udah familiar banget sama yang namanya LKS alias Lomba Kompetensi Siswa. LKS adalah kompetisi tahunan antar siswa pada jenjang SMK sesuai bidang keahlian yang diajarkan pada SMK peserta.

LKS ini setara dengan OSN (Olimpiade Sains Nasional) yang diadakan di SMP/SMA. Pemenang LKS tingkat Nasional akan mewakili Indonesia ke ASEAN Skills (Kompetisi Keahlian tingkat ASEAN) dan World Skills International Competition (Kompetisi Keahlian tingkat Dunia). Siswa yang mengikuti LKS adalah siswa terbaik yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten dan provinsi.

Lomba kayak LKS gini bisa mnegasah hard skill dan soft skill kamu lebih baik lagi untuk persiapan terjun ke dunia kerja.

Yuk, jadi lulusan SMK yang siap bersaing!

(Sumber gambar: smkwahidincrb.sch.id, kolomedu.com, mkyappi-wns.sch.id, kemendikbud.go.id)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1