Kenalan Sama Para Pahlawan Muda dan Penemuan Uniknya
- Nov 10, 2015
- Dian Ismarani
Selamat Hari Pahlawan Nasional! Kamu tahu dong, ya, tiap tanggal 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang Pertempuran Surabaya.
Pertempuran Surabaya adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini adalah pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia, sampai jadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Kebayang, deh, gimana pahlawan-pahlawan kita dulu angkat senjata ke medan perang, mengorbankan nyawa dan harta demi kemerdekaan kita rasakan sekarang.
Di era modern ini, konsep kepahlawanan pastinya sudah bergeser, ya, gaes. Seseorang bisa disebut pahlawan kalau mampu membawa dampak baik bagi masyarakat, di bidang apapun.
Menurut Youthmanual, pahlawan di era modern ini adalah para volunteer yang rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk mencapai tujuan bersama, para Tenaga Kerja Indonesia yang menyumbang devisa besar sekali untuk negara, para atlet yang bikin harum nama bangsa, para guru yang mencerdaskan bangsa tanpa lelah, dan para ilmuwan yang giat menggarap sains demi kehidupan banyak orang.
Nah, kali ini Youthmanual mau ngobrolin soal para pahlawan yang terakhir itu—ilmuwan muda dan penemuan unik mereka!
Air Laut Jadi BBM
Tau nggak, sih, ada empat mahasiswa Universitas Brawijaya Malang mencoba menciptakan bahan bakar alternatif dengan bahan dasar air laut! Seru, deh.
Ari Dwi Saputro, Prehardi Suryo Prasetyo, Nur Aulya Fauzia dan Muhammad Irfan adalah empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian yang menciptakan alat alternatif energi gas hidrogen air laut atau yang disingkat sebagai… ANTI GALAU *bingung antara mau ngakak atau kagum*
Alat ini merupakan alat elektrolisis air laut untuk menghasilkan gas hidrogen.
Jangan ngantuk, ya, tapi Youthmanual mau menerangkan sedikit tentang proses pembuatan gas hidrogen dari air laut ini:
Elektrolisis adalah proses pemecahan air menjadi ion H+ dan ion OH-. Nah, proses konversi gas hidrogen dari air ini bisa memanfaatkan air laut, karena karena memiliki kadar Na+ dan Cl- yang relatif tinggi, sehingga proses menghasilkan gas hidrogen dapat berlangsung maksimal.
Walaupun masih dalam tahap perkembangan, diharapkan Anti Galau bisa jadi alternatif yang inovatif dalam mengatasi krisis energi di Indonesia.
Pokoknya, antigalau, lah!
Helm Anti Ngantuk
Sementara di Universitas Surabaya (Ubaya), Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan menciptakan Androsys (Anti-Drowsing System) alias helm anti ngantuk.
Ide awal membuat helm anti ngantuk, kata Kristiawan, muncul setelah ia membaca berita mengenai tingginya angka kecelakaan sepeda motor pada mudik Lebaran. Kebetulan waktu itu mereka lagi menggarap tugas pada mata kuliah Design Project, jadi akhirnya mereka serius merancang helm anti ngantuk tersebut.
Sekilas, bentuk helm ini kayak sama aja dengan pelindung kepala pada umumnya. Nah, bedanya, helm ini punya Sensor ini berfungsi mendeteksi denyut nadi.
Normalnya, denyut nadi seseorang berada pada kisaran 80 denyut per menit. Kalau jumlah denyut yang tertangkap sensor helm ini nggak sampai 80 denyut per menit, sensor akan mengirimkan sinyal ke dua vibrator yang terletak di daerah ubun-ubun helm. Getarannya nggak kenceng-kenceng banget, sih, tapi cukup bikin pengendara motor kembali “melek”.
Berkat inovasi ini, Kristiawan dan Ricky meraih medali emas di International Invention, Innovation and Design di Universiti Teknologi Mara (UiTM), Malaysia pada Agustus 2014 lalu. Ngalahin 112 peserta dari negara-negara lainnya! *tepuk tangan*
Bra Penampung ASI
Untuk menolong ibu-ibu menyusui, seseorang pelajar bernama Devika Asmi Pandanwangi membuat bra penampung ASI. Wow!
Jadi, bra ini sebenarnya adalah bra biasa yang dimodifikasi. Bra penampung ASI ini punya dua cup silikon yang terhubung dengan selang kecil. Selang ini terhubung ke sebuah kantong alumunium foil untuk menyimpan ASI. Kantong ASI diletakkan di bagian perut pemakai, supaya suhunya selalu sama dengan suhu badan, sehingga ASI terus aman dan higienis.
Rompi Anti Peluru dari Sabut Kelapa
Sabut kelapa yang umumnya dianggap sampah ternyata bisa disulap jadi rompi anti peluru oleh dua orang pelajar SMA asal Semarang, Aristio Kevin Ardyaneira Pratama dan M. Iqbal Fauzi. Mereka memproses sabut kelapa serta fiber menjadi jadi rompi anti peluru yang tahan dari tembakan dan senjata tajam.
Sekarang rompi anti peluru ini masih disempurnakan agar bisa tahan tembakan senjata laras panjang juga. Temuan Aristio dan Iqbal ini sudah memenangkan medali perak di International Science Project Olympiad, lho!
Harapan mereka, rompi anti peluru sabut kelapa ini bisa diproduksi masal agar dapat digunakan oleh TNI serta Polri. Amin!
Sepatu Anti Pelecehan Seksual
Diciptakan oleh Hibar Syahrul Gafur, seseorang pelajar dari SMPN 1 Bogor, inspirasi sepatu anti pelecehan seksual ini muncul karena Hibar prihatin dengan banyaknya masalah pelecehan seksual di jalanan.
Maka Hibar pun menciptakan sepatu anti pelecehan seksual yang dilengkapi dengan baterei dan dua tembaga di sol sisi depan sepatu.
Baterai-baterai ini bakal mengalirkan listrik bertegangan 450 volt, sehingga pengguna sepatu cukup menyentuhkan sepatunya ke pelaku, maka pelaku bakal kesetrum! Temuan Hibar ini pun menarik perhatian banyak orang, khususnya para perempuan
Detektor Telur Busuk
Pelajar SMA Taruna Nusantara Magelang, Antonius Wisnu, sukses membuat detektor telur busuk yang dilengkapi sensor serta kalibrator. Detektor ini simpel banget, karena bentuknya hanya seperti senter biasa.
Cara pakainya, telur disinari dengan senter ini. Apabila sinarnya dapat menembus telur, lampu yang nyala bakal berwarna hijau. Ini berarti telur aman dikonsumsi. Sedangkan kalau sinar senternya nggak bisa menembus telur, lampu bakal berwarna merah dan senternya akan mengeluarkan bunyi. Tandanya, telur itu busuk. Simpel tapi pinter nggak, sih?
Alhasil, temuan Wisnu ini banyak diincar penggiat industri yang tertarik membeli hak cipta temuannya.
Pengharum Ruangan dari Kotoran Sapi
Dua siswi SMA Muhammadiyah Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti, sukses memanfaat kotoran sapi jadi pengharum ruangan yang ramah lingkungan. Pengharum ruangan ini disebutkan ramah lingkungan karena bebas dari aerosol.
Cara membuatnya, kotoran sapi difermentasi sepanjang tiga hari, lalu diekstraksi serta digabung dengan air kelapa, kemudian disuling untuk menyingkirkan kotorannya. Setelah ditambahi aroma alami tumbuh-tumbuhan, produk ini jadi, deh!
Produk ini sukses meraih juara pertama tingkat nasional pada ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2013, lho. Widih!
Biaya untuk memproduksi penemuan ini juga murah banget! Cukup dengan Rp21,000, kita sudah bisa menghasilkan pengharum ruangan kemasan berisi 225 mililiter.
(sumber foto: Kompasiana, Okezone, Tempo, Liputan6, Educare, Ytimg, Blogspot, Klikbekasi)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus