5 Tips Negosiasi dari Ivanka Trump, Putri Calon President Amerika Serikat yang Kontroversial
- May 20, 2016
- Dian Ismarani
Saya percaya bahwa generasi Milenial harus jago negosiasi. Kenapa? Karena sekarang ini, anak muda harus makin mandiri dalam membuat keputusan dalam hidup, dan untuk membuat keputusan-keputusan itu, kamu pasti harus bernegosiasi, sadar maupun enggak.
Misalnya, untuk menentukan mau kuliah di mana, kamu harus negosiasi sama orang tua, dong? Dan untuk menentukan mau balikan atau move on, kamu juga negosiasi sama mantan ‘kan #eaaa
Nah, kali ini, saya mau merangkum tips bernegosiasi dari Ivanka Trump, putri Donald Trump, salah satu kandidat Presiden Amerika Serikat yang kontroversial banget. Meskipun sang ayah banyak dihujat di media sosial, Ivanka tetap woles dan bilang bahwa nggak ada satu orang pun yang bisa bernegosiasi soal keputusan politiknya. Ivanka mendukung sang ayah, tapi nggak takut mengkritik kalau ayahnya melakukan sesuatu yang kurang sejalan sama pemikirannya.
Ivanka sendiri adalah Executive Vice President of Development and Acquisitions dari Trump Organization milik ayahnya, sekaligus founder dan CEO dari Ivanka Trump Collection serta #WomenWhoWork.
Kalau kata Ivanka, negosiasi adalah bagian dari kehidupannya sehari-hari, jadi, yuk, simak tips-tips negosiasi dari do’i!
1. Tetapkan goals kamu
Sebelum bernegosiasi, langkah paling pertama dan paling penting adalah mengetahui adalah goal alias tujuan kamu. The more you know (your goal), the stronger your position.
Banyak orang yang bernegosiasi—bahkan sampai berdebat—tapi sebenarnya nggak tahu apa rencana dan tujuan utama mereka. Akibatnya, negosiasinya jadi “ngawang-ngawang” dan nggak mencapai hasil yang maksimal.
Sebagai contoh, kalau kamu mau nawar harga baju di pasar, sebelumnya kamu harus menentukan dulu, harga terendah dan tertinggi buatmu. Misalnya, kamu cuma mau beli baju tersebut, kalau kisaran harganya masih di antara Rp30,000 sampai Rp50,000.
Tentunya, menentukan goal harus dimulai dengan research yang matang ya, gaes. Cari dulu informasi sebanyak-banyaknya, sebagai “amunisi” kamu dalam menentukan goal.
2. Pikir jangka panjang
Ketika kamu sudah menentukan goals kamu, kamu harus paham bahwa negosiasi adalah awal dari hubungan jangka panjang. Jadi, menurut Ivanka, jangan sampai hubungannya “rusak” dan bikin salah satu pihak nggak nyaman. Kayak pas kamu mau mulai pacaran, kamu ‘kan pasti memikirkan, kira-kira hubungan pacarannya mau dibawa ke mana, nih?
Dan perlu diingat, negosiasi yang baik haruslah bisa menguntungkan kedua belah pihak, jadi kamu jangan selalu ngotot kepengen “menang banyak” dalam sebuah kesepakatan.
3. Bernegosiasilah secara langsung
Negosiasi adalah seni tawar menawar. Untuk bisa tawar menawar, kamu harus bisa meyakinkan lawan bicara. Nah, kalau kamu melakukan negosasi dengan langsung—nggak lewat email, telpon, apalagi chat—kamu jadi bisa membaca gerak tubuh lawan bicara kamu. Misalnya, kalau kamu mengajukan sesuatu, kamu bisa lihat, apakah reaksi mereka nunjukin keraguan, atau justru happy banget.
Menurut Ivanka, bahasa tubuh berperan 93% dalam bernegosiasi. Jadi, berusahalah untuk menampilkan diri kamu yang terbaik. Jangan duduk dengan gelisah, sambil gigit-gigit kuku, goyang-goyang kaki, ketuk-ketuk jari, dan melakukan gestur-gestur lain yang menunjukkan bahwa kamu frustasi, meskipun negosiasinya nggak berjalan sesuai keinginan kamu.
Apapun yang terjadi, duduklah dengan tegak, ambil nafas dalam, dan tetap tenang.
4. Lebih banyak mendengar daripada berbicara
Salah satu hal yang akan bikin negosiasimu berhasil adalah kalau kamu paham prioritas lawan bicara kamu. Itulah kenapa, mendengarkan, tuh, lebih penting mendengarkan daripada bicara. Jadi jangan salah! Bernegosiasi, tuh, bukan berarti kamu harus ngemeeeeng terus, apalagi sampai memotong pembicaraan lawan bicara kamu.
Negosiator andal biasanya tahu, kapan dia harus diam, kapan dia harus berbicara. Kalau kamu tahu apa yang diinginkan lawan bicara kamu, kamu bisa mengantisipasi hasil yang nggak diinginkan, akibat salah bicara atau salah nawar.
5. Siapkan mental untuk nggak sepakat
Kalau ternyata negosiasi kamu berjalan alot, atau malah nggak sesuai seperti yang kamu harapkan, kamu harus punya jiwa besar untuk nggak sepakat. Kalau mengalami situasi itu, Ivanka biasanya bilang, “We’re obviously not on the same page. Let’s take a day or two to think about things and then reconnect,” Mendingan cooling down dulu, gaes, baru mulai lagi. Atau mundur perlahan aja, kalau negosiasinya berasa nggak bakal ada ujungnya. Janganu buang waktu dan tenaga, lah.
Kalau nggak tercipta kesepakatan, bukan berarti negosiasi kamu gagal, kok. At least, kamu jadi tahu, kapan kamu harus mempertahankan argumen, kapan harus mengalah.
Selamat bernegosiasi! Semoga semua pihak puas, yaaa…
*diolah dari berbagai sumber
(Sumber foto: aldeaconsulting.ro, elusivelife.net, cincinkyrealestate.com, business2community.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus