Daftar Pengeluaran yang Bisa Kamu Kurangi Untuk Ditabung

Walau belum bekerja dan punya penghasilan sendiri, pelajar, dan mahasiswa perlu mulai menabung. Caranya dengan mengulik mana saja pengeluaran yang bisa dihemat atau diganti, sehingga uangnya bisa masuk ke pos tabungan. Yuk, cek budget yang mungkin kamu potong berikut ini.

1. Pulsa hape dan internet.

Manfaatkan kuota internet gratis untuk pelajar dan mahasiswa, free wifi (asal jangan colongan dari tetangga, plis), hingga beli paket yang lebih irit (patungan sama kakak dan adik).

2. Aplikasi pesanan makanan online.

Apalagi buat kamu yang banyak mau makan ini itu, dan suka mencoba camilan hits terbaru. Puasa dulu deh, jajannya. Apalagi kamu banyak beraktivitas di dalam rumah. Kurangi membeli dan mulai makan makanan rumah. Atau, berkresi memasak sendiri. Bisa lebih sehat, nikmat, dan dijamin hemat.

3. Beli kopsu, bobba, dan minuman sejenisnya.

Karena kebiasaan, kayaknya nggak afdol kalau nggak ngopi/jajan minuman. Enak dan nggak mahal pula! Memang sih, harganya mungkin nggak seberapa, tapi kalau sering beli, pengeluarannya pasti menumpuk. Daripada buang 15 ribu sehari buat beli minuman, lebih baik ngeteh/ngopi/atau bikin juz sendiri. 

4. Belanja pakaian dan perlengkapannya.

Rapikan lemari, supaya kamu bisa tahu sebanyak apa pakaian yng kamu miliki. Kalau nggak butuh-butuh amat, nggak usahlah belanja. Kamu bisa mix n match pakaian yang ada, atau pakai metode kapsul.

Metode kapsul untuk mengatur pakaian atau “the capsule wardrobe” adalah dengan memilih hanya 37 baju (sekaligus perlengkapannya) di dalam lemari. Ini di luar baju rumah dan baju tidur, ya. Trus hanya memakai koleksi tersegbut selama 3 bulan, tanpa membeli yang baru. Lemari lebih rapi, dan uangnya bisa ditabung.

5. Beralih ke produk lokal.

Mungkin selama ini kamu punya produk perawatan, makeup, peralatan seputar hobi, `camilan yang merupakan barang impor. Saatnya kamu berganti ke produk dalam negeri berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.

6. Traveling.

Di situasi pandemi seperti ini, kurang bijak rasaya jika kamu malah berpergian untuk liburan. Untuk relaksasi dan hiburan, kamu bisa cari alternatif kegiatan yang lebih aman bagi kesehatan dan kantong. Misalnya, piknik di halaman rumah.

7. Belanja impulsif karena ada diskon, padahal ngak membutuhkan.

Mulai sekarang, pertimbangkan dengn baik sebelum membeli; Apakah kamu bener-bener perlu barang tersebut atau sekadar laper mata atau bernafsu ingin memiliki?

8. Kado mahal untuk orang tersayang.

Nggak harus mahal, yang terpenting adalah perhatiannya.

9. Beli buku pelajaran, ngeprint, dan fotokopi materi.

Jika memang bisa serba soft copy, mengapa tidak? Lebih ramah lingkungan pula. Untuk sebagian buku yang butuh hard copy dan perlengkapan bisa kamu pinjam atau beli dari senior dengan harga yang lebih murah.

10. Barang secondhand.

Untuk barang tertentu, kamu nggak harus membeli yang baru. Misalnya gadget, perlengkapan kamar, tas, peralatan kuliah, buku, dan lainnya. Tapi memang harus teliti jika membeli barang preloved/secondhand/bekas pakai.

***

Walau mengirit, ada satu hal sih yang nggak boleh kamu tinggalkan, yaitu berbagi. Kalau ada uang lebih, kamu juga perlu berbagi dengan orang yang membutuhkan, dimulai dari orang terdekat, seperti teman atau kerabat yang kesulitan hingga korban bencana. Sumbangan pun nggak melulu berupa uang. Bisa juga dengan pakaian dan perlengkapan layak pakai, buku, dan lainnya. Percaya deh, berbagi nggak mengurangi rezeki. Malah, bikin kamu makin berkah.

Nah, setelah berhasil mengatur keuangan dan berhemat, kamu bisa tuh sedikit demi sedikit nabung. Nabungnya jangan di dompet atau celengan di kamar, ya. Selain kurang aman, kamu juga jadi gampang tergoda untuk memakainya.

Sudah saatnya kamu punya tabungan sendiri di bank. Jangan khawatir, uangmu aman dijamin oleh LPS, Lembaga Penjamin Simpanan yang bertugas untuk menjamin simpanan nasabah di bank. Gimana dong seandainya banknya merugi, bangkrut, bahkan tutup atau di cabut izin usahanya? Tidak perlu khawatir, kamu cukup memenuhi syarat 3T LPS dan uangmu aman terjamin, nggak bakal hilang.

Latar belakang terbentuknya LPS sendiri adalah karena krisis moneter di tahun 1998. Kala itu, sekitar 16 bank dilikuidasi. Hal ini mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan hilang. Akhirnya pemerintah pun menyusun beberapa kebijakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Salah satunya adalah membentuk LPS sebagai penjamin dana masyarakat di bank.

 

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 13 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1