5 Hal Berkesan yang Pernah Saya Alami Saat Mewawancara Selebritis

Oleh Asri Mirza

Nggak terasa, 11 tahun saya bekerja sebagai wartawan hiburan. Lama juga, ya? Otomatis, saya jadi sering mewawancarai banyak selebriti, dan jujur, pengalaman tersebut banyak yang berkesan!

Berikut adalah lima hal berkesan yang pernah saya alami saat mewawancara selebriti.

1. Mewawancara subuh-subuh atau justru larut malam

Artis biasanya punya jadwal padat, sehingga wawancara sama mereka bisa saja dilakukan di jam-jam nggak maniawi. FYI, jam kerja “resmi” saya sebagai wartawan adalah jam 9 pagi sampai jam 6 sore, tetapi para artis yang mau saya wawancara sering nggak bisa ditemui di jam tersebut. Jadilah, saya kudu mewawancara, misalnya, Shireen Sungkar jam 1 malam di lokasi syutingnya!

Sebaliknya, saya juga harus siap mewawancara artis yang berdomisili di Amerika Serikat atau Inggris lewat telepon pagi-pagi buta, akibat perbedaan waktu.

Saya pernah mewawancara Hayden Panettiere jam enam pagi waktu Jakarta. Supaya suaranya jelas, saya melakukan wawancaranya di teras rumah. Saya pun berbicara dengan Hayden di telpon lewat speaker, karena saya perlu merekam wawancara tersebut. Eeeh, di tengah-tengah wawancara, ada abang bubur lewat depan rumah “Bubuuur…! Bubur ayaaam…!”

Kontan Hayden pun bertanya, “What’s that? What’s your question?

Wartawan 2 - Youthmanual

Untung dulu penjual tahu bulat yang menjajakan jualannya di mobil bak belum ngetren. Kalau waktu itu yang lewat adalah penjual tahu begitu, saya pasti bingung gimana ngejelasinnya ke Hayden, berhubung teriakan mereka biasanya kenceng banget!

2. Main Petak Umpet

Saya pernah punya jadwal mewawancara Ariel “Noah”. Kebetulan, jadwal wawancara tersebut jatuh sehari setelah, ehem, sex tape Ariel beredar luas. Saya diwanti-wanti oleh pihak label rekaman untuk nggak bertanya apapun tentang video tersebut. Pokoknya saya cuma boleh bertanya tentang musik dan album terbarunya.

Yang heboh, untuk menuju tempat wawancara, saya harus sembunyi-sembunyi.

Ceritanya, sebenarnya saya janjian ketemuan sama Noah di kantor label rekaman, tetapi ternyata di sana sudah ada banyak wartawan infotainment. Tempat wawancara pun dialihkan.

Untuk menuju lokasi wawancara yang baru, saya pun dipaksa naik mobil milik label rekaman, sementara mobil kantor yang tadi mengantar saya ditinggal. Tetapi beberapa wartawan infotainment ternyata sempat melihat saya. Mereka pun sampai menelepon saya dan bertanya,

“Kamu mau wawancara Ariel ya?” tanya mereka.

“Nggak, saya mau pulang ke rumah. Tadi cuma ngambil bahan berita,” jawab saya mengelak dengan sangat deg-degan. Untung mereka percaya.

Akhirnya saya berhasil sampai di lokasi wawancara dan melakukan wawancara dengan sukses, meski masih sambil deg-degan. Takut salah tanya!

3. Dipuji Artisnya

wawancara artis

“Mbak, lipstiknya bagus, deh. Merknya apa, sih?” tanya Rianty Cartwright pada saya. Dia melempar pertanyaan tersebut di tengah sesi wawancara kami. Saya menjawab bahwa lipstik saya merk blablabla, lalu Rianty pun bertanya tentang nomer serinya. Karena lupa, saya jadi mengeluarkan lipstik tersebut, dan ujung-ujungnya, kami jadi membahas jenis-jenis lipstik.

Saya juga pernah dipuji oleh personel Boyzone, Shane Lynch. Saat itu, saya sedang mempersiapkan diri untuk memotret mereka, tetapi dari ujung mata, saya bisa melihat bahwa Shane memperhatikan saya. Saya pun menoleh. Eh, dia tersenyum. “I like your glasses,” katanya. Saya senyum balik dan menjawab terima kasih. Ketika saat sesi wawancara berakhir, Shane menghampiri saya dan bilang lagi, “Seriously. I really like your glasses.” Saya pun kembali menjawab terima kasih. Suka banget, Mz?

Sebenarnya saya ingin, lho, memberikan kacamata itu ke Shane, tapi itu kacamata minus. Saya jadi nggak bisa melihat jelas, dong, kalau kacamata tersebut berpindah tangan ke Shane?

4. Ditertawakan atau Merasa Ditertawakan

Suatu saat, saya pernah mewawancarai sebuah boyband Korea Selatan yang waktu itu lagi beken-bekennya. Mau ketemu mereka di ruang wawancara pun sulitnya bukan main. Karena para fans mengepung sekeliling hotel tempat mereka menginap dengan heboh, penjagaannya juga jadi ketat banget.

Karena saya nggak bisa berbahasa Korea, dan anggota boyband ini nggak bisa berbahasa Indonesia maupun Inggris, maka saya mewawancara didampingi oleh penerjemah Korea.

Awalnya wawancara berjalan lancar, tetapi kondisi wawancara mulai sedikit nggak enak saat para anggota boyband ini mulai ketawa-ketawa. Karena saya nggak ngerti bahasa mereka, saya ‘kan jadi merasa ditertawakan! Apalagi mereka menjawab pertanyaan sambil menunjuk-nunjuk saya! #KZL Duileh, brooo… Kenapa, sih? Ada cabe nyangkut di gigi saya apa gimana?

5. Starstruck

Ih, hal yang satu ini, sih, sering banget terjadi.

Saya sering starstruck—alias terpesona banget sampai jadi gugup—ketika mewawancara artis yang memang saya idolakan. Saya pernah mewawancara penyanyi Mika, dan tangan serta suara saya sampai bergetar saat bertanya.

Lalu saya pernah starstrucked saat mewawancara Armand Maulana dan Duta “Sheila on 7”, idola-idola saya sejak masa remaja. Pada akhirnya, sih, saya bilang bahwa saya mengidolakan mereka. Setiap saya bilang ke artis bahwa saya nge-fans banget dengan mereka, biasanya reaksi pertama mereka adalah bilang terima kasih, trus nanya, “Sekarang, saya masih idola kamu nggak?”

Saya juga bisa starstrucked kalau artis yang saya wawancara ternyata baiiiik banget. Saya nggak akan pernah lupa, ketika saya mewawancara Liam Payne, personel One Direction, lewat telepon. Setelah saya mengucapkan, “Halo!” Liam langsung balik menyapa dengan ramah, trus menanyakan kabar saya serta Indonesia dengan logat Inggrisnya yang seksi. FYI, artis jarang banget, lho, berbasa-basi bertanya tentang kabar sang wartawan. Aaah, gimana saya nggak senang?

(sumber foto: hollywoodreporter.com, reporter.blogs.com, dailyherald.com, slate.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1