Kalau Kamu Punya Hati Sensitif, 5 Profesi Ini Kurang Cocok Untuk Kamu Tekuni

Siapa, sih, yang nggak berharap dapat profesi yang diidam-idamkan sejak lama? Yap! Semua orang pasti ingin mendapatkan profesi impian mereka. Akan tetapi, nggak semua orang bisa beruntung dan mendapatkan pekerjaan yang mereka dambakan bukan?

Apalagi, setiap profesi itu cocok cocokan, gaes. Maksudnya gini, profesi yang cocok di orang lain, belum tentu profesi cocok itu di kamu. Misal, teman kamu yang dari jurusan kuliah Ilmu Komunikasi, saat ini bekerja sebagai Public Relation alias Hubungan Masyarakat . Sedangkan, kamu lulusan dari jurusan kuliah Teknik Sipil, ingin bekerja sama seperti temanmu tadi. Tentu, profesi Public Relation kurang cocok bukan buat kamu, ‘kan?

Well, bukan nggak bisa, bisa-bisa saja kalau dipaksakan. Tapi balik lagi, ilmu dan  kemampuan yang kamu dapatkan selama menempuh di bangku kuliah, jelas berbeda. Maka dari itu, pekerjaan Public Relation bisa dibilang kurang cocok untuk mahasiswa lulusan dari Teknik Sipil.

Berbicara tentang profesi yang cocok coccokan, nih, gaes. Kalau kamu termasuk orang yang baperan alias sensitif alias lebih sering menggunakan hati. Lebih baik kamu pikir-pikir dulu sebelum bekerja di bidang berikut ini. Pasalnya, pekerjaan ini penuh dengan tekanan—baik dari pelanggan, atasan, target yang harus dicapai, bahkan banyak melibatkan emosi. Sedangkan, orang yang termasuk baperan, cenderung mengambil hati apa yang orang lain katakan, sehingga pekerjaan ini bisa bikin kamu bad mood hampir setiap saat.

Nah kira-kira profesi apa saja, ya, kurang cocok buat kamu orang yang baperan alias sensitif alias lebih sering menggunakan hati? Penasaran? Cekidot!

1. Admin Media Sosial

Tahukah kamu? Tugas Admin Media sosial itu nggak pernah jauh-jauh dari melayani pertanyaan dan juga keluhan pelanggan. Walaupun kelihatannya mereka 'cuma' duduk di depan komputer, tapi profesi ini sangat menguras emosi karena nggak jarang banyak customer a.k.a pelanggan yang menyampaikan keluhan, opini, kritik, dan lain-lain—dengan cara yang kasar dan nggak sopan.

Admin Media Sosial juga memegang posisi penting dalam menjaga nama baik perusahaan karena profesinya yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Sehingga, mereka harus ekstra sabar dalam menjawab semua keluhan pelanggan—yang terkadang seolah menyalahkan Admin Media Sosial atas kesalahan yang nggak dilakukan oleh si Admin Media Sosial itu sendiri.

Misalnya, ada keterlambatan pengiriman oleh jasa ekspedisi, status belanja yang belum berubah, dana refund yang belum cair, sampai protes terhadap hasil give away atau kuis pun jadi salah si Admin Media Sosial (padahal jurinya juga bukan si admin).

Maka dari itu, gaes, Admin Media Sosial harus punya hati yang kuat dan nggak baperan, supaya nggak sakit hati saat menghadapi kelakuan para pelanggan.

2. Sales

Seorang yang berprofesi sebgai Sales (baik itu Sales yang bekerja di lapangan maupun Sales indoor) sama-sama bekerja dengan target yang telah di tentukan oleh perusahaan. Well, menjual barang sesuai dengan target yang telah di tetapkan bukan hal yang mudah, disamping karena keadaan pasar yang sedang sepi, kadang produk pesaing yang lebih oke juga membuat para pelanggan justru melirik produk sebelah.

Selain itu, nggak jarang selama bekerja orang yang berprofesi sebagai Sales juga dapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari para pelanggan—seperti di caci maki oleh pelanggan yang merasa terganggu, kalau Sales-nya seorang wanita bisa digodain, bahkan pelanggan yang sengaja banyak tanya padahal nggak berniat untuk membeli pun ada, lho, gaes.

Walaupun begitu, dengan alasan profesionalitas, mereka nggak boleh menunjukkan emosi dan harus tetap bersikap ramah kepada calon pelanggan. Terkadang, kalau dalam satu hari barang/produk atau jasa yang mereka jual belum memenuhi target, mereka harus kerja lembur, hingga membeli sendiri barang yang mereka jual. Coba bayangin, gimana kalau para Sales ini hatinya terlalu sensitif? Bisa-bisa baru beberapa hari saja sudah dipecat sama perusahaan.

3. Telesales Asuransi

Kamu pernah mendapatkan telepon dari seseorang yang menawarkan asuransi?

Nah, mereka adalah orang yang berprofresi sebagai Telesales Asuransi. Profesi yang satu ini tugasnya memang menawarkan produk asuransi melalui telepon, gaes.

Well, kalau suatu saat nanti kamu mendapatkan telepon dari perusahaan asuransi di jam-jam sibukmu, jangan keburu emosi dan marah-marah dulu, ya. Kalau memang kamu nggak berminat, kamu bisa, kok, menolaknya secara baik-baik kemudian baru menutup teleponnya.

