Bagaimana, Sih, Cara Orang Cerdas Menyelesaikan Konflik dengan Orang Lain?
- Aug 20, 2016
- Dian Ismarani
Dalam menjalani masa muda, pastinya ada banyak hal menyebalkan yang “mampir” di hidup kita. Salah satunya adalah berantem dengan orang lain. Kadang, terlibat konflik penuh drama memang sulit dihindari, dan konflik penuh drama biasanya bermula dari perbedaan pendapat.
Menurut para psikolog dan entrepreneurs di Inc.co, ada dua cara menyelesaikan masalah yang kita alami dalam hidup.
Pertama, adalah to react alias memberikan reaksi. Kalau kamu memutuskan untuk bereaksi terhadap masalah yang kamu alami, berarti kamu memilih untuk “berperang” dengan orang yang terlibat konflik dengan kamu.
Misalnya, kamu berselisih pendapat dengan si A. Eh, kemudian kamu jadi ngambek dan nggak bertegur sapa selama berhari-hari dengan si A, ngomongin masalah ini di belakang si A, serta menghasut teman-teman lain untuk memusuhi A.
Nah, cara ini menunjukkan kalau kamu kurang cerdas dalam menyelesaikan konflik dengan orang lain. Kalau kamu beraksi begini, konflik malah jadi akan lebih besar, dan orang yang terlibat juga jadi lebih banyak.
Cara kedua adalah cara yang banyak dipilih oleh orang cerdas yaitu to respond atau memberi respon. Kalau kamu memutuskan untuk memberi respon terhadap suatu masalah yang kamu alami, kamu akan mengkomunikasikan masalah kamu langsung dengan orang yang terlibat konflik.
Sebelum berkomunikasi, sebaiknya kamu:
a. Bersabar
Bersabar artinya memberikan ruang di kepala kamu terhadap masalah yang sedang kamu hadapi. Kalau sedang terlibat masalah, jangan langsung berbicara dengan orang yang terlibat konflik dengan kamu, sob. Tujuannya supaya kamu nggak bicara dalam keadaan emosi dan meledak-ledak.
c. Merendahkan hati
Merendahkan hati artinya memberikan ruang di hati kamu untuk mendengar penjelasan orang yang terlibat konflik sama kamu. Nggak perlu, lah, ngotot mencari tahu siapa yang benar atau salah, tapi carilah solusi dari permasalahan kalian.
d. Kesadaran diri
Lihatlah permasalahan yang sedang kamu hadapi secara keseluruhan. Jangan benci orang yang terlibat konflik denganmu, tapi bencilah masalahnya. Bayangin aja kalau kamu bertukar posisi dengan orang yang terlibat konflik dengan kamu. Atau bayangkan kalau kamu memilih untuk beraksi, yang rugi nanti siapa aja?
Tentunya kalau konflik kamu menjadi besar, yang paling rugi adalah kamu sendiri, karena waktu dan tenaga kamu terbuang-buang percuma.
"Kalau kamu nggak bisa menunjukkan kecerdasan emosional, nggak bisa menahan emosi, dan nggak bisa mengelola sisi negatif, maka kamu nggak akan pernah punya hubungan yang efektif dengan siapapun.
Kalau kamu nggak mampu berempati dengan orang lain, nggak peduli seberapa pintar atau tinggi status sosial yang kamu sandang, kamu akan selalu dianggap bodoh.” - Daniel Goleman, ahli kecerdasan emotional
#JLEB
Remember smart people is respond, not react.
(Sumber gambar: parentsavvy.com, sagetherapycenter.com, tumblr.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus