Anak Magang Andalan Gue! – Inilah Anak Magang Incaran Perusahaan yang Patut Kamu Contoh
- Oct 23, 2017
- Fatimah Ibtisam
Beberapa waktu lalu, Youthmanual memaparkan kelakuan kids jaman now di dunia kerja yang banyak dikeluhkan para bos dan senior. Biar adil, kita juga mengangkat anak magang masa kini yang kinerja dan attitude-nya oke banget, sehingga jadi andalan perusahaan tempat ia bekerja. Nah, yang kayak begini perlu banget dijadikan pelajaran dan pemacu semangat. Biar saat magang/bekerja nanti, kamu bisa sebaik mereka, atau bahkan lebih!
So, menurut para senior dan bos: "Anak magang andalan gue…"
Suci Nuzleni Qadarsih, Produser Metro TV
“Ada anak magang yang gue rekomendasikan supaya diangkat jadi Production Assistant. Dia sangat bisa diandalkan dan hasil kerjanya menunjukkan bahwa dia sudah pantas menjadi PA.
Dia bekerja sesuai instruksi, bertanggung jawab, kadang berinisiatif mengusulkan sesuatu, dan yang paling gue sukai adalah attitude-nya. Terlihat banget bahwa dia mau bekerja.
Jika diberi tugas, dia sigap serta nggak menunda-nunda. Si anak magang itu juga nggak sungkan untuk bertanya, bahkan dia sampai menanyakan soal bagaimana cara menelpon narasumber dengan benar. Memang sih, tugas menelpon kesannya. sepele. Namun menurut gue, apa yang dia lakukan bagus, karena walaupun masih anak magang, dia menjadi representasi perusahaan. ”
Fajri Pradana Putra, Board Support Pertamina
“Di tempat gue bekerja, ada anak magang yang awalnya kurang pede dan cenderung pendiam. Karena pekerjaan di divisi gue sangat dinamis, jadi anak magang itu jarang dikasih assignment, dan malah dianggurin. Gue mencoba kasih dia tugas untuk merapikan presentasi direksi. Amazingly, hasilnya lumayan oke, dan dia pun mulai banyak bertanya.
Karena kemampuan teknisnya lumayan, gue makin sering ajak si anak magang ini untuk bantuin pekerjaan gue. Selain itu, karena attitude-nya juga oke, dia juga gue ajak dalam meeting dengan divisi dan institusi lain, supaya networking-nya meluas. Sebab gue merasa dia nggak bakal malu-maluin gue dengan kelakukan macam 'anak jaman now'.
Soal attitude, pertama, dia punya sopan santun. Dia bisa diterima oleh banyak orang di kantor yang banyak di antaranya pekerja senior (berumur 50an),
Kedua, dia mandiri. Sebagai orang Sidoarjo (mahasiswa Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember) dia harus kos dan struggling di Jakarta dengan hanya mengandalkan upahnya sebagai intern, tanpa bantuan orang tua.
Ketiga, dia tau bagaimana menyampaikan pesan dengan efektif. Selayaknya anak muda zaman sekarang, si anak magang di kantor gue itu open minded dan penasaran untuk mempelajari berbagai hal. Namun di sisi lain, dia juga tahu gimana komunikasi yang tepat dan bagaimana menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya.
Karena sering banget gue ajak (kerja bareng), rekan kantor yang lain juga mulai pede untuk memberikan tugas ke si anak magang. Akhirnya dia bisa terlibat dalam tim dan malah jadi anak (pekerja) kesayangan di divisi gue.”
Miranti, co-founder Living Loving
“Waktu itu, sempat ada yang magang selama 3 bulan. Dia adalah anak muda yang sifatnya nggak kayak kebanyakan (stereotipe) anak zaman sekarang. Dia pintar, sigap, dan attention to details-nya bagus. Dia juga fast learner dan hasil pekerjaannya baik. Trus, kalau kirim email, kalimat pembukanya enak. IPK-nya juga lumayan. Hanya satu kekurangannya, suka telat sampai ke kantor.
Ternyata, sejak kuliah dia sudah terbiasa mandiri dan sudah berpikiran dewasa. Dia juga memandang pekerjaan/magang yang ia lakukan sebagai sesuatu yang penting dan serius. Jadi kerjanya nggak main-main."
Fransiska Soraya, Managing Editor Digital Media GADIS
“Salah satu anak magang yang paling berkesan adalah mahasiswa dari London School of Public Relations . Anaknya kelihatan "niat" magang dan suka belajar.
Waktu awal di-briefing mengenai rules dan iklim kerja di kantor, dia benar-benar mengerti. Bukan tipe anak magang yang bilang “Iya-iya” aja, tapi ujung-ujungnya nanya melulu! Alhasil, si anak magang ini nggak butuh lama untuk beradaptasi. Dalam hitungan minggu, dia sudah bisa menjalankan tanggung jawab layaknya reporter tetap.
Tulisannya juga nggak perlu banyak diedit (sudah baik), dia bisa membantu mengerjakan event, dan sikapnya nggak menyebalkan. Akhirnya, setelah selesai magang, dia didekati untuk diajak bekerja.
Ada juga anak magang dari kampus di Yogyakarta. Waktu awal masuk performanya nggak stunning, biasa-biasa aja. Tulisannya juga masih muter-muter. Tapi ternyata, dia nggak malas dan pantang menyerah. Setelah aku memberikan evaluasi tentang kinerjanya (yang biasa-biasa aja itu), dia mau memperbaiki diri.
Yang bikin senang, perbaikan si anak magang itu terlihat banget. Jika sebelumnya dia sering memberikan ide standar dan cenderung boring, setelah dievaluasi si anak magang memberikan ide-ide unik, fresh, dan menarik.
Kelihatan juga progress kualitas tulisannya. Attitude dan inisiatif anak ini juga bagus. Nggak pernah menolak saat dikasih tugas. Jika nggak bisa masuk, dia akan mengabari dan itu pun jarang banget terjadi. Si anak magang akhirnya menjadi kontributor kami di Yogyakarta."
Shanti Nurfianti Andin, Head of Product and Research Youthmanual
“Kebetulan, aku baru saja bekerja sama dengan anak magang dari jurusan Psikologi Universitas Indonesia yang kinerjanya oke. Poin utamanya adalah, mereka semua mau belajar dan siap ngerjain berbagai tugas di luar ekspektasi.
Trus, ada anak magang yang inisiatifnya bagus, selalu mau membantu teman, dan empati dengan yang lain. Contoh simpelnya ketika ia memikirkan pembagian uang transport untuk temannya. Ia mengusulkan bahwa salah satu anak magang yang mobilnya sering dipakai untuk keperluan kantor diberikan uang transport lebih dibandingkan dirinya dan anak magang yang lain.
Ada juga anak magang yang membagikan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya ke aku dan temen-temen lain, sehingga membantu pekerjaan kami di kantor. Ilmu tersebut ia peroleh dari kampus serta pengalaman magang sebelumnya.”
Meinar R. Siagian, Corporate Learning Head Cigna Indonesia
“Kriteria anak magang yang oke menurutku dan teman-teman human resources adalah:
1. Punya inisiatif tinggi, termasuk berani bertanya apabila ada yang kurang jelas.
2. Mau berbaur sama teman kerja yang lain. Nggak cuma dengan tim atau atasannya.
3. Menawarkan diri untuk mengerjakan tugas lain, saat tugas yg diberikan sudah selesai.
4. Sepele tapi penting: Happy spirit! Menunjukkan sikap positif, terutama kalau dikasih tugas mendadak.
Baru-baru ini, ada anak magang yang memenuhi kriteria di atas, sampai setelah magang 3 bulan, ia diberikan kontrak kerja. Soal kualitas kerjanya, kadang masih ada yang salah, sih. Tapi itu semua bisa ditingkatkan dan diberikan feedback. Nah, attitude-nya (4 poin di atas) lah yang jarang ada.
Dari 4 poin yang disebutkan di atas, yang paling penting dimiliki anak magang adalah nomor satu, yaitu inisiatif. Soalnya, aku juga menemukan anak magang yang minim inisiatif.
Anak magang yang bisa diandalkan akhirnya banyak yang dijadikan karyawan, karena kami (Cigna Indonesia) memang mendahulukan potensi dari dalam.”
(sumber gambar: findyourcontext.education, venture.com, theworkedit.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus