5 Tips Karir Untuk Yang Baru Masuk Dunia Kerja

Halo, para fresh graduate. Udah wisuda? Udah kirim-kirim lamaran? Atau malah udah dapet kerja?

Kalau udah, selamat, ya!

Sesuatu yang baik harus diawali dengan baik juga. Jadi sekarang saya mau berbagi tips karir yang perlu kamu perhatikan sebagai fresh graduate, agar karir kamu nggak hanya sukses di tahun pertama, tetapi sampai bertahun-tahun ke depan.

Berdasarkan observasi saya selama 14 tahun bekerja (termasuk merekrut fresh graduates kayak kamu), berikut adalah 5 hal yang perlu kamu lakukan di awal karirmu.

1. Be flexible. Titel pekerjaan kamu nggak berarti apa-apa!

Jangan kaget kalau titel kamu nggak sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan!

10-15 tahun lalu, dunia didominasi oleh perusahaan-perusahaan konvensional yang umurnya udah puluhan bahkan ratusan tahun. Job roles dan career path di perusahaan-perusahaan tersebut udah serba mature dan teratur, sehingga titel dan tugas para karyawannya jelas.

Beda banget dengan jaman sekarang. Hari gini, startup mulai mendominasi dunia. Ini adalah eranya perusahaan-perusahaan seperti Uber, Airbnb, Gojek yang 2-3 tahun lalu mungkin belum ada, tetapi sekarang udah melejit banget.

Perusahaan-perusahaan seperti ini jadi sukses karena mereka fleksibel, cepat beradaptasi dan cepat menangkap kesempatan. Jadi, kalau kamu masuk ke perusahaan seperti itu, kamu juga akan dituntut untuk fleksibel (baca: mau—dan bisa—mengerjakan segala macam pekerjaan).

Jadi jangan kaget kalau kamu berstatus sebagai Account Executive di sebuah agensi periklanan, tetapi kamu juga diminta ngumpulin data untuk persiapan pitching, bikin presentasi, bikin laporan, sampai diminta mendampingi klien shooting iklan sampai tengah malem. Pokoknya kerjaannya nggak nyambung!

Banyak anak muda yang ngeluh dan akhirnya resign kalau harus kerja dengan pola seperti ini. Terserah aja, sih, tapi pada akhirnya, orang-orang yang sering ngeluh karirnya akan mandek.

Sebaliknya, mereka yang gigih dan mau terima kerja apa aja akan lebih cepat sukses. Dunia kerja emang kejam, bung! So, just enjoy it. Anggep aja ini masa Ospek #malesye #tapiharus

2. Jangan pasrah aja kalau pekerjaan kamu nggak sesuai passion.

Banyak fresh graduate yang nyari kerja ala kadarnya. Yang penting dapat kerja.

Sebisa mungkin, sih, jangan begitu ya. Masalahnya, kalau kamu bekerja dengan setengah hati karena pekerjaannya nggak sesuai minat, kamu akan cepat kesalip pegawai lain yang lebih passionate.

Kamu terlanjur bekerja di perusahaan yang kurang sreg di hati? Jangan takut untuk move on dan cari pekerjaan yang lebih sesuai, ya. Kalau kamu passionate dengan pekerjaan kamu, kamu akan lebih produktif, lebih hepi, dan lebih cepat sukses. Life is too short to settle for a career that you hate!

3. Fokus untuk membuat perubahan dengan cepat

Baru masuk kantor baru? Jangan nunggu disuruh dulu, baru bergerak! Soalnya, senior dan bos kamu pasti sibuk ngurusin ini-itu, sehingga mereka sering nggak punya waktu untuk mengorientasi serta ngasih kamu kerjaan.

Trus, apa solusinya? Luangkan beberapa hari untuk observasi di kantor, sambil mempelajari ruang lingkup pekerjaan serta tanggung jawab kamu. Kemudian coba proaktif tawarkan bantuan kamu ke para senior atau bos. Semakin cepat kamu proaktif, semakin baik.