Sebab, dalam pekerjaannya mereka sudah sering sekali mendapatkan cacian dari pelanggan, kadang juga baru memperkenalkan diri, kemudian pelanggan langsung menutup teleponnya, terkadang mereka sudah menjelaskan panjang lebar tapi ternyata pelanggannya nggak tertarik ikut asuransi, kadang juga ada pelanggan yang iseng sengaja menyalakan teleponnya agar si Telesales Asuransi tetap bicara, tapi si penerima telepon malah nggak mendengarkan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Padahal, sama seperti Sales lainnya, Telesales Asuransi juga punya target yang harus dipenuhi. Jadi, kalau belum sesuai target dari perusahaan, sering kali mereka pun terpaksa kerja lembur demi memenuhi target harian mereka.

4. Call Center

Hampir sama dengan profesi Admin Media Sosial, Call Center juga bertugas melayani pertanyaan dan keluhan dari para pelanggan. Bedanya, seorang yang berprofresi sebagai Call Center diharuskan berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan melalui sambungan telepon dan harus bisa menjawab dan mengatasi keluhan pelanggan saat itu juga.

Sayangnya, para pelanggan sering nggak sadar sama tugas dari Call Center—yang sebenarnya malah membantu mengatasi segala keluhan mereka. Sehingga, membuat pelanggan sering melampiaskan kekesalan mereka pada call center untuk masalah yang sebenarnya nggak dibuat oleh call center atau bahkan kesalahan yang dibuat oleh para pelanggan itu sendiri.

Misalnya, Call Center yang bekekerja di perusahaan Wi-Fi. Pelanggan seringkali mengeluhkan sinyal yang jelek, koneksi internet yang putus-putus, koneksi Wi-Fi yang nggak bisa tersambung ke ponsel karena pelanggan lupa password, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tak jarang, dalam menyampaikan keluhan, pelanggan mengeluarkan kata-kata kasar yang nggak pantas diucapkan pada Call Center, malahan Call Center harus sering minta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh pelanggan dan menenangkan mereka bahwa segala masalah akan segera teratasi. Bahkan, beberapa perusahaan membuat peraturan agar Call Center nggak menutup sambungan telepon sebelum sang pelanggan sendiri yang menutup teleponnya.

Saking membuat stresnya jobdesk ini, banyak Call Center yang baru bekerja beberap hari kemudian memutuskan untuk resign saja. Sebab, seorang Call Center memang harus bisa menjaga mood dan menyembunyikan emosinya. Seorang Call Center harus lebih sabar dan punya hati yang legowo dalam mendengarkan segala keluhan pelanggan.

5. Account Officer

Mungkin selama ini kamu berpikir kerja di bank itu enak karena kerjaan mereka cuma berurusan dengan uang dan tiap bulan bisa dapat gaji yang besar. Mungkin memang benar, dengan kerja di bank, tiap hari kamu berurusan dengan uang dan bisa mendapat gaji yang besar. Tapi, pada kenyataanya, beban kerjaan mereka nggak cuma pegang uang saja. Mereka juga dituntut mencari pemasukan dana untuk bank tempat mereka bekerja.

For your information, Account Officer bisa disebut sebagai marketing-nya bank. Maka dari itu, mereka diharuskan mencari nasabah yang akan meminjam uang pada bank di tempat si account officer itu sendiri bekerja. Dan sama seperti Sales, mereka juga punya target yang harus dipenuhi dan jumlahnya juga nggak sedikit.

Selain itu, gaji yang didapatkan oleh seorang Account Officer pun bergantung pada performa kerja mereka. Account Officer harus pandai merayu dan menyusun strategi agar orang lain mau jadi nasabah mereka.

Sehingga, untuk menjadi seorang Account Officer kamu harus punya mental baja karena pasti akan banyak masalah. Di antaranya menghadapi penolakan-penolakan dari orang yang kamu anggap cocok jadi nasabah, drama ketika menagih nasabah yang pembayarannya macet, harus panas panasan atau ujan ujanan ketika mau bertemu nasabah/calon nasabah, target oriented, dan omelan dari bos saat kamu nggak bisa memenuhi target.

***

Sepertinya profesi yang berhubungan langsung dengan pelanggan memang banyak yang menguji kesabaran, ya, gaes. Nah, kalau kamu punya hati yang sensitif atau baperan, alangkah lebih baik kalau kamu pikir-pikir dulu, sebelum bekerja di bidang tersebut, deh—apalagi, kalau kerjanya sistem kontrak. Daripada nantinya kamu nggak betah dan kena penalti pas mau keluar, jadi, lebih baik nggak usah, ‘kan?

Tapi, kalau menurut saya pribadi, sih, profei-profesi di atas malah bisa melatih diri kamu supaya nggak baperan. Jadi, kalau kamu ingin melatih hatihmu menjadi lebih tangguh, ya, bisa dicoba terlebih dahulu. Tapi ingat, ya, nyoba-nya jangan main-main. Even kamu coba-coba, kamu harus tetap bertanggung jawab dengan pilihan profesi yang sudah kamu ambil.

Well, kalau menurut kamu sendiri gimana, gaes?

 

Baca juga:

 

(Sumber gambar: medium.com, cariduit.id, theplanet.net.sa, tyroga.com, pixabay.com, kathmandupost.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 3 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1