10 Cobaan Hidup yang Dialami Pengguna Behel

Berniat pakai behel karena kepengen langsingan atau kelihatan imut? Pikir baik-baik, wahai sodara-sodari! Soalnya memakai behel itu berarti kamu harus berkorban, harus memikul tanggung jawab ekstra, dan harus siap menghadapi 10 cobaan berikut ini:

1. Harus mengorbankan 2-4 gigi untuk dicabut. “Jadi nanti giginya dicabut, ya. Dua gigi atas, dua gigi bawah,” titah dokter gigi kamu. Hiks! Asal tahu aja, kalau kamu mau pasang behel, kemungkinan gigi kamu ada yang harus dicabut. Bukan karena gigi kamu berlubang atau rusak, lho. Gigi-gigi tersebut “dikorbankan” untuk memberikan lebih banyak “ruang” di gusi kamu, supaya gigi-gigi kamu bisa ditata.

Gimana, tuh, rasanya dua—bahkan empat—gigi kamu dicabut paksa? Tabahkan saja hatimu, nak! *puk-puk gigi geraham*

2. Harus rutin “nge-date” sama dokter gigi, minimal sebulan sekali. Kalau kamu pakai behel, otomatis harus sering-sering kontrol ke dokter gigi, paaaling jarang sebulan sekali. Wajib! Di sela-sela sibuk nugas, UAS, ko-as, sampe di tengah liburan pun, ke dokter gigi tetap wajib hukumnya. Nggak boleh kelewat!

“Kalau malas atau nggak sempat kontrol, di-skip aja bisa ‘kan, Kak?” Bisa… bisa lebih lama lagi jangka waktu pakai behelnya. Muahahaha! *ketawa miris*

youthmanual - kawat gigi

Jadi, bakal akrab banget dong, nih, sama dokter gigi? Akrab gilak. Malahan, hubunganmu sama dokter gigi bisa lebih “langgeng” daripada sama pacar, yaitu sekitar 2-4 tahun, bahkan lebih. Wih!

3. Harus tabah menjalani penyiksaan tarik karet dan kawat behel. Setiap kali kontrol ke dokter gigi, jangan pikir behel kamu cuma bakal dilihat-lihat doang. Tiap kontrol, kawat dan karet behel kamu akan dikencangkan, dan itu ngilunyaaa… luar biasa!

Banyak yang bilang, fase pasca kontrol ini, nih, yang bikin pemakai behel jadi kurus, akibat nggak napsu makan.

Tapi kalau menurut saya, sih, hal itu cuma mitos. Karena fase ngilu gigi tersebut palingan cuma berlangsung 1-2 hari. Selanjutnya, beuh, bales dendam! Makan melulu! Nyebelinnya, di saat kamu agak gemukan, jadi ada yang komen, “Kok lo pake behel, tapi malah tambah gendut, sih?” Idih!

Tapi yang paling apes, sih, kalau gigi lagi nyut-nyutan akibat behel baru ditarik, kamu tetap harus belajar untuk ujian atau menyelesaikan makalah yang deadline-nya BESOK. Arrrggh!

4. Makanan nyelip di behel. Ini dia, nih, masalah paling klise tapi paling bikin pasukan behel drop. Sehabis makan cokelat, nasi rames, burger atau mie ayam, pemakai behel pasti langsung was-was, dan jadi nggak mau ngomong atau buka mulut, karena khawatir ada sisa makanan nyelip di sela behel.

Paling bener, sih, pemakai behel bawa cermin dan sikat gigi ke mana-mana. Jadi setiap habis makan, bisa ngacir ngaca dan sikat gigi. Pertanyaannya, yakin kamu bakal segitu rajin dan sempetnya? Trus, masa sih, cowok mesti bawa kaca ke mana-mana juga?

Solusi standar lainnya adalah mengeluarkan makanan nyelip dengan… lidah! Yes, pengguna behel pasti sudah lihai mengeluarkan makanan nyelip dengan lidah (ewwww…!), walau kadang lidahnya suka ketusuk ujung kawat behel. Adawww!