Sejujurnya, nih, sebagian besar orang di kantor menganggap anak baru, tuh, ngerepotin, karena harus diajarin ini-itu. Makanya jangan jadi si anak bawang yang pasif dan nggak punya inisiatif, ya. Jadilah si anak baru yang proaktif berkontribusi. And do it immediately after you landed on your new job!

4. Habiskan lebih banyak waktu dengan orang, bukan gadget.

Jaman sekarang, kebanyakan orang sibuk dengan komputer atau gadget mereka seharian, tanpa banyak berinteraksi dengan manusia lain di kantor.

Coba, deh, lebih sering tinggalin laptop dan gadget kamu, lalu berinteraksi dengan orang-orang di kantor kamu. Entah untuk sekedar ngobrol ringan ataupun diskusi soal pekerjaan. Dengan catatan, pekerjaan kamu di komputer udah beres, yaa…

Pegawai fresh graduate yang cepat sukses adalah mereka yang punya kemampuan interaksi dan bersosial yang bagus. Senang, lho, ngeliat anak baru yang mau nggak ansos, mau bersosialisasi dan proaktif tanya ini-itu. Lagipula, kalau kamu rutin nanya-nanya—asalkan nanyanya pake manner dan nggak gengges, ya—berarti kamu peduli dan mau belajar.  Nambah lagi, deh, nilai plus kamu!

5. Agar sukses dilirik HRD, kamu butuh pengalaman kerja saat masih kuliah atau minimal pernah ikut berbagai organisasi.

Kalau status kamu adalah fresh graduate, belum punya pengalaman kerja, belum pernah magang, plus nggak pernah ikutan organisasi apapun, wah… good luck, deh. Berarti modal kerja kamu cuma ijasah dan teori-teori pelajaran selama kuliah, yang belum tentu membantu kamu di dunia kerja.

Saya lebih senang merekrut fresh graduate yang punya pengalaman kerja saat masih kuliah, walaupun cuma sekedar jadi pelayan restoran atau volunteer di sebuah EO, dibandingkan merekrut seseorang yang belum pernah kerja sama sekali.

Kenapa? Soalnya, agar sukses, kita nggak bisa cuma punya hard-skills (skill yang bersifat teknis, misalnya kemampuan menggunakan berbagai software, kemampuan menghitung, dll). Kita juga harus punya soft-skills (skill yang bersifat intrapersonal, misalnya kemampuan kepemimpinan, berorganisasi, dll) yang oke.

“Tapi ‘kan saya udah pernah ikut seminar, ikutan les ini-itu, dan punya berbagai sertifikat workshop, Kak!”

Maaf-maaf aja, nih. Tetapi seminar dan workshop hanya menambah wawasan, tetapi nggak menambah ketrampilan kamu.

Nah, fresh graduates yang sudah pernah kerja atau ikut banyak organisasi berarti pernah merasakan kerja tim, paham cara berinteraksi, berdiplomasi dan menyelesaikan masalah. Hal-hal ini tentunya memperkaya soft-skills banget. Makanya mereka lebih diminati HRD.

Sayangnya, sekarang ini, kandidat yang punya skill teknis dan interpersonal sekaligus masih jarang.

Nggak heran, sekarang banyak perusahaan yang fokus mencari kandidat pegawai yang punya soft-skill bagus ketimbang hard-skill. Lah, kenapa? Soalnya soft-skill hanya bisa didapat dari pengalaman dan observasi, sementara hard-skill umumnya lebih gampang dipelajari.

Jadi kalau kamu masih kuliah dan belum pernah punya pengalaman kerja, go find one. Kerja sukarela pun nggak masalah. Ini soal cari pengalaman, bukan penghasilan. You’ll be rewarded and be thankful for yourself!

***

Punya tips atau pengalaman lain yang bisa berguna buat yang baru kerja? Share disini, yuk!

(sumber gambar: Attaineo, The Bramd Bite, WIC, Pwap.inc, Almhulttoday)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1