5. Problem sariawan. Bagian dalam mulut atau lidah ketusuk ujung kawat behel, tuh, hal yang wesbiyasak bagi pemakai behel. Akibatnya, pemakai behel pun langganan sariawan. Hadeuuuh…

6. Sikat gigi jadi lebih rempong, lama, dan urgent. Bagi pemakai behel, rutinitas sesimpel sikat gigi jadi hal yang luar biyasa. Luar biyasa ngerepotin, maksudnya. Pertama, pemakai behel harus pakai sikat gigi khusus orthodontik, dengan harga yang “khusus” (ehem, mahal) pula. Malah biasanya, ada dua sikat yang harus dipakai—sikat untuk menyikat gigi, dan sikat untuk menyikat sela behel. Rempong!

youthmanual - behel

Kamu juga jadi mesti meluangkan waktu lebih lama dan lebih sering untuk sikat gigi. Kalau tadinya sikat gigi cuma makan waktu semenit, setelah pakai behel, kamu bisa sikat gigi sampai di atas lima menit. Trus, kalau orang lain bisa “skip” sikat gigi karena ketiduran atau lupa bawa sikat gigi, pemakai behel nggak bisa se-“fleksibel” itu. Dengan behel, gigi jadi gampang banget kotor, akibat makanan yang lebih mudah nyelip. Pengguna behel malah sangat dianjurkan untuk sikat gigi TIAP HABIS MAKAN. Males sikat gigi? Puasa aja, deh!

7. Dilema karet behel. Awal-awal berbehel, kamu mungkin masih excited untuk mengeksplorasi fashion karetnya yang beraneka warna dan bentuk. Tapi ujung-ujungnya, malah bikin dilema.

Misalnya, behel warna transparan, putih, atau kuning lama-lama bisa bikin gigi kamu kelihatan butek dan—maaf—jigongan. Behel warna merah? Kelihatan kayak cabe nyelip di gigi. Behel warna-warni? Bikin gigi jadi kayak ketumpahan meses. Trus, nggak semua warna karet behel cocok dengan muka kamu. Kalaupun cocok, kadang nggak matching sama penampilan.

Itu baru urusan karet behel yang regular. Belum lagi karet tambahan yang kadang dipasang di gigi tertentu, misalnya, di geraham bawah ke taring atas. Nah, karet ini gengges banget, karena bikin susah makan dan ngomong, plus mirip kayak iler. Ewwww!

8. Nggak maksimal difoto. Hasil foto para behelwan dan behelwati seringkali nggak kece, gara-gara behel di mulut. Kadang jadi seperti ada sinar dari gigi, atau gigi malah terkesan ompong. Padahal pose dan cengiran udah maksimal. Kzl!

9. Hasil perjuangan tak seindah impian. Akhirnya momen yang ditunggu-tunggu pun tiba… saatnya membuka behel! JENG! JENG! Eh, lho, kok hasilnya nggak kayak model iklan pasta gigi, sih?! Padahal harapannya ‘kan gigi jadi perfect dan kinclong kayak di TV!

Pada kenyataannya, tipe gigi orang, tuh, berbeda-beda. Setelah pakai behel, mungkin sebenarnya gigi kamu udah oke banget menurut standar kesehatan gigi, walaupun sama sekali nggak kelihatan kayak gigi model iklan.

Yang lebih bikin sakit hati adalah kalau ada yang komentar, “Hasil behel lo segitu doang? Kok gigi lo nggak berubah?”   

Sampai-sampai ada, lho, orang yang sengaja nggak mau lepas behel, gegara deg-degan menghadapi hasilnya. Ada juga orang yang nggak mau lepas behel karena nggak pede, akibat sudah terlalu biasa dengan behelnya.

10. Setelah behel dibuka, perjuangan belum selesai, shay! Fiuhhh, akhirnya masa pakai behel selesai. Aku bebaaaas…! Eh, siapa bilang? Setelah pakai behel, kamu tetap harus menjaga kondisi gigi kamu dengan retainer alias kawat gigi non-permanen. Itu lho, kawat yang bisa dilepas-pasang. Selama 1-2 bulan pertama setelah lepas behel, kamu harus pakai retainer sepanjang hari, setiap hari. Selanjutnya, cukup dipakai di malam hari.

Sampai berapa lama? Ada dokter yang merekomendasikan… SELAMANYA. Wh… whaaaat? Ada juga dokter yang merekomendasikan memakai retainer selama dua kali masa pakai behel. Jadi kalau kamu pakai behel selama tiga tahun, berarti kamu perlu pakai retainer selama minimal 6 tahun.

Kenapa? Karena gigi itu bisa bergerak, apalagi gigi yang habis ditarik-tarik kawat. Makanya, ada kasus mantan pemakai behel yang giginya balik berantakan lafi. Istilahnya, relapse. Alhasil, dia mesti pakai behel lagi. Contohnya saya sendiri, yang mengalami dua sesi pakai behel. Kalau diibaratkan kuliah, mungkin saya sudah lulus S2-nya perbehelan, ya. Capek, deh!

***

Percayalah, pakai behel itu lebih berat daripada pacaran jarak jauh. Butuh komitmen, pengorbanan, serta banyak cobaannya. So, jangan asal pake ya!

(sumber gambar: www.specialafternoon.com, braces-are-cool.tumblr.com, www.dentalplans.com, wikihow.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 1 bulan yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